7. Hukuman lagi?!

29 4 18
                                    

Rehan menghembuskan nafas gusar. Ia berada di rumah kyai Basyir saat ini. Yang tadi ia temui bukan kyai Basyir, tapi kyai Malik.

Rehan berfikir keras. Mengapa kyai Malik mengetahui semuanya?
Cenayang yaa pak???

"Kamu mikirin kenapa saya tau kamu nggak ada ya?" kata kyai Malik tiba-tiba

"Hah?" Bingung. Karena sedari tadi ia tidak mendengarkan celotehan dua kyai yang ada di hadapannya.

Bisa kabur lagi besok....

"Kamu nggak bisa kabur lagi!" Kata kyai Malik seolah-olah menjawab perkataan hati Rehan. Tuh kan cenayang....

"Bisa dong pak!" jawab Rehan tanpa sadar

"Gimana caranya?"

"Terbang," jawabnya asal seraya mengaruk kepalanya yang tak gatal.

Kyai Malik dan kyai Basyir tertawa seraya menggeleng-gelengkan kepalanya takjub. Ada juga ternyata anak seperti ini? Mereka benar-benar harus sabar mendidiknya.

"Pak!! Sudah belum ketawa nya?? Telinga saya copot ganti rugi!!" kata Rehan dengan berani. Berani ya kau...

"Sudah sudah," kata kyai Malik.

"Saya kasih hukuman buat kamu," kata kyai Basyir.

Rehan menganga tak percaya, "pak!! Saya udah dapet hukuman dari pak Malik!! Masa saya dapet dari bapak juga?"

"Ekhem... bisa nggak kamu panggil saya kyai?" kata kyai Malik tak terima. Biasanya juga suka panggil pak.. (Rehan)

"Nggak bisa pak!!"

"Kenapa?"

"Muka bapak nggak kayak kyai" makin ngelunjak ya!!!...

"Yaudah terserah," putus kyai Malik. Yaudah deh iya...

"Mulai besok setiap kegiatan yang kamu lakukan akan ada yang memantau," kata kyai Basyir

"Maksud bapak gimana?" tanya Rehan yang belum mengerti

"Hamid akan mengontrol setiap kegiatan kamu," jelas kyai Basyir.

"Kalau saya ke toilet jadi di ikutin? Gitu pak?" Kata Rehan polos.

"Nggak gitu juga kali Rehan!!" kata kyai Malik seraya menepuk pundak Rehan sembari tertawa.

"Yasudah, sekarang kamu kembali ke kobong! Sudah malam, sana tidur!! Besok, Hamid akan membangunkan mu jam 2 pagi," kata kyai Basyir.

Rehan hendak berdiri. Namun kyai Malik menarik tangannya sehingga membuat Rehan kembali terduduk. Mau bapak apa sih pak?

"Kamu itu punya sopan santun tidak? Mau pergi bukannya salaman, bukannya pamit, malah nyelonong amau pergi aja!!" Kyai Malik melotot ke arah Rehan. Nggak takut nggak takut!!

Rehan menyalami kyai Malik dan kyai Basyir. Kemudian ia berdiri dari duduknya, "saya pamit," ucapnya, seraya melangkahkan kakinya pergi

"JANGAN KABUR-KABURAN LAGI KAMU!! AWAS!!" pekik kyai Malik memperingati

*****

Rehan masuk ke dalam kobong.

"Lo kemana aja? Kita udah cariin lo kemana-mana tau nggak?" Kata Gofar ketika melihan kedatangan Rehan kesal.

"Nggak" jawab Rehan enteng.

"Kamana waé manéh?" tanya Latif.

Hikmah MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang