#03

1.6K 190 13
                                    

Jimin berlari menaiki bukit dengan Yoongi di atasnya. Yoongi berpegangan erat-erat pada surai-surai di tengguk si srigala karena takut jatuh ketika Jimin naik ke atas pohon terbesar di hutan itu dengan melompat dari dahan ke dahan.

Yoongi turun dengan hati-hati lalu duduk di dahan yang paling kokoh sambil menatap bulan purnama di atas sana.

Ketika menoleh ia mendapati Jimin dalam wujud manusia yang tersenyum menatapnya.

"Ada yang mengganggu pikiranmu, cantik?"

"Aku dijodohkan...." Jawab Yoongi pelan.

Sudut bibir Jimin turun seketika.

"Kau menerimanya?"

"Apa aku bisa menolak?" Yoongi balik bertanya.

"Semua keluargaku menikah karena dijodohkan di usia 17 tahun. Kak Jin, Kak Hobi, dan sekarang aku.... Begitulah tradisi vampir untuk menjaga kemurnian keturunan kami..."

"Ternyata kaum mu lebih primitif dari bangsaku, sudah 2020 dan masih saja dijoďoh-jodohkan" ejek Jimin, entah kenapa merasa kesal.

"Yak, Jimin ssi...! bangsaku berbeda dengan bangsamu yang bisa kawin dengan manusia. Kalian sesama makhluk berdarah panas. Kami vampir, makhluk berdarah dingin, kami akan mati jika kawin dengan manusia... atau dengan makhluk berdarah panas lainnya. Perjodohan adalah cara kami mempertahankan bangsa vampir di jaman modern ini!"

Jimin terdiam. Yoongi meliriknya dengan ujung matanya. Keheningan yang dingin menyelimuti mereka.

"Jadi... yang waktu itu berkunjung, itu keluarga tunanganmu?" Yoongi mengangguk.

"Kapan kau akan menikah?"

"Sekitar 6 bulan lagi, aku dan tunanganku diberi waktu untuk saling mengenal satu sama lain dulu...."

Hening lagi.

Perlahan Jimin menyentuh dan menggenggam tangan pucat yang dingin itu. Yoongi menoleh padanya karena sentuhan itu. Sentuhan intim secara langsung dari kulit ke kulit dari Jimin terasa hangat di kulitnya.

Hangat... batin Yoongi.

Sejuk.... batin Jimin.

Jimin menautkan jemari tangan mereka dengan protektif. Yoongi membiarkannya.... Namun perlahan rasa hangat itu berubah menjadi panas... makin panas... dan....

"Ouch!"
"Ouch!"

Keduanya menarik tangan masing-masing dan saling pandang. Jemari Yoongi terasa panas bahkan melepuh, bagai luka bakar. sebaliknya jemari Jimin terlihat membeku dan terasa kebas karena hawa dingin yang menusuk.

Mereka saling berpandangan. Jimin memajukan wajah perlahan dan ragu-ragu... Yoongi merasa jantungnya berdebar makin keras ketika Jimin makin mendekat, memotong inchi demi inchi jarak diantara mereka.

Yoongi terbelalak ketika Jimin mengecup bibirnya pelan. Manis dan lembut.

Ciuman pertama bagi keduanya.

Mereka saling pandang, mencoba menilai isi hati masing-masing. Lalu Jimin mengecup bibirnya lagi, lebih dalam sekarang.

Kecupan berubah jadi ciuman, dan menjadi lumatan panas ketika Jimin memainkan lidahnya. Menjilat dan mengulum lidah Yoongi penuh gairah.

Yoongi benar-benar terhanyut, bibir Jimin terasa begitu pas di bibirnya... hangat, dan... panas... bahkan... terlalu panas.

"Ouch!"
"Ouch!"

Mereka saling melepaskan diri lagi. Yoongi menyentuh bibirnya yang terasa panas dan melepuh bagai luka bakar. Sementara bibir Jimin terlihat membiru dan lebam. Jimin menyentuh bibirnya yang kelu dan sedingin es. Rasa dingin itu begitu tajam dan menusuk menyakitkan.

✔️ Fire & IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang