*** Konten dewasa, 18+! Yang tidak suka jangan dibaca.
Mark merasa Lucas bangun pagi-pagi. Matahari bersinar melalui jendela dan membuatnya memicingkan matanya. Dia merasa sangat pusing setelah begadang semalaman. Dia melotot ke arah Lucas. Kalau saja pria itu membiarkannya istirahat satu malam. Bokongnya berdenyut dengan kegiatan semalam dan meskipun begitu Mark tersenyum. Segalanya terasa seperti kebahagiaan akhir-akhir ini. Terkadang dia tidak percaya ini adalah hidupnya. Dia bangkit dan mengikuti Lucas ke kamar mandi. Dia melepas pakaian di kamar mandi dan membuka pintu shower. Lucas berbalik karena terkejut dan kemudian senyum mesra membentangkan bibirnya.
"Jangan bergurau. Bukankah kakakmu seharusnya segera datang dengan keponakanmu ?"
"Ya," Lucas mempoutkan bibir. Dia membiarkan tangannya meluncur turun ke pinggang Mark dan turun ke panggulnya. Dia menarik Mark ke arahnya sampai penis mereka bergesekan. Dia meremas bola kembar Mark saat dia membungkuk untuk menciumnya.
Mark mendesah dan memiringkan kepalanya untuk memperdalam ciuman mereka. Tubuhnya meleleh di tubuh Lucas saat dia semakin mendekati kehangatannya. Air shower menghujani mereka secara menenangkan... secara sensual seolah memberkati tindakan mereka. Mark menegang dan menarik diri.
"Jangan bergurau," ujarnya dengan suara serak. Lucas tersenyum dan mengangkat tangannya untuk menyerah.
"Nanti, kalau begitu," ujar Lucas dengan senyum penuh rahasia.
"Ngomong-ngomong, siapa nama keponakanmu ?"
"Yeri."
"Yeri," ulang Mark seolah mengetes nama itu. Matanya berbinar, "Itu imut!"
"Kau imut," Lucas membelai pipi Mark dan membungkuk untuk mengecup bibirnya.
Mark terbatuk dan berdehem ketika rona merah menyebar di pipinya.
"Mari kita pergi dari sini," ujar Mark sambil membilas, dia melangkah keluar dan mengambil handuk dan melilitkannya di pinggangnya.
"Apakah kau ingin pergi ke taman bersama Yeri ?" tanya Lucas ketika dia melakukan hal yang sama.
"Tentu."
Mereka berganti pakaian di kamar tepat pada waktunya. Telepon Lucas berdering segera setelah mereka selesai berpakaian dan mereka berdua turun untuk menjemput keponakan Lucas. Yeri berlari keluar dari mobil dan melompat ke pelukan Lucas. Dia membenamkan wajah kecilnya di bahu Lucas. Mata Lucas tertutup karena senang memegangi tubuhnya yang kecil dan hangat.
"Apakah kau merindukanku, Yeri ?" Lucas menggoda sambil tersenyum saat dia menurunkannya.
"Iya!" Yeri melompat-lompat saat memegang tangan Lucas.
"Apakah kau ingin pergi ke taman bersamaku dan Mark ?" Yeri memandang Mark dengan malu-malu ketika dia bersandar pada Lucas.
"Siapa dia ?" bisiknya keras.
"Dia suamiku dan pamanmu," ujar Lucas sambil tersenyum lembut.
"Ohhhh," matanya melebar, tapi dia tersenyum malu pada Mark. Matanya begitu gelap hingga tampak hitam, tapi bersinar cerah di wajahnya yang seperti malaikat. Kakak Lucas tertawa. Dia kembali ke mobilnya dan melambai pada mereka.
"Jadilah anak baik, Yeri. Aku akan menjemputmu nanti. Terima kasih lagi, Lucas!"
"Tidak masalah. Sampai nanti!"
"Sampai jumpa, bu!" ujar Yeri dengan gembira. Yeri memegang tangan Lucas dan mengayunkan lengannya maju mundur dengan penuh semangat.
"Ayo pergi ke taman!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SOTUS : A BDSM Story [ LuMark Ver ]
FanfictionSaya selalu merasa bahwa Mark bisa menjadi submisif dominan. Artinya seseorang yang suka memerintah, tapi suka dikuasai. Sementara itu, Lucas selalu menyukai Mark untuk memerintahnya. Menyenangkan baginya untuk menentangnya dan menyenangkan mereka b...