I for Irrasionality

356 27 3
                                    

I. Irrasionality

Jenius dan gila itu beda tipis. Terkadang John, Lestrade, Molly bahkan Nyonya Hudson tak bisa membedakan kedua istilah itu ketika melihat Sherlock. Tanyakan daftar hal-hal yang tidak masuk akal dari seorang Sherlock Holmes kepada John. Jangan kaget jika ia memberimu daftar yang lebih panjang dari bon ibu-ibu yang belum belanja selama enam bulan.

Contohnya:

Sang blogger membuka pintu flat sembari bersimbah peluh. "Aku pulang." Mencari barang bukti di London yang tengah dilanda musim panas bukan pilihan yang bagus. John langsung menggantungkan jaket penuh keringatnya di gantungan dekat pintu tanpa melihat ke sekeliling.

Begitu ia menengok ke arah ruang tamu, betapa kagetnya ia melihat Sherlock masih dalam pose yang sama sebelum ia pergi: duduk di kursinya sembari mengatupkan kedua tangan dan menaruhnya di depan mulut, serta pandangan kaku yang lurus ke depan.

Sherlock baru bereaksi ketika pundaknya ditepuk oleh John, "Oh!". Pandangannya yang tadi kosong kini menunjukkan kesadaran. "Hmm, John, kau baru akan berangkat?"

John tidak dapat menutupi keterkejutannya. "Aku sudah pulang, Sherlock! Kau duduk di sini selama lima jam tapi tidak sadar aku pamit padamu?!"

"Tepatnya lima jam tujuh belas menit dua puluh delapan detik, John."

Orang waras mana yang sangat ingat detail hal sepele tetapi tidak sadar kepergian dan kedatangan partnernya?

Atau yang ini:

Lestrade mengerutkan dahinya—tak mengerti sekaligus takjub—membolak-balikan lembar demi lembar profil daftar calon tersangka di tangannya.

"Bagaimana kau bisa mengumpulkan begitu banyak data secepat ini?"

Sherlock meneguk kopi milik Lestrade tanpa permisi sebelum menjawab, "My Bakerstreet Irregulars."

"Apa?"

"Jaringan tuna wismaku yang tersebar di seluruh London."

"Bloody Hell! Kau memanfaatkan gelandangan sebagai mata-matamu?!" Lestrade menyambar kembali cangkir kopinya.

Detektif beriris kelabu itu hanya mengedikan bahu. "Mereka bergerak lebih cepat dibanding polisi."

Bahkan hal sepele, seperti:

"Kau pasti bercanda 'kan, Sherlock?" Nada tak percaya keluar dari mulut John.

Sherlock bingung melihat ekspresi sahabatnya ini menatap aneh dirinya, seperti melihat sesosok makhluk yang datang dari zaman purba. "Tidak. Lagipula siapa yang peduli jika matahari sebagai pusat tata surya?" Ia kembali memetik senar biolanya dengan tak acuh.

"Semua orang, Sherlock! Semua orang! Kecuali kau, detektif paling jenius di dunia tapi tidak tahu jika bumi mengelilingi matahari!" hampir tanpa napas John berteriak. "Oh, God!"

"Dan apa peduliku, John! Meskipun bumi itu datar atau mengelilingi jupiter pun tak ada sangkut-pautnya dengan tindak kriminal!"

Lalu John hanya dapat pasrah mendengar pembelaan dari si-maniak-kasus-hampir-tahu-segalanya-tapi-tidak-tahu-pusat-tata-surya ini.

Secuil hal di atas adalah masuk akal bagi Sherlock. Tak ada yang tak masuk akal karena Sherlock Holmes adalah manifestasi irasionalitas itu sendiri.

Fragments of (a BBC SHERLOCK fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang