Satu Malam Tanpa Kamu Serasa Satu Tahun

16.3K 105 5
                                    

💜

Surya berjalan menuju atrium mal. Dari kejauhan terlihat Wulan dan teman-temannya sedang melayani pengunjung. Kantor Wulan menyewa booth di mal weekend ini untuk promosi bisnis. Wulan tersenyum saat melihat Surya berjalan ke arahnya. dia melirik jam tangannya, kemudian memberi kode dengan telapak tangannya. Lima menit lagi.
Surya mengangguk dan tersenyum.

"Kita nonton yang jam tujuh aja, ya, Mas. Tanggung, mau Magrib," kata Wulan setelah pengunjung terakhir keluar dari booth. Wulan merapikan buku-buku dan rak kecil yang berisi brosur di atas mejanya.

"Oke. Kita makan dulu aja, ya," jawab Surya sambil berdiri mendekat ke sebelah Wulan dan mengusap punggungnya sekilas.

Wulan menoleh ke arah Surya dan tersenyum. Tercium bau harum dari tubuh kekasihnya. Surya sudah menyempatkan diri untuk mandi, setelah latihan basket.

💜💜

Surya membeli empat lembar tiket untuk pertunjukan pukul tujuh malam di loket. Kemudian duduk di kursi tunggu bioskop sambil memainkan ponselnya untuk mengisi waktu saat menunggu Wulan, Ani, dan Dina yang sedang sholat Magrib di mushola mal. Sekitar lima belas menit kemudian, mereka bertiga muncul di pintu masuk. Tepat waktu, bersamaan dengan suara panggilan untuk penonton memasuki studio.

Wulan melayangkan pandangannya ke sekeliling lobi bioskop. Tersenyum dan melambai ke arah Surya yang berjalan menghampirinya. Hari ini dia memakai rok pendek dan sepatu setinggi tujuh sentimeter, yang menonjolkan kakinya yang panjang.

Surya selalu mengatakan bahwa dia cinta semua yang ada di diri Wulan. Namun dia paling menyukai kaki Wulan yang jenjang dan rambut Wulan yang panjang.

💜💜💜

Surya memarkir mobilnya di depan pagar kos, di bawah pohon akasia yang rindang dengan lampu penerangan yang temaram. Saat ini masih pukul 21.05. Belum terlalu larut malam.

"Aku mau ngobrol dulu sebentar sama Mas Surya. Lima menit, deh. Kalian masuk dulu aja, ya." kata Wulan kepada Ani dan Dina.

Mereka berdua mengangguk dan tersenyum maklum. Lalu berpamitan kepada Wulan dan Surya dan berjalan menuju rumah.

Surya menggeser duduknya menghadap ke arah kursi Wulan.

"Malam ini beneran mau tidur di kos aja?" tanya Surya. Diraihnya kedua tangan Wulan dan diciumnya.

"Iya. Biar Mas Surya enggak bosan, tiap malam ketemu aku terus," jawab Wulan sambil tertawa kecil.

"Aku enggak bakalan bosan sama kamu, Sayang. Satu malam tanpa kamu serasa satu tahun," gurau Surya seraya meraih kepala Wulan. Dia kecup keningnya dengan penuh rasa sayang, lalu dibelainya rambut Wulan yang panjang.

Wulan tertawa dan menempelkan kedua tangannya di dada Surya. Lalu mencium dagu dan leher Surya.
"Seminggu ini aku di kos aja, ya. Aku udah kangen ngobrol semalaman sama Ani dan Dina. Entar Jumat malam aku ke rumah Mas Surya lagi."

Surya mengangguk sambil tersenyum dan mencium hidung Wulan.
Wulan menengadahkan kepalanya, lalu mengecup dan menggigit bibir Surya sekilas.

Surya tertawa dan mencubit hidung Wulan. Diraihnya tengkuk Wulan dengan tangan kiri. Diciumnya bibir Wulan dalam-dalam. Tangan kanan Surya menyelinap ke dalam rok Wulan dan membelai-belai pahanya. Sepertinya waktu  lima menit tidak akan cukup buat mereka berdua.

Cinta Tiada Akhir #1 (Penuh Adegan  Mesra 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang