Seandainya Dunia Ini Hanya Ada Malam, Aku Bisa Peluk Kamu Selamanya

14K 115 5
                                    

💜

Jam weker di atas meja berdering nyaring, memecah keheningan pagi. Pukul 4.30 pagi. Hujan yang turun sejak tengah malam sudah berhenti, hanya menyisakan udara dingin di sekeliling ruangan.

Sudah satu jam semenjak Wulan dan Surya terbangun dan bermesraan di atas ranjang. Dengan enggan Surya melepaskan ciumannya dari bibir Wulan dan menarik tangannya dari balik gaun tidur Wulan, lalu menyibak selimut yang menutupi tubuhnya.

Surya sedikit menggigil saat menggeser tubuhnya mendekati meja di sebelah ranjang dan menekan tombol untuk mematikan alarm jam. Dadanya yang telanjang tiba-tiba terasa dingin.

Wulan menggeser tubuhnya mendekat ke arah Surya dan memeluk tubuhnya dari belakang. Menarik selimutnya ke depan agar menutup tubuh Surya yang setengah telanjang. Dipeluknya tubuh Surya erat-erat untuk berbagi kehangatan. Dibelai-belainya dadanya. Dada yang keras. Telapak tangannya terasa hangat saat menyentuh kulit tubuh Surya.

Didekatkannya wajahnya ke leher Surya. Kemudian mengecup tengkuk Surya berulang kali dan menggigit bahunya.

Surya tersenyum. Membalikkan tubuhnya, berbaring berhadapan dengan tubuh Wulan. Digenggamnya kedua tangan Wulan dan diciumnya. Kemudian dipeluknya Wulan erat-erat dan dikecupnya keningnya. Diciumnya bibir Wulan dalam-dalam. Mencoba melupakan matahari yang akan muncul satu jam lagi.

"Seandainya dunia ini hanya ada malam, aku bisa peluk kamu selamanya," bisik Surya di telinga Wulan.

💜💜

"Nanti ke mall jam berapa, Sayang?" tanya Surya sambil mencium puncak kepala Wulan. Kemudian duduk di kursi sebelah Wulan, di depan meja makan. Dikecupnya pipi Wulan tiga kali.

"Dari rumah jam 9.15 aja, ya. Biar bisa beres-beres dulu sebelum mall buka," jawab Wulan sambil memasukkan suapan terakhir ke mulutnya. Pagi ini dia sarapan dua tangkup roti dengan selai cokelat dan secangkir kopi buatan Surya.

"Oke. Mau nambah lagi enggak rotinya?" tanya Surya.

"Enggak usah. Makasih, ya, Mas. Udah kenyang, kok," jawab Wulan sambil mencium pipi Surya dan mengacak-ngacak rambut Surya.
Surya tertawa dan menyentil ujung hidung wulan.

"Nanti selama aku kerja, Mas Surya mau ngapain? Aku, kan, pulangnya sore?" tanya Wulan.

"Nanti siang temen-temen ngajakin basket. Pulangnya bisa langsung jemput ke mal," jawab Surya.

"Sebelum jemput mandi dulu, ya. Biar enggak bau keringat," kata Wulan sambil tertawa. Kemudian bangkit berdiri, membawa piring dan cangkirnya ke sudut ruang makan, untuk dicuci.

Surya menyusul berdiri dan berjalan ke arah bak cuci piring. Dia peluk tubuh Wulan dari belakang. Disibaknya rambut Wulan yang menutupi lehernya ke samping. Kemudian diciumnya leher, bahu dan telinga Wulan. Lidahnya bermain-main di sana. Tangannya diselipkan ke balik baju Wulan.

Wulan tidak ingat lagi apa tujuannya di sana. Melupakan piring dan cangkir kotornya.


Cinta Tiada Akhir #1 (Penuh Adegan  Mesra 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang