Aku Bahagia Hanya Duduk Berdua Denganmu Seperti Ini

10.2K 83 5
                                    

💜

Suara panggilan telepon masuk terdengar dari meja kecil di sebelah sofa ruang tamu, tempat Wulan dan Surya berbaring. Itu nada dering ponsel Wulan. Dia biarkan beberapa detik panggilan itu sebelum mengulurkan tangan kanannya ke tas yang berada di atas meja dengan enggan. Lalu meraih ponselnya dari dalam tas dan melirik nama penelepon.

"Halo, An. Ada apa?" Wulan menjawab dengan suara pelan.

Tangan kirinya membelai rambut dan telinga Surya, yang sedang mencium lehernya.

"Nanti malam jadi, kan?" tanya Ani dari seberang.

"Iya. Jadi. Nanti kami pulang kuliah langsung ke kos jemput kalian," jawab Wulan.

"Oke kalau gitu. Udah, ya."

"Ya."

Surya mengulurkan tangan kirinya, mengambil ponsel dari tangan Wulan dan meletakkannya kembali ke atas meja, kemudian melakukan ciuman beruang. Menggesek-gesekkan hidungnya ke hidung Wulan.

"Udah jam setengah enam, Sayang. Kita ke atas sekarang, ya. Mandi," ajak Surya.

Tangannya diulurkan ke blus Wulan dan mengaitkan kembali kancing-kancingnya yang terbuka.

Wulan tidak menjawab. Dia mengangkat kedua tangannya ke atas kepalanya, lalu memejamkan matanya, berpura-pura tertidur.

Surya tertawa dan mencium bibir Wulan.

"Ke kamar mandinya digandeng, ya. Enggak gendong-gendongan," kata Surya.

Wulan membuka matanya dan tertawa.

"Nanti rumah kita kecil aja, ya, Mas. Satu lantai aja. Enggak pakai tangg biar bisa digendong sekeliling rumah," kata Wulan.

Surya mengangguk sambil tertawa.

💜💜

Surya tersenyum geli, memerhatikan Wulan yang sedang memasukkan buku dan semua peralatannya ke dalam tas. Selalu menghibur melihat Wulan membereskan alat tulisnya. Pensil, penghapus, dan pena warna warni untuk menggambar sketsa. Kadang Wulan juga membawa perlengkapan merajut.

Bukan berarti Wulan tidak serius kuliah. Bukan. Akan tetapi, Wulan tidak bisa hanya duduk manis di dalam kelas. Dia akan bosan dan mengantuk karena kesibukan bekerja dari pagi hingga sore, kemudian malamnya kuliah.

Dia akan merasa sangat jenuh jika hanya diam mendengarkan dosen mengajar. Sekali-kali dia menghibur diri dengan menggambar atau merajut. Wulan jenis orang yang ceria dan menikmati hidup. Itu salah satu hal yang membuat Surya jatuh cinta kepadanya.

"Yuk, Mas. Kita jemput Ana dan Dina," Kata Wulan sambil berdiri dan mencangklong tasnya di bahu kiri. Tangan kanannya mengusap lengan Surya yang duduk di kursi sebelahnya.

Surya mengangguk, lalu berdiri dan berjalan bersisian dengan Wulan menuju tempat parkir mobil. Sesekali saat lorong kampus sepi, tangan Surya terulur ke punggung Wulan dan mengusapnya pelan.

Surya menghentikan mobilnya di seberang pagar rumah kos. Malam ini banyak yang mengunjungi penghuni kos. Sepanjang pagar penuh dengan mobil dan motor yang diparkir. Teras rumah juga penuh dengan anak-anak muda yang duduk bercengkerama.

Rumah kos Wulan memiliki tiga teras. Di samping rumah, di depan rumah, dan di depan paviliun Wulan. Teman-teman Wulan kadang menumpang duduk di teras Wulan saat teras yang lain terisi.

Wulan mengambil ponsel dari dalam tasnya hendak menelepon Ani dan memberitahu bahwa mereka berdua sudah berada di depan kos.

"Nelponnya nanti aja, ya. Kita sayang-sayangan dulu sebentar," kata Surya sambil mengambil ponsel dari tangan Wulan dan meletakkannya di atas dashboard. Kemudian meraih kepala Wulan dan mencium keningnya.

"Aku bahagia hanya duduk berdua denganmu seperti ini," kata Surya sambil mengecup bibir Wulan sekilas.

Wulan tersenyum dan membalas kecupan Surya. Disandarkannyya kepalanya di bahu Surya, menikmati suasana malam berdua dalam diam.

Cinta Tiada Akhir #1 (Penuh Adegan  Mesra 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang