3. Pertemuan kedua

22 4 3
                                    

GLF berjalan menghampiri Rehan yang tengah duduk di depan kobong.

"Assalamualaikum," kata GLF serempak.

Rehan tidak menjawab.

Mereka menghembuskan nafas, dan kemudian duduk di samping Rehan.

"Kalau ada yang ucap salam itu di balas," titah Gofar.

"Waalaikumussalam."

"Kamu kemana tadi? Katanya cuma mau ke toilet? Tapi kok, nggak pulang ke madrasah sampai sekarang? Ditambah lagi izinnya nggak pake sopan santun!! Kamu itu sekolah tidak?!" cerocos Latif. Lanjut mang...

"Ngapain ke madrasah? Males!" kata Rehan.

"Kamu itu di masukan ke pesantren supaya belajar dengan giat!! Lah ini?" ujar Gofar. Ingat masalalu mu far....

Ah iya, masalalu Gofar hampir sama dengan Rehan. Hanya saja, Gofar mudah mengikuti ajaran disini. Walaupun, Gofar sedikit keras kepala.

"Han, apa alasan mu masuk ke pesantren?" tanya Fathan.

"Gue?" Rehan tertawa hambar, "di DO."

"Hah?? Nu bener ieu téh? Manéh di kaluarkeun ti sakola? Pantesan, kalakuan jiga bégal nu aya di pasar!!" Kata Latif. Gaskeun Tif....

"Nah lo tau itu? Makanya, gue pengen kabur dari tempat ini!! Serasa di penjara!!"

"Jangan begitu Rehan, saya 'kan sudah bilang? Cobalah terlebih dahulu!! Jangan terlalu berfikir negatif!! Positive thinking aja! " kata Fathan. Emang kamu kapan bilang?

Rehan tidak mendengarkan lagi, ia malah beranjak pergi meninggalkan mereka.

*****

Rehan duduk di bawah pohon sawo, saat ini sudah larut malam. Semua santri akhwat maupun ikhwan di pastikan telah tertidur nyenyak. Tidak ada yang boleh keluar malam malam. Tapi, Rehan tak peduli.

Rehan menatap langit yang ditaburi bintang.

"Hamba Allah"

Rehan teringat akan gadis itu,
"Siapa dia? Siapa namanya?Kenapa dia berada di tempat ini malam malam? Kenapa dia tidak ikut mentoring? Izin? Izin ngapain?" Beberapa pertanyaan, muncul dari benaknya.

Rehan mengacak rambutnya frustasi.

Ia berdiri dari duduknya kemudian memukul pohon sawo. Meluapkan amarahnya.

BUGH....

BUGH....

"AGGGRRRHHH!!!"

Rehan berjalan menuju gerbang berniat untuk melarikan diri dari pesantren ini. Namun, gerbang sangat tinggi beserta pecahan pecahan  kaca di atasnya. Mengerikan.

Rehan berniat memanjat, namun niatnya ia urungkan, karena mendengar suara isak tangis seorang gadis. Siapa lagi ini?

"Hiks.. hiks.. hiks...."

Rehan berjalan mengikuti arah suara. Ia kembali melangkahkan kaki nya tepat jarak satu meter dengan pohon sawo yang tadi.

Rehan kembali melangkahkan kakinya mendekat.

"Diam disana!"

Rehan menghentikan langkahnya tepat jarak dua langkah dari tempat dia berada.

Hikmah MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang