Matahari sudah mengambil posisi. Hari ini cukup cerah. Aku pun melangkah dari rumah untuk ke kampus dengan diantar ayah. Pagi ini jalanan tidak terlalu macet. Jadi aku bisa tiba di kampus tanpa harus terlambat.
Namaku Mahira Syahnaz. Mahasiswa baru disalah satu Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta dengan jurusan Sastra Indonesia. Hari ini adalah hari pertamaku menjadi mahasiswa.
Seperti tradisi di kampus lain, kampusku juga mengadakan pengenalan kehidupan kampus pada hari pertama hingga ketiga kuliah yang diselenggarakan di auditorium. Kegiatan ini dikoordinir oleh senior-senior dari masing-masing jurusan. Dimana setiap jurusan akan mengutus 10 orang sebagai perwakilan.
Pada hari pertama ini, kami yang merupakan mahasiswa baru diperintahkan untuk duduk dikursi yang sudah disediakan agar terlihat lebih rapi. Saat sedang sibuk mencari tempat duduk tersebut pertemuan tak sengaja ini dimulai.
"Braaakk". Aku menabrak seseorang. Laki-laki yang tak sengaja ku tabrak hampir saja terjatuh. Aku mendekat untuk melihatnya.
"Maaf," ucapku lirih.
"Hemmm... Lain kali hati-hati ya," balasnya sambil tersenyum.
Aku sangat terkejut mendengar suara ini. Suaranya sangat mirip dengan orang itu. Orang yang tidak pernah ku dengar lagi kabar dirinya mau pun keluarganya. Orang yang hilang bagai ditelan bumi.
Segera kuamati wajahnya lekat-lekat. Dia tampak heran.
"Kenapa?" tanyanya.
"Nama kamu siapa?" aku spontan bertanya.
"Kamu lagi ngajak kenalan nih?" ledeknya.
"Eh gak gitu... Hem boleh deh kalau dianggap begitu juga gak apa-apa kok. Nama kamu siapa?" tanyaku kembali.
"Namaku Bio Fathur," jawabnya.
Ahh ternyata bukan orang itu. Aku ini mikir apa sih hanya karena suaranya mirip aku langsung menduga bahwa itu dia. Mana mungkin orang itu muncul tiba-tiba, pikirku.
"Hei kok bengong?" dia melambaikan tangannya ke wajahku.
"Ha? Eh gak apa-apa kok," jawabku kaget.
"Jangan bengong dong. Aku juga mau kenalan sama kamu. Nama kamu siapa?" kali ini ia mengulurkan tangannya.
"Namaku Mahira Syahnaz," jawabku.
"Salam kenal, Mahira. Senang bertemu denganmu..." jawabnya menggantung. "Lagi," sambungnya dengan sangat pelan sampai aku mengira bahwa aku salah dengar.
Apa maksudnya dengan kata "Lagi" tersebut? Mengapa ini terasa aneh? Siapa dia sebenarnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Kamu Tahu Itu Aku?
RomanceKamu tidak akan pernah tahu bagaimana semesta berencana. Bagaimana rumitnya sebuah pertemuan, begitu pula perpisahan. Apa yang akan kamu lakukan jika semesta memperkenankan takdir yang rumit itu terjadi? Apakah kamu akan menghindarinya, atau kamu ak...