Baca dulu Book pertama sebelum membaca Book ini di
[fielitanathh]Jangan terbalik
•
"Aku mengenali Ibumu..."
Yoona menghela nafas pelan, wanita itu memilih beranjak dari dalam ruang inap pasiennya daripada membahas hal yang tidak ingin Yoona bahas.
Yoona sudah melupakannya, bahkan Yoona sudah menganggap wanita itu lenyap dari dunia ini. Yoona hanya ingin hidup tentram bersama dengan keluarganya.
Hanya itu yang Yoona inginkan, tidak lebih!
Seseorang mengungkitnya kembali, membahas masa lalunya seakan-akan orang itu memang ada di setiap insiden yang Yoona lalui.
Yoona tidak menyukai orang yang ikut campur dengan urusannya, menyangkut hidup dan keluarganya, apalagi sampai menyenggol nama suami dan kedua putranya.
Yoona mengusap wajahnya sambil mengikat rambutnya, tiba-tiba saja ia merasa lelah setelah seharian mengurus beberapa pasien. Padahal dulu, menjadi Dokter adalah hobinya.
Yoona berjalan menelusuri koridor untuk menuju ke ruang obat, tetapi matanya tertuju ke arah ruang pemeriksaan. Ada seseorang yang terduduk di brangkar, masih dengan seragam sekolahnya.
Penasaran, Yoona mendekati pintu ruang periksa yang sedikit terbuka. Dari seragam, postur tubuh, dan juga rambutnya terasa begitu familiar di mata Yoona.
"Jaemin?"
Pemuda itu menoleh, betapa terkejutnya ia begitu sang Ibu sudah berdiri di ambang pintu ruangan. Yoona terkejut, wanita itu berlari ke arah Jaemin lalu menangkup wajah pemuda itu.
"Astaga... Kenapa_ akh... Jaemin..." Yoona tak sanggup menatap Jaemin lebih lama, wajahnya penuh dengan lebam dan luka-luka, kakinya kirinya terperban di bagian betisnya.
Oh sungguh... Padahal pagi hari tadi pemuda itu masih baik-baik saja, tidak ada lecet sedikitpun.
"Maaf." Lirih Jaemin menundukkan kepalanya menyesal, ia juga kebingungan harus menjelaskan apa pada sang Ibu.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa bisa terluka?" Tanya Yoona sedikit kesal.
Jaemin memainkan tautan jari-jari tangannya, "Aku baik-baik saja, Ibu." Sahut Jaemin mengalihkan pembahasan mereka.
Yoona menatap Jaemin tajam, "Ibu bertanya tentang penyebab, sayang... Bukan keadaanmu." Tegas Yoona menatap Jaemin serius.
"Berkelahi?"
"Jatuh dari motor?"
"Kenapa tidak memberi kabar pada Ibu?"
"Sejak kapan kau ada di sini?"
Semua itu adalah pertanyaan yang Yoona lontarkan secara bertubi-tubi, bahkan walau tidak mendapat jawaban dari lawan bicaranya, Yoona tetap mengejar apa yang membuat Jaemin bisa masuk ke rumah sakit.
Jaemin meremas kemeja seragamnya, pemuda itu masih menutup mulutnya. Mengalihkan pandangannya meski Yoona terus menatapnya dengan penuh selidik.
Yoona meraih tubuh Jaemin, lalu memeluk pemuda itu dengan erat. Ia masih trauma saat Jaemin kecelakaan waktu itu, ia bahkan sudah memperingati Jaemin untuk berhati-hati! Jangan sampai terluka lagi!
Luka di kepala pemuda itu juga belum pulih sepenuhnya, oleh karenanya Yoona merasa khawatir. Yoona mengecup puncak kepala pemuda itu dengan lama.
Jaemin membalas pelukan sang Ibu, lalu membenamkan wajahnya di pundak Ibunya. Sungguh, sebenarnya ia tengah ketakutan sekarang.
Ia tidak ingin melepas Ibunya, ia berharap ia tidak akan di pisahkan lagi. Cukup dengan penderitaannya selama ini, jangan ada lagi perpisahan.
"Aku terjatuh, aku berkelahi..." Lirih Jaemin mencoba menjelaskan sesuatu kepada sang Ibu.
Yoona terkejut, wanita itu merenggangkan pelukannya, menatap Jaemin seolah meminta jawaban yang lebih spesifik.
"Dengan siapa?" Tanya Yoona tak kalah lirih, mencoba menjaga suasana hati Jaemin ketika pemuda itu terlihat kacau dan sangat gelisah.
Jaemin mengalihkan pandangannya ke arah lain, "Orang dewasa." Jawab Jaemin setengah berguman.
Yoona menghela nafas panjang, "Sayang... Jangan membuat Ibu bingung..." Pinta Yoona menggenggam tangan Jaemin lalu mengelusnya.
Jaemin menatap Yoona dengan tatapan sendunya, pemuda itu menahan isakannya yang tiba-tiba memberontak. Jaemin menggigit bibir bawahnya.
"Aku tidak tahu, Ibu..." Lirih Jaemin dengan nada paraunya, pemuda itu nampak sangat-sangat bingung.
Yoona menghela nafas pelan lalu mengelus pipi Jaemin dengan lembut, menatap wajah putra bungsunya dengan tatapan hangatnya.
"Sayang..."
"Ani..." Jaemin mulai terisak, pemuda itu menggenggam tangan sang Ibu dengan erat.
Yoona memeluk Jaemin begitu pemuda itu nampak panik, tangisan pemuda itu pecah begitu saja. Jika Jaemin menutup mulut seperti ini, semuanya terasa sangat membingungkan.
Jaemin merasa sangat gelisah, Jaemin menumpahkan tangisannya, ia begitu ketakutan.
"Jangan pergi, Ibu..." Lirih Jaemin, suaranya terdengar parau dengan tangisnya yang semakin tertahan.
Yoona semakin mengeratkan pelukannya, "Tidak, sayang... Ibu tidak akan pergi..." Sahut Yoona meyakinkan putranya..
Jaemin menahan isakannya, tetapi ia masih sangat-sangat marah. Ia tidak bisa melampiaskan amarahnya, oleh karenanya ia hanya bisa menangis.
"Seseorang mencoba mengambil Ibu lagi."
Yoona mematung, ia kebingungan. Ia benar-benar masih tidak paham dengan apa yang di jelaskan putranya, Yoona menangkup wajah Jaemin.
Tidak terlalu menuntut penjelasan, wanita itu memilih untuk menenangkan putra bungsunya. Yoona menyeka air mata Jaemin dengan lembut, lalu mendaratkan ciumannya tepat di pipi pemuda itu.
"Ibu tetap milikmu, tidak ada yang bisa mengambil Ibu." []
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] After Meet Mom
Fanfiction[Sequel of Meet Mom] ❝Karena Im Yoona adalah Ibuku.❞ °Start 01.03.20 [END] copyright 2020 by fielitanathh •Reading Sequence↓ [1] Meet Mom [2] After Meet Mom