*** Konten dewasa, 18+! Yang tidak suka jangan dibaca.
"Lucas, aku butuh pengasuh anak," ujar kakak perempuan Lucas, Doyeon.
Lucas mengerutkan kening dan menatap Mark di sebelahnya. Mark sedang membaca buku di ranjang. Rambutnya yang basah menggantung di dahinya secara menggemaskan dan dengan seperti itu kerutan di kening Lucas menghilang.
"Mark," ujar Lucas.
"Hmmm ?" Mark merespon tanpa melihat.
"Kakakku bertanya apakah aku bisa mengasuh anak. Apa tidak apa-apa kalau aku membawa keponakanku ke sini ?"
"Apakah orang yang sama dengan yang kita belikan boneka beruang waktu itu ?"
"Kau ingat itu ?" Mata Lucas membelalak dan dia tersenyum lebar.
"Tentu saja," ujar Mark linglung. Lucas meraih dagu Mark dan membuatnya memandangnya.
"Kau benar-benar peduli padaku, ya ?"
Lucas meletakkan telepon kembali ke telinganya dan memberi tahu kakaknya bahwa dia bisa mengasuh anak.
"Kalian benar-benar perhatian satu sama lain, ya ?" Doyeon tertawa. Dia telah mendengar seluruh percakapan antara Lucas dan Mark.
"Ah, kakak. Adik iparmu begitu kejam. Aku hanya menunjukkan padanya banyak cinta, tapi dia bahkan tidak menatapku," Lucas mempoutkan bibir ke arah Mark sambil mengatakan ini.
Mark mendongak dan menunjukkan seolah ingin memukul Lucas. Lucas mencondongkan tubuh darinya dengan ekspresi ketakutan, tapi matanya berbinar karena kebahagiaan.
"Jangan percaya padanya. Dia yang kejam," Mark berteriak ke arah telepon.
"Baiklah, baiklah," Doyeon tertawa. "Aku akan membawanya besok pagi. Sampai jumpa."
"Sampai jumpa kak," ujar Lucas.
Begitu Lucas menutup telepon dan meletakkannya di atas nakas, Mark mengukungnya. Tangannya dengan cepat turun ke celana Lucas dan dia mencengkeram penisnya.
"Siapa yang kejam, ya ? Siapa yang kejam ?" Mark mengeratkan genggamannya. Wajahnya tampak serius menantang Lucas untuk mengatakan sesuatu.
Lucas mengangkat kepalanya dan mencium bibir Mark. Pada awalnya, itu hanya kecupan dan usapan ringan lidahnya, tapi kemudian perlahan ciuman itu menjadi lebih dalam. Lidahnya membelai ke dalam dan berduel dengan Mark. Mereka berdua mengerang ketika Lucas menyelipkan tangannya ke bawah untuk memegang penis Mark.
Bibir mereka mengeluarkan suara menghisap sambil Lucas bersandar. Matanya terbuka ketika dia melihat wajah memerah Mark mencari bibirnya seolah-olah dia merasa tidak cukup. Lucas tersenyum lembut. Dia mencondongkan tubuh ke depan untuk berbisik.
"Aku punya mainan baru untukmu." mata Mark terbuka lebar dan dia berusaha menjauh dari Lucas.
Lucas mencengkeramnya erat-erat di pinggang. "Jangan takut. Aku janji itu akan terasa enak."
"Biarkan aku melihatnya dulu."
Lucas membungkuk ke sisi ranjang dan membuka laci nakas. Dia mengambil benda hitam panjang yang tampak seperti senter. Mark mengambilnya dan membaliknya di tangannya, mencoba mencari tahu apa itu. Matanya membelalak ngeri saat memikirkan sesuatu.
"Kau tidak akan memasukkan ini ke dalam kan ?" Senter itu setebal dua pergelangan tangan mereka. Ini tidak akan mendekatinya.
"Tidak, Mark. Kau akan lihat. Percayalah padaku." Lucas bersandar di ranjang lagi dan mengambil pelumas. Alat yang diletakkan di sebelah mereka hanya membuat Mark lebih gugup sehingga Lucas membungkuk untuk menciumnya dan membuka pakaiannya untuk mengalihkan perhatiannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SOTUS : A BDSM Story [ LuMark Ver ]
FanfictionSaya selalu merasa bahwa Mark bisa menjadi submisif dominan. Artinya seseorang yang suka memerintah, tapi suka dikuasai. Sementara itu, Lucas selalu menyukai Mark untuk memerintahnya. Menyenangkan baginya untuk menentangnya dan menyenangkan mereka b...