Rehan berdecak pelan. Bisa-bisanya ia di hukum supaya tidak berbicara kasar? Sedangkan itu sudah menjadi kebiasaan nya.
Ingin sekali rasanya ia menonjok wajah pria itu. Kalau saja itu bukan kyai, maka cukup sudah riwatnya!!
Maafin Rehan kyai....Rehan berada di masjid. Melaksanakan hukuman. Mungkin hari ini bukan hari keberuntungannya yang ia harap sedari tadi. Tapi hari ini adalah hari dimana tidak ada orang yang berpihak kepadanya.
Dimulai dari terkena omelan kyai Basyir, amukan kyai Malik, membersihkan semua toilet ikhwan yang berjumlah 5 bilik toilet, dipaksa untuk memakai pakaian layaknya santri, rencana kaburnya gagal gara gara kedatangan kyai Basyir, belajar adzan, belajar membaca basmalah yang tak kunjung benar, dan sekarang ia harus berpuasa supaya tidak berbahasa kasar selama satu tahun. Yang benar saja?
Rehan menghembuskan nafas lelah. Kemudian melangkahkan kakinya menuju kobong dengan kaki yang menendang-nendang tanah. Kesal.
"Manéh kunaon?" Tanya Latif
"Gue? Capek" jawab Rehan seraya duduk di samping GLS.
"Rehan, harusnya lo jangan melanggar aturan terus!! Baru aja satu hari mau ke dua hari lo ada di sini, tapi banyak pelanggaran yang lo buat!!" kata Gofar
"Terus gue harus gimana? Masa gue tiba-tiba berubah jadi alim?? Ngaji aja kagak bisa!"
"Makanya, kamu harus---," kata Fathan
"Asalamualaikum mang," ucap seorang santri ikhwan yang menghampiri mereka, dan mampu menghentikan ucapan Fathan. Muhammad Ali.
"Waalaikumussalam."
"Punten ngawagel waktosna, abdi gaduh amanah ti kyai Basyir," kata Ali dengan logat sunda nya
"Naon?" jawab Gofar.
"Amang Fathan di sauran ku kyai Basyir," kata Ali
Fathan mengangguk. Kemudian melangkahkan kakinya pergi.
******
Sesudah salat magrib, Rehan kembali melaksanakan hukuman seperti biasa. Namun, Rehan kembali bolos mentoring. Tobatlah wahai umat....
Ketika semua santri ikhwan maupun akhwat berada di madrasah, Rehan melangkahkan kakinya menuju pohon sawo.
Rehan melihat ke sekeliling. Memastikan bahwa tidak ada siapa siapa. Mau ngapain Rehan??
Kemudian, Rehan berjalan menuju ujung pondok akhwat yang di sampingnya terdapat kebun milik pesantren.
Rehan tersenyum tipis ketika melihat sebuah pagar kayu dengan tinggi kira kira 5 meter lebih tanpa ada pecahan-pecahan kaca di atasnya,
yang mengelilingi sekeliling kebun.Dengan secepat kilat Rehan memanjat pagar yang tingginya tidak seberapa itu. Rehan sebenarnya sering melakukan aksi seperti ini di mantan sekolahnya untuk kabur dari sekolah. Namun kali ini ia kabur dari pesantren. Iya, kabur.
Kejadian ini jangan di tiru ya....Rehan tersenyum ketika pandangannya tertuju pada jalanan yang hanya cukup untuk pejalan kaki.
Dengan langkah santai, Rehan berjalan menelusuri jalan tanpa menghiraukan tatapan para warga yang menurut mereka Rehan adalah sosok asing di kampungnya.
Rehan tidak memakai pakaian santri kali ini. Ia memakai kaos putih dengan lengan pendek di sertai celana jeans membuat para warga tidak berfikir bahwa Rehan adalah seorang santri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikmah Mencintaimu
Teen FictionMuhammad Rehan Albana. Kalian pasti berfikir bahwa pria ini baik bukan? Namun ternyata tidak!! Kelakuannya, semua sikap dan sifatnya sangat tidak sesuai dengan namanya. Seorang pria berparas tampan dengan segala sikap pemberontak yang ada pada dirin...