B. Baker Street
Baker Street. 221 B Baker Street. Tepatnya flat milik Nyonya Hudson kini resmi menjadi tempat tinggal untuk John Watson dan Sherlock Holmes. Sebuah flat yang harus rela disesaki oleh barang-barang mereka berdua-err, oke, sembilan puluh persen milik Sherlock. Flat yang menjadi saksi bisu cekcok kecil sampai perkelahian sang detektif konsultan dengan penulisnya, juga penonton setia bagaimana tawa berderai kembali dari kedua orang dengan muka lebam dan sudut bibir yang sedikit berdarah itu.
Beberapa kali John pernah menyuruh Sherlock untuk memindahkan sebuah tengkorak dari rak buku. Tapi Sherlock hanya menanggapinya dengan, "Lebih baik tengkorak itu atau kepala yang baru saja terpotong dengan panca indera sedikit hancur dan darah masih menetes segar dari lehernya?" John masih ingin kewarasannya terjaga dibandingkan harus ditatapi oleh dua buah bola mata yang bahkan ia juga tidak tahu milik siapa ketika menulis untuk blog-nya.
Nyonya Hudson juga sudah menyerah untuk membereskan meja makan yang sudah disulap menjadi laboratorium mini daripada asap warna-warni membumbung aneh plus bau tidak sedap dari salah satu tabung reaksi.
Tapi, wanita setengah baya itu tidak pernah menyesal mengizinkan mereka berdua tinggal di flatnya. Selalu ada kehangatan tiap kali John dan Sherlock tanpa sadar telah menyalakan kembali warna di kehidupan tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragments of (a BBC SHERLOCK fanfiction)
FanficKepingan-kepingan kisah yang tak akan pernah bisa terhapus oleh waktu. Sherlock Holmes dan orang-orang di sekelilingnya. Disclaimer for Sir Arthur Conan Doyle (Sherlock Holmes) Steven Moffat and Mark Gatiss (TV Series SHERLOCK by BBC ONE)
