"Kau belum tidur rupanya."
Jaemin mengabaikan perkataan sang Ayah begitu dirinya di sibukkan menuang air dingin itu kedalam gelasnya setelah membuka pintu kulkasnya, tanpa basa-basi pemuda itu menengguk minumannya.
"Ini sudah malam." Cletuk Siwon meletakkan tabletnya di meja begitu melihat putranya nampak begitu acuh padanya, tidak ada alasan pasti tentunya, Jaemin benci jika ia bekerja di rumah hingga larut malam.
Apalagi Siwon mengerjakan semuanya di dapur karena merasa membutuhkan banyak energi untuk begadang, ia tidak ingin naik turun atau membawa makanan ke ruangannya, ia memilih menetap di dapur untuk sementara.
"Aku tahu itu." Jelas Jaemin menyandarkan punggungnya di kitchen bar, menatap sang Ayah dengan tatapan santainya.
Siwon menaikkan sebelah alisnya, secara mendadak pula Siwon menangkap aura dewasa di wajah putranya. Pemuda itu tidak nampak merengek atau meminta perhatian lebih padanya, tetapi pemuda itu justru terlihat mengabaikannya.
"Apa... Sesuatu mengganggumu?" Tanya Siwon menatap Jaemin penasaran, terkadang mood putranya itu memang tidak bisa di tebak.
"Ya, sedikit." Jawab Jaemin menghela nafasnya panjang, "Tetapi, sepertinya itu bukan masalah besar." Lanjutnya dengan tampang bak orang dewasa yang sedang meeting.
Siwon tertawa kecil, lalu menggelengkan kepalanya samar, "Anak muda sepertimu memiliki banyak penalaran." Lirih Siwon menghela nafasnya panjang.
"Dan orang tua seperti ayah memang banyak kerjaan." Sahut Jaemin tidak mau kalah dengan kaki jenjangnya yang mulai melangkah beranjak dari dapur.
Siwon tersenyum tipis, menatap punggung tegap yang kini menghilang di telan gelap ruangan yang penerangannya sudah Siwon matikan, "Kau tidak berniat membujuk Ayah untuk tidur sekarang?" Seru Siwon menatap lamat-lamat putranya.
"Ayah sudah dewasa, atau lebih tepatnya... Sudah tua."
Tanpa sadar, perkataan Jaemin sukses membungkam sang Ayah.
****
"Akhh... Dimana benda itu?"
"Lain kali jangan ceroboh, coba ingat-ingat di mana terakhir kali kau meletakkannya?"
Jaemin mengusap rambutnya frustasi hingga membuat Yoona mendelik saat itu juga, "Tadi sudah rapi! Kenapa kau mengacaukannya lagi. Astaga... Kau terlihat seperti berandal." Omel Yoona kembali menata rambut Jaemin dengan sisirnya hingga rapi, membuat jidat pemuda itu nampak terekspos dengan seksinya.
Jaemin mengerucutkan bibirnya, matanya panik melacak buku-buku yang berada di atas mejanya. Sial! Ia kehilangan itu sekarang.
"Apa yang tengah kau cari?" Tanya Yoona dengan tangannya yang sibuk menyimpulkan dasi di depan dada Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] After Meet Mom
Fanfiction[Sequel of Meet Mom] ❝Karena Im Yoona adalah Ibuku.❞ °Start 01.03.20 [END] copyright 2020 by fielitanathh •Reading Sequence↓ [1] Meet Mom [2] After Meet Mom