Muhammad Rehan Albana. Hari ini, adalah hari pertama dimana ia memasuki ponpes At-Thohiriyyah.
Menurutnya, hari ini adalah hari dimana ia memasuki penjara dan kekangan dunia. Namun sebenarnya hari ini adalah hari yang berkah karena seorang Rehan memasuki sebuah ponpes.
Seorang Rehan masuk ponpes? Yang benar saja?
Seharusnya, sekarang ia menginjakan kakinya di kelas XI. Namun, takdir berkata lain. Ia di keluarkan dari sekolah karena semua tingkah berontaknya dan akhirnya ia terpaksa memasuki ponpes.
Iya, di DO....Tapi, tidak dengan kedua orang tuanya. Rehan lahir dari keluarga seorang kyai. Sehingga memasukan Rehan ke pondok pesantren adalah impian mereka semua.
orang tuanya kyai kok anaknya pemberontak?
Mungkin itu ungkapan yang sering di dengar oleh telinganya. Namun, Rehan adalah Rehan. Ia tidak peduli dengan keadaan sekitar.Mereka selalu berfikiran positive atas apa yang mereka alami. Karena hidup ini sudah ada aturan! Setiap yang terjadi pasti memiliki maksud dan tujuan. Benar bukan?
Rehan menuruni mobil di ukuti oleh kedua orang tuanya. Kyai Abdullah (ayah Rehan) dan Aisyah (ibu Rehan)
Mereka melangkahkan kakinya menuju pekarangan pesantren At-Thohiriyyah yang ada di Sukabumi.
Rehan berjalan mendahului mereka membuat kedua orangtuanya berkali kali mengulas dada. Sabar.
Orang sabar di sayang Allah...Rehan berjalan dengan gaya coolnya, di tambah tatapan tajamnya, beserta hidung mancung yang membuat ketampanan Rehan bertambah-tambah. Aduh.. masyaallah meleleh deh!
Rehan menggulung lengan kemejanya, melepas kancing kemeja di bagian atas, beserta wajah sangarnya membuat ia seperti anak nakal. Iya emang iya,...
Yap, Rehan tidak memakai pakaian layaknya seorang santri. Sebelum berangkat ke Sukabumi, ketika di Jakarta, orang tuanya meminta supaya Rehan memakai pakaian layaknya seorang santri. Namun, Rehan menolaknya secara mentah-mentah.
Anak durhaka! Kukutuk kau jadi batu....Ia mengguyar rambutnya membuat segalanya tambah plus-plus. Segaris senyum menghiasi dirinya yang ia tunjukan kepada kemua santri yang berpapasan dengannya. Narsis kau....
Mereka memasuki rumah kyai Abdul Basyir (pemilik ponpes)
"Assalamualaikum"
*****
Seorang santri ikhwan mengantarkan Rehan menuju asrama atau kobong ikhwan. Hamid Abdul Basyir (anak kyai Basyir).
Mereka mengetuk sebuah pintu ruangan yang mereka sebut kobong. Di dalamnya terdapat tiga sosok pria yang sedang bersenda gurau.
TOK.. TOK.. TOK..
"Assalamualaikum," kata Hamid
"Waalaikumussalam."
Mereka menghampiri Rehan dan Hamid kemudian bersalaman, Rehan hanya mengikuti.
"Aya naon euy kang Hamid? Sinarieun ka dieu," tanya seorang pria dengan logat sunda nya. Abdul Latif Al-Muzakki.
"Iyeu, aya santri anyar," kata Hamid
Mereka mengangguk
"Ini?" Tanya seorang pria di samping kanan Latif. Abdul Gofar Al-haq'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikmah Mencintaimu
Teen FictionMuhammad Rehan Albana. Kalian pasti berfikir bahwa pria ini baik bukan? Namun ternyata tidak!! Kelakuannya, semua sikap dan sifatnya sangat tidak sesuai dengan namanya. Seorang pria berparas tampan dengan segala sikap pemberontak yang ada pada dirin...