Tenth

4.4K 632 308
                                    

"Akhirnya aku bertemu secara langsung dengamu, [Name]"

___________________________________

[Name] POV

Suara itu....

   Jantungku berdegup 2x lebih cepat mendapati atensi seorang berambut semi keriting bertopi Fedora itu tengah menatapku dengan seringaiannya.

Sensor panikku seakan berlomba-lomba menyuruhku untuk kebur dari sana. Tapi, tubuhku terpaku ditempat masih terbelalak terkejut.

Aku melirik arah Yoriichi-san yang tampak panik.

"Maaf aku tak bisa membantumu, [Name] aku hanya roh dan aku tak bisa menggunakan jurus pernafasan saat ini karena sang Kematian menyegel kekuatanku" jelas nya sambil berekspresi panik.

"ia menyegel kekuatanku karena aku melanggar perjanjian saat menyelamatkanmu tempo hari"

Oh yang benar saja...

 
Author POV

    Yoriichi hanya diberi kesempatan oleh sang Kematian untuk membantu secara lisan bukan dengan kekuatan. Karena ia menggunakan kekuatan nya tempo hari untuk membantu membasmi iblis pengendali mimpi, sang Kematian pun menyegel kekuatan nya.

[Name] terdiam menatap Muzan.

   Ia tau jika ia melawan ia akan kalah telak. Saat ini dia hanya bisa diam dan memikirkan rencana sambil menatap Muzan was-was.

"Tidak perlu tegang begitu, aku tak akan menyakitimu, kecuali kau melawan ucapan ku" ucap Muzan dengan santai.

"apa mau mu" [Name] mulai menyentuh gagang Nichirin nya.

Muzan menarik ujung bibirnya menatap geli melihat kewaspadaan gadis didepan nya.

   Sempat terbesit niatan berteleport tapi mengingat kemampuan penciuman Muzan dia tak akan bisa lolos kali ini.

"ikutlah denganku ke markasku" ucapan Muzan barusan membuat tingkat kewaspadaan si surai [Hair colour] semakin meningkat.

"dalam mimpimu!" gadis itupun menghilang, persetan dengan dia bisa menemukan keberadaanku pikir [Name].

   Muzan hanya menyeringai tak ada niatan untuk mengejar gadis yang sudah menarik perhatiannya.

"menarik"

Sebuah portal terbuka dihadapan Muzan. Muzan memasukinya dan portal itupun menghilang bagai tak pernah ada.

"salahmu membuatku tertarik, baumu, wajahmu, sifatmu, lihat saja [Name] [Surename] aku akan mendapatkanmu" begitulah pikir Muzan.

[Name] POV

"Haah hah haah hah.... Cih"

   Nafasku panjang pendek sedari tadi dengan adrenalin yang terpacu. Aku berhenti di salah satu pohon untuk menarik nafas yang tersendat-sendat karena berlari setelah berteleport tadi.

"aku harus waspada aku yakin Muzan tak akan diam kali ini" gumamku sembari meminum air.

"hoi, onna. Apa yang kau lakukan disini"

   Suara yang cukup familiar menyapu gendang telingaku. Aku mendongkak, di dahan tak jauh dari atas kepalaku, Shinazugawa-san menatapku.

"Are? Shinazugawa-san sendiri sedang apa disini?"

"aku diperintahkan menyusulmu bodoh, memang ada apa kau sampai ngos-ngosan begitu, huh?" tanya Sanemi sambil memperhatikan [Name].

"t-tidak ada! Ya sudah ayo cepat kita ke tempat tujuan!"

   [Name] langsung pergi mendahului Sanemi menuju desa tujuan mereka.

"Hoi, onna! Tunggu aku, bodoh!" Sanemi berlari mengejarmu.

Skip

Krass! Jleb! Jleb!

    Suara sayatan dan tusukan menggema di gang sepi desa. [Name] terus menyayat dan menusuk mayat oni di gang gelap tersebut sedangkan matahari semakin condong ke barat.

Sanemi menghela nafas lalu mendekat dan menyentuh bahu [Name].

"Oi, onna. Sudahlah kau tidak lihat hari akan berubah menjadi malam? Mau sampai kapan kau menyiksa mayat itu, bodoh" ujar nya

   [Name] terdiam menatap mayat oni itu sembari mengeratkan cengkeraman nya pada nichirin milik nya. Entah mengapa sejak pertemuannya dengan Muzan ia menjadi sangat marah pada kaum oni terkecuali Nezuko.

[Name] memejamkan matanya sebentar lalu memasukan nichirin milik nya menyilang dengan pedang milik Yama. Ia menyingkirkan tangan Sanemi dari pundaknya.

"Maaf, ayo kita cari penginapan jarak desa dengan Markas lumayan jauh akan berbahaya jika kita memaksa melanjutkan perjalanan" [Name] berjalan mendahului Sanemi.

Sanemi yang merasa aneh hanya menatap punggung [Name] yang kian menjauh dengan tatapan tak terbaca.

Skip lageeeh~

"Maaf, nona. Tapi, kamarnya tinggal 1"

[Name] mengerjap mendengar ujaran pemilik penginapan barusan.

"oh yang benar saja" [Name] menepuk dahinya.

"Kau saja yang tidur dikamar jangan pedulikan aku, Oba-san saya pesan kamar itu untuk gadis bodoh ini" ujar Sanemi membuat [Name] terkejut.

"ha'i chotto matte kudasai"

Sanemi kemudian berbalik bermaksud mencari tempat istirahat namun sebuah tangan menahan lengannya, dan itu [Name].

"nani"

"kau... Tidur bersamaku" ucap [Name] sambil memalingkan wajahnya yang sedikit merona.

"kau gila, huh?!" seru Sanemi yang ikut-ikutan merona.

"A-aku bisa meminta futon tambahan untukmu, bodoh! Kita tidak tidur bersama seperti dipikiranmu! Hanya satu ruangan, dasar Hentai!" jelas [Name]

   Sanemi menutup dan memalingkan wajahnya ke arah lain, wajahnya benar2 merona lihat saja telinga itu.

"b-baiklah-baiklah, terserah kau saja, onna" ucap Sanemi

    [Name] kemudian menemui pemilik penginapan untuk mengutarakan keinginannya. Ia kemudian keluar lagi untuk memanggil Sanemi.

"jika kau berbuat aneh-aneh padaku janhan harap kepalamu masih ditempat" ancam [Name]

"aku tidak tertarik dengan dada teposmu, onna" ucap Sanemi lalu mendahului [Name] menuju kamarnya oh bukan kamar mereka:)

"APA KATAMU!1!1!1!1!1!"

Omake

"[Name] sedang apa ya?" gumam Muichiro yang sedang melipat origami.

HUWEEEE MAAPIN BARU UP

DAH YA DAH AUTHOR MAU UTS BAAAAAAYYYY

SALAM AMBYAR!

IT'S YOU [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang