Anak Kita Nanti Juga Pasti Cantik. Secantik Kamu

47.4K 259 9
                                    

💜
Wulan keluar dari ruang kerjanya dan berjalan melewati lorong kantor menuju ruang depan. Dilihatnya Surya sedang bercakap-cakap dengan Pak Yatno, sopir kantor. Surya tersenyum saat melihat Wulan, kemudian berpamitan dan menggandeng Wulan menuju tempat parkir. Mobil Surya diparkir di ujung, di bawah rumpun bambu hias. Itu adalah tempat parkir favoritnya. Teduh dan tidak banyak orang berlalu lalang.

Surya tidak segera menyalakan mobilnya. Diraihnya kedua tangan Wulan sambil tersenyum jahil.

"Apaan?" tanya Wulan sambil menahan tawa, curiga dengan keisengan Surya.

"Aku pengen cium kamu di sini. Satu detik aja, deh. Boleh, ya, Sayang?" kata Surya sambil tertawa.

Wulan tertawa dan mengangguk.
Surya segera meraih kepala Wulan, mendekatkan ke arahnya dan mengecup bibirnya. Akan tetapi, tidak hanya selama satu detik, seperti janjinya semula.

💜💜

Sudah setengah jam Surya menemani Wulan berkeliling mal untuk mencari kado ulang tahun buat Dina. Semua benda yang berbentuk atau bergambar Tweety, karakter kesukaan Dina, sudah dipegang Wulan, tapi belum ada satu pun yang dibelinya.

"Jadinya mau beli kado yang mana?" tanya Surya.

"Aku bingung. Soalnya semua bagus," jawab Wulan sambil tangannya sibuk membolak-balik sebuah boneka.

"Ini mirip kamu, deh, Sayang. Tuh, jabriknya sama ha-ha-ha ...." Wulan tertawa-tawa sambil memeluk sebuah boneka warna coklat.

"Ya, udah yang itu mas Surya beliin buat kamu, asalkan kadonya cepetan diputusin yang mana," kata Surya sambil tertawa dan mengacak-acak rambut Wulan.

Di kasir ada antrean yang lumayan panjang. Mereka sudah berdiri selama sepuluh menit, tapi di depan mereka masih ada lima pembeli yang mengantre. Wulan mendekap boneka barunya dan jam weker berbentuk Tweety dengan tangan kiri. Telapak tangan kanannya dia selipkan di ketiak Surya.

Tepat di depan mereka, berdiri mengantre pasangan muda dengan seorang anak balita. Gadis kecil yang lincah dan sibuk mengoceh. Surya dan Wulan tersenyum-senyum mendengarkan ocehannya.

"Lucu, ya. Imut. Cantik," bisik Wulan kepada Surya sambil menunjuk ke arah anak itu.

"Iya. Anak kita nanti juga pasti cantik. Secantik kamu," jawab Surya sambil menyentil ujung hidung Wulan.

Wulan tersipu sambil menyandarkan kepalanya di bahu Surya.

💜💜💜

"Bagus, kan, Sayang?" tanya Wulan sambil menunjukkan kado yang baru selesai dia bungkus.

"Iya ... bagus." Surya menjawab sambil melihat ke arah kado yang dipegang Wulan sekilas, lalu matanya kembali menatap televisi. Sejak mereka berdua sampai di rumah, Surya langsung berbaring santai di sofa sambil menonton balap formula kesukaannya.

Wulan bangkit dari karpet tempatnya duduk, lalu berjalan menuju sofa tempat Surya berbaring. Kemudian menelungkupkan tubuhnya di atas tubuh Surya. Kedua tangannya diletakkan di depan mata Surya agar Surya tidak bisa melihat siaran televisi. Diciumnya Surya sambil tertawa-tawa.

Surya juga tertawa sambil menggulingkan tubuh Wulan sehingga posisi tubuh Surya yang sekarang menelungkup di atas tubuh Wulan. Dia tidak marah Wulan mengganggu acara menonton televisinya. Dia sudah tak peduli lagi siapa yang yang bakal jadi juara dunia. Yang dia inginkan sekarang hanya mencium Wulan sampai dunia berhenti berputar.

Cinta Tiada Akhir #1 (Penuh Adegan  Mesra 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang