"Hey!! Kau mau kemana? Kita harus menelfon polisi!!"
Jaehyun berdecak, langkahnya tertunda dengan nafas yang terengah-engah, paru-parunya sudah terasa panas sekarang, ia sudah mencari Jaemin sampai ke sudut manapun, tetapi ia tidak menjumpainya.
Tiffany memegangi dadanya, menatap pemuda yang berdiri tak jauh darinya itu dengan tatapan heran, "Kau di rampok, bukan? Tidak ada gunanya kau mencari barang yang telah di rampok oleh mereka, lebih baik kita menelfon polisi." Teriak Tiffany mencoba mengatur detak jantungnya yang bergemuruh.
"Arghh! Cerewett!" Seru Jaehyun hilang akal, pikirannya bahkan sudah melayang kemana-mana, "Aku di rampok, mereka membawa adikku!!" Lanjutnya sambil mengacak rambutnya frustasi.
Tiffany mendelik, "Woy! Aku sudah menolongmu dari orang tadi ya! Bukannya berterimakasih malah marah-marah tidak jelas, kau pikir aku tahu apa masalahmu?!" Bentaknya tak kalah emosi.
Jaehyun berdecak keras, "Makannya itu jangan cerewet!!" Teriak Jaehyun kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi menjauh dari Tiffany.
Meninggalkan gadis yang kini mencebik di tempatnya, "Dasar tak tahu terimakasih, memangnya dia dewa?" Gerutunya sambil melangkahkan kakinya berlawanan arah dari Jaehyun, jujur ia kesal, baru kali ini ia menjumpai manusia sekeras Jaehyun.
Daripada sakit hati karena usahanya tak di hargai, lebih baik gadis itu kembali pulang ke rumah. Lagipula... Tadi ia bisa saja meninggalkan pemuda yang tengah dalam kesulitan itu sampai mampus, mereka tidak saling kenal bahkan.
Bukannya Tiffany tidak ikhlas, tapi tata Krama adalah hal yang paling penting di sini. Pemuda itu tidak sopan, baru kali ini Tiffany mendapati orang sepertinya.
Drtt... Drtt....
Tiffany menghentikan langkahnya saat ponselnya tiba-tiba bergetar, gadis itu terbawa emosi hingga lagi-lagi berdecak dengan erangan malas yang tak lama terlontar dari bibirnya.
Plup!
"......"
Mata Tiffany melebar, "Akh... Iya, Bibi. Aku akan segera ke sana, pastikan pasien tetap berada dalam keadaan tenang."
****
"Arghh!! Kau lagii!!"
Jaehyun menyeka air matanya saat ia kembali menemukan Larry di gang yang sama saat pertama kali mereka bertemu, Jaehyun mulai terduduk di aspal seperti yang tengah Larry lakukan sejak tadi.
Ia sudah berputar-putar mengelilingi banyak lorong gang, tetapi ia tetap berakhir di sana hingga pada akhirnya ia menyerah.
Larry ikut menangis saat Jaehyun menangis, "Hey... Kau membuat kakiku patah..." Lirihnya dengan wajah yang terlewat jelek.
Jaehyun mengusap rambutnya frustasi, "Aku tidak peduli!!!" Erangnya dengan nada tertahan, Jaehyun menjatuhkan badannya hingga tengkurap di aspal yang nampak sepi tak berpenghuni itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] After Meet Mom
Fanfiction[Sequel of Meet Mom] ❝Karena Im Yoona adalah Ibuku.❞ °Start 01.03.20 [END] copyright 2020 by fielitanathh •Reading Sequence↓ [1] Meet Mom [2] After Meet Mom