EMPAT BAB TERAKHIR!!!!
SIAPKAN HATI UNTUK BACA SAMPAI AKHIR YAAA....
HAPPY READING 😘😘😘
° AIRI °
Jam di dinding menunjukkan pukul 11.30 WIB saat terdengar suara mencurigakan dari balik pintu utama rumah. Aku yang sedang berada di dapur untuk meneguk segelas air dengan sigap mengambil sapu dan berjalan mengendap-endap saat suara khas kunci dibuka terdengar. Disusul sesosok wanita yang membuatku menarik napas lega saat mengenali wajahnya dengan bantuan cahaya lampu di teras.
"Malam bang---"
"Astagfirullah, Ri! Ngagetin aja sih kamu!"
Aku terkekeh. Balik ke dapur dan menyimpan kembali senjataku. Kuangsurkan segelas air pada Mbak Vega yang memejamkan mata sambil beristirahat di sofa.
"Malam banget pulangnya, Mbak?" tanyaku yang sempat tertunda tadi.
"Banyak banget kerjaan, Ri."
Aku mengangguk kecil.
"Aku tadi ada ungkep ayam sama bikin sambal lamongan. Mau digoreng sekarang atau---"
"Nanti aja, Ri. Kamu istirahat gih."
Ini memang malam ke sekian Mbak Vega tiba di rumah hampir larut malam. Rasanya sejak Rival yang memimpin, perusahaan itu semakin gila memperkerjakan pegawainya. Mungkin karena pemimpinnya yang gila kerja hingga menuntut hal yang sama pada anak buahnya. Bahkan menurut cerita Naya waktu itu, Rival tak akan berhenti bekerja jika bukan karena Vano yang memaksanya.
Ck! Dasar manusia robot. Nggak punya hati.
Memangnya siapa nanti yang susah karena banyak pegawai yang sakit akibat tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup?
Ya, emang dia sih. Tapi....
"Perusahaan kena kasus penggelapan pajak."
Ucapan Mbak Vega menahan langkahku. Wajah lelahnya terlihat lebih muram, seperti banyak pikiran. Kuputuskan untuk kembali duduk di sisinya. Bersiap menjadi pendengar keluhannya.
"Sementara ini masih diselidiki tim audit. Kalau nama Pak Harry nggak lolos pemeriksaan, ada kemungkinan Mbak juga ikut terseret."
Jantungku mencelos. Sepertinya tak mungkin Pak Harry yang sangat baik hati itu melakukan penggelapan. Selama mengenalnya, beliau terlihat begitu sederhana. Bahkan rela mengadakan syukuran ala kadarnya untuk menekan biaya pengeluaran. Bagaimana....
"Semoga Pak Harry lolos ya, Mbak."
Aku tak tahu sudah sejauh mana pemeriksaan itu berlangsung. Tapi membayangkan Mbak Vega berada di ruang interogasi dan diberondong banyak pertanyaan membuat hatiku sakit. Harusnya saat itu aku tak membantunya menyusun data karyawan, biar ia dipecat dan kerja di perusahaan lain. Atau harusnya aku terima tawaran Rival yang mengajakku bergabung di perusahaannya, agar aku bisa ikut menyelidiki masalah ini. Atau....
Astagfirullah 'aladzim...
Apa yang harus aku lakukan sekarang?
"Ri, boleh Mbak tanya sesuatu?"
Aku mengangguk cepat.
"Kamu... Gimana hubungan kamu sama Pak Rival?"
Mulutku sukses mengangak.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRI (Completed)
عاطفية>>> Sila baca AIREL dulu ya, biar lebih jelas. Terima kasih... Untuk kamu, kesalahan termanisku. Aku tak pernah menyesal menyembunyikan diri darimu. Karena tanpa sadar aku justru membuatmu terus berada di dekatku. Menjagaku, memberiku kenyamanan h...