I Love You. I Love You More

259K 2.1K 49
                                    

Malam ini udara terasa dingin. Rintik-rintik gerimis menepuk-nepuk kaca jendela. Sayup-sayup terdengar suara dari televisi di seberang sofa. Siaran pertandingan sepakbola baru saja berakhir. Wulan tertidur pulas sejak pertengahan pertandingan karena hari ini sangat melelahkan. Banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan di kantor dan lembur hingga malam.

Tiba-tiba terasa ada sentuhan di pipi dan hidung Wulan yang membuatnya terjaga. Dia membuka matanya dengan malas. Dilihatnya wajah Surya yang sedang tersenyum jahil kepadanya. Sangat dekat dengan wajah Wulan hingga hampir tak berjarak. Tangan Surya membelai pipinya dengan lembut. Hidung Surya digesek-gesekkan ke hidung Wulan. Itu kebiasaan Surya saat membangunkan Wulan. Dia menyebutnya ciuman beruang.

"Udah hampir jam dua belas malam. Boboknya pindah ke kamar aja, ya, Sayang," kata Surya.

"Aaahh ... males banget .... Di sini aja, ya." Wulan tak mau beranjak dari sofa, malah semakin mempererat pelukannya ke tubuh Surya.

"Di sini sempit, besok pagi badan bakalan pegal semua. Yuk, Mas gendong aja. Mau?"

"Mauuu ... Aku juga pengen pipis sebenernya," tukas Wulan spontan.

"Uuh ... dasar. Gendong belakang aja kalau gitu, ya ... ha-ha ...." Surya tertawa sambil memencet hidung Wulan.

Wulan berdiri dan naik ke atas punggung Surya. Tangan kirinya dia lingkarkan longgar ke leher Surya. Tangan kanannya mengacak-acak rambut Surya sambil tertawa.
Sesampainya di depan kamar mandi, Wulan melompat turun. Dia segera membuka pintu kamar mandi dan hendak menutupnya kembali, tetapi Surya masih berdiri tegak di depan pintu sambil menahan senyum. Tangannya memegang pintu kamar mandi.

"Iiih, apa-apaan, sih, Mas Surya ini. Minggir ... minggir ...." Wulan mendorong tubuh Surya agar menjauhi pintu.

"Yaaa ... kan, siapa tahu kamu takut. Aku temenin."

"Ha-ha-ha ... dasar jahil. Udah, ya, kututup dulu pintunya. Awas entar kejepit jarinya."

Surya tertawa sambil melangkah menjauh dari pintu kamar mandi, lalu berjalan menuju kamar tidur yang berada di sebelah kamar mandi.

Dua puluh menit kemudian Wulan berjalan memasuki kamar tidur. Lampu utama sudah dimatikan. Lampu tidur di samping ranjang sudah menyala. Pencahayaan ruangan terasa teduh menenangkan. Dilihatnya Surya sedang membelakanginya, berdiri menyandar di pintu balkon yang setengah terbuka. Udara sejuk dari gerimis di luar, masuk ke dalam kamar.

Wulan berjalan pelan mendekati Surya. Dengan agak berjinjit, dia kecup tengkuk Surya.

"I love you," bisik Wulan ke telinga Surya.

Surya menoleh dan tersenyum kepadanya. Mereka saling memandang dengan penuh cinta.

"I love you more," jawab Surya.

Diraihnya tangan Wulan dan direngkuhnya tubuhnya. Dia kecup kening dan hidung Wulan, kemudian dia putar tubuh Wulan menghadap ke arah gerimis sambil memeluk Wulan dari belakang. Berdua mereka menikmati hujan dalam diam, tanpa kata-kata.

Sesekali tangan Surya membelai lembut bahu dan lengan Wulan yang terbuka. Memberinya kehangatan dengan sentuhan tangannya. Mengecup leher dan telinganya.

Malam ini Wulan memakai gaun tidur kesukaan Surya. Gaun selutut dengan lengan setali. Tali kecil, yang sering dikatakan Surya dengan nada bercanda, yang bakalan lepas dengan sekali sentilan jarinya saja. Akan tetapi, toh, itu hanya candaan saja. Sejauh ini Surya belum pernah membuktikannya. Namun, mungkin malam ini dia akan melakukannya.

2/3/2020
Cerpen Cinta Wulan dan Surya


💋💋💋

Silakan baca novel-novelnya untuk mengikuti kisah lengkap sejak awal mereka berjumpa
"Sayap-sayap Patah #2" dan "Cinta Tak Selalu Indah #3"

Cinta Tiada Akhir #1 (Penuh Adegan  Mesra 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang