Kau memerlukanku

10K 319 17
                                    

*** Konten dewasa, 18+! Yang tidak suka jangan dibaca.

Lucas berkendara di jalan raya seperti orang gila. Jantungnya berdebar kencang dan dia menggertakkan giginya ketika pikirannya menggelap tentang apa yang akan dia lakukan pada Mark ketika dia menemukannya. Tangannya mencengkeram kemudi dengan erat sampai dia bisa melihat buku-buku jarinya. Mengherankan jika dia masih belum mematahkan kemudinya.

Setelah beberapa waktu yang terasa seperti selamanya, dia akhirnya tiba di rumah orang tua Mark. Dia mengetuk pintu dengan keras. Keputusasaannya membuatnya melupakan semua perilaku yang telah dia pelajari dari orang tuanya. Ibu Mark membuka pintu dengan ekspresi kesal, tapi dengan cepat berubah menjadi prihatin ketika dia melihat wajah Lucas.

"Apakah kau baik-baik saja ? Apakah Mark baik-baik saja ?"

Jantung Lucas serasa tenggelam. "Apakah dia tidak di sini ?"

"Tidak, kenapa ? Apakah kalian bertengkar ?" ibu Mark mengerutkan kening sambil menunggu jawaban Lucas.

Lucas perlahan menggelengkan kepalanya. "Kami tidak bertengkar. Dia hanya keras kepala tentang sesuatu. Maaf aku datang tanpa pemberitahuan bibi. Aku akan pergi mencarinya."

Lucas berbalik dan berlari ke mobilnya bahkan sebelum menunggu jawabannya. Ketika dia mengemudi, dia mencoba menelepon Mark lagi, tapi masih saja langsung terhubung ke pesan suara. Dia kemudian mencoba menelepon Haechan. Teleponnya dijawab pada dering ketiga.

"Apakah kau melihat Mark ?" tanya Lucas. Jika Mark ingin pergi ke suatu tempat yang jauh, dia akan membutuhkan sebuah mobil dan Haechan adalah satu-satunya temannya yang memiliki waktu luang dan bersedia memberinya tumpangan. Sebagian besar waktu Lucas yang mengantarkan Mark ke mana-mana atau sebaliknya.

"Tidaaakkk, aku belum melihatnya," ujar Haechan sambil tertawa.

"Haechan ini penting. Aku perlu bicara dengannya."

"Apakah kau memasukinya terlalu keras atau sesuatu ? Dia lari darimu seperti keluar dari neraka. HAHAHAHA!" Haechan tidak pernah melewatkan kesempatan untuk bercanda.

"Di mana kau membawanya ?" tuntut Lucas. Dia tidak memiliki kesabaran hari ini.

"Dia memintaku untuk membawanya ke resor pantai yang kami kunjungi untuk inisiasi mahasiswa baru," ujar Haechan.

Lucas merasakan gelombang harapan. Mungkin ada harapan. Di situlah Mark pertama kali menyadari bahwa dia menyukai Lucas.

"Terima kasih, Haechan," ujar Lucas. Dia menutup telepon Haechan sebelum dia membuat lelucon lain dan mulai mengemudi menuju rumah. Dia perlu mengepak tas. Jelas, dia perlu menggunakan alat yang lebih akut untuk suaminya yang bodoh.

Pantainya tidak jauh, mungkin satu jam jauhnya dan itu akan memberinya waktu untuk berpikir dan menemukan kata-kata yang tepat. Jelas bahwa suaminya tidak tahu betapa dia mencintainya atau seperti biasa dia terlalu memikirkan segalanya. Lucas tiba di rumah dan dengan cepat mengepak tas. Dia berlari keluar dari apartemennya dan masuk ke mobilnya. Ini akan menjadi hari yang panjang.

Setelah tepat satu jam, Lucas berhenti di depan resor pantai. Saat itu hari sudah malam saat dia tiba di sana dan dia bisa mendengar suara ombak dari pantai terdekat dari lobi hotel. Dia mendekati meja dan seorang resepsionis yang tersenyum menyambutnya.

"Apakah kau melihat seorang pria di sini dengan rambut hitam, mata cokelat besar dan rahang yang tajam ? Dia check-in pagi ini ?" tanya Lucas tanpa banyak "hai".

"Ah, ya. Dia satu-satunya yang check-in pagi ini. Aku baru saja melihatnya berjalan menuju pantai."

"Sekedar penasaran, berapa lama dia tinggal ?" tanya Lucas.

SOTUS : A BDSM Story [ LuMark Ver ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang