"Baiklah, kamu tidak akan saya hukum mengenai masalah keluar malam malam dan bolos pada saat mentoring," putus kyai Malik
"YES!!" pekik Rehan
"Tapi...." kyai Menggantungkan ucapannya
"Tapi apa pak?"
"Tapi kamu tetap di hukum karena kesalahan yang lainnya kamu masih banyak!"
"ALAMAK!!!" Rehan menepuk jidatnya
Kyai Malik menarik telinga Rehan hingga keluar madrasah akhwat membuat semua santri akhwat tertawa. Dan ustdzh Fatimah hanya menggeleng gelengkan kepala takjub.
"PAK!! TELINGA SAYA PANAS PAK!! KALAU TELINGA SAYA COPOT BERARTI SALAH BAPAK!! PAK!! ADUH PAK!! SAKIT!! PAK PAK!! PAK...!!!. AAA PAK... AAAAA." kacian.. kacian...
Kyai Malik melepaskan cekalannya.
"Kamu saya hukum!!"
"Di hukum apa pak? Aduduhh.. telinga saya sakit nih pak!!" Rehan mengusap-usap telinganya.
"Setiap sesudah salat lima waktu kamu harus belajar mengaji selama dua bulan lalu---."
"ADUH PAK!! SAYA MANA BISA MENGAJI!!" potong Rehan.
"Makanya, Belajar!!" kata Kyai Malik tegas, "lalu, setiap hari harus memakai pakaian santri!! Kalau tidak!! Saya akan botakin rambut kamu!!" Sadis sekali pak...
"JANGAN BOTAKIN RAMBUT SAYA PAK!!"
"Dan, buat hari ini kamu bersihkan semua toilet ikhwan!!"
"ALAMAK!!! PAK!! PAK!! KOK BAPAK TEGA BANGET SAMA SAYA?? LEBIH BAIK SAYA DI KELUARINN LAGI DEH PAK DARI TEMPAT INI DARIPADA DI HUKUM." kata Rehan melas.
"JANGAN BANYAK BICARA KAMU!! CEPAT LAKSANAKAN!!" bentak kyai Malik dengan tatapan tajamnya.
"Iya iya!"
Rehan berjalan menuju toilet ikhwan. Sambil membacakan mantra-mantra yang berisikan nama nama hewan yang ada di taman safari seperti biasa. Jaga bahasamu Rehan...
******
Banyak siswa yang memperhatikan Rehan membuatnya risi.
"Apa lo liat-liat?" tajam Rehan
Ia kembali melanjutkan hukumannya membersihkan toilet. Untung saja, toilet saat ini tidak terlalu kotor, sehingga Rehan tidak terlalu capek.
Selesai membersihkan toilet, Rehan melangkahkan kakinya menuju kobong.
"Kamu dari mana saja?" tanya Latif
"Gue? Abis di penjara."
"Penjara? Maksud kamu?"
Rehan tidak memperdulikan lagi, ia berjalan menuju laci nya. Hendak mengganti pakaian dengan pakaian yang sesuai dengan pakaian santri.
*****
Rehan berjalan menuju taman. Kembali duduk di bawah pohon sawo. Entah kenapa, tempat ini terasa nyaman baginya.
Rehan memperhatikan ke sekeliling. Mencari celah untuk kabur dari tempat ini.
Rehan tersenyum tipis. Ia melangkahkan kakinya.
"Rehan."
Degh...
Rehan terkejut, ada seseorang yang menepuk pundaknya. Rehan membalikan badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikmah Mencintaimu
Fiksi RemajaMuhammad Rehan Albana. Kalian pasti berfikir bahwa pria ini baik bukan? Namun ternyata tidak!! Kelakuannya, semua sikap dan sifatnya sangat tidak sesuai dengan namanya. Seorang pria berparas tampan dengan segala sikap pemberontak yang ada pada dirin...