"Ternyata masih ada orang sepertinya."Seoin terdiam dengan kepala menunduk saat seorang wanita cantik dengan jas dokter itu tersenyum sambil menepuk bahunya, Seoin berusaha menahan sesak yang kian timbul di dadanya.
Mengingat kejadian beberapa menit lalu sukses membuat hatinya tertohok, akankah benar ia tidak akan bisa menyelamatkan Jaemin dengan jantungnya? Seketika Seoin merasa sangat marah pada dirinya sendiri.
"Manusia itu... Sering kali berlumur dendam." Jun Jihyun, wanita yang kini bertugas mengawasi kondisi Jaemin itu kembali mengulum senyum tipisnya, menatap sang pasien yang masih terbaring lemah di atas bangsal dengan iba.
Seoin tidak bisa berkata-kata, ia terlalu kacau dan sakit hati, kejadian tadi benar-benar terasa seperti mimpi. Haruskah ia menganggap jika Tuhan kini berpihak padanya? Lalu... Bagaimana dengan Jaemin?
"Sebesar itukah rasa sayangmu padanya? Sampai-sampai kau hampir merelakan nyawamu sendiri, padahal itu perbuatan yang sangat sia-sia." Tanya Jihyun menatap Seoin penasaran, awalnya ia ingin memeriksa, tetapi melihat segalanya membuat rasa ingin tahunya melambung.
Jarang sekali Jihyun menemui kasus semacam ini, semua orang berfikir realistis, berusaha dan berharap agar segalanya baik-baik saja. Hampir semua orang melakukannya.
Seoin menggigit bibir bawahnya, "Aku sangat menyayanginya." Sahutnya setengah bergumam.
Jihyun terkekeh pelan, "Akhh... Aku harap dia mendengarnya." Lirih Jihyun sambil mengusap pelan lengan Jaemin, menatap wajah lelap itu dengan lekat.
Bahu Seoin kembali gemetar, tangisannya semakin menjadi. Menyayanginya? Heh! Bukankah itu karena dosa-dosa yang kau perbuat, Lim Seoin?
"Bisakah kau keluar? Sepertinya aku akan mulai memeriksanya." Jihyun tersenyum segan mengatakannya, ia benar-benar harus segera melakukan tindakan, sebelum semuanya terlambat, ada baiknya berusaha lebih dulu untuk itu.
"Lakukan yang terbaik." Lirih Seoin sambil membungkuk segan, wanita itu berjalan gontai, cengkeraman tangan Jaemin masih terasa jelas di pergelangan tangan Lim Seoin.
Pergerakan itu benar-benar nyata dan sangat menyentuh, jika di beri kesempatan, besok, atau suatu saat nanti Seoin ingin sekali mengobrol dengan Jaemin.
Melakukan hal-hal yang menyenangkan, makan bersama misalnya. Seoin ingin sekali melakukannya, bersama... Cucunya. Kemana ia membuang hatinya? Wanita kejam yang telah gila karena pria itu kini telah merasakan kejamnya dunia yang sebenarnya.
Ruangan dingin dengan nuansa putih bersih itu kini mulai terasa sedikit berbeda, ada seseorang yang merasakan kehidupan, namun tak mampu untuk serta merta di dalamnya.
"Kuatlah..." Jihyun bergumam, mencoba mengobrol dengan pemuda yang kini masih setia terpejam.
Jihyun menyetel ulang segala alat medis sesuai dengan kondisi setelah ia memeriksa detak jantung, suara EKG mendominasi ruangan itu sekarang, nyaring, dan mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] After Meet Mom
Fanfiction[Sequel of Meet Mom] ❝Karena Im Yoona adalah Ibuku.❞ °Start 01.03.20 [END] copyright 2020 by fielitanathh •Reading Sequence↓ [1] Meet Mom [2] After Meet Mom