1. HER

80 6 8
                                    


Kantin SMA GARUDA HARAPAN

Agam datang membawa pesanan makanan. Elvan duduk di bangku pojok dan menunggu Agam sambil memainkan game di handphone nya. Dia tidak peduli dengan keramaian kantin karena ia rasa ia tidak membuat keramaian itu. ia tetap fokus pada game nya.

"woey! lagi maen game apaan lu? gak liat tuh seisi kantin liatin lo" sindir Agam.

"biasa nih game cacing" jawab Elvan sekenanya.

"cih! ganteng ganteng maen cacing awas lu ntar cacingan!"

Kemudian Elvan membantingkan handphone tepat didepan Agam dengan muka datar dan tatapannya yang serius. Elvan bangkit dari duduknya dan mencengkram kerah baju Agam.

"woy kenapa woy santai dong lu lagi PMS?!" ucap Agam sembari berteriak kecil.

Kini seisi kantin tertuju kepada aksi Agam dan Elvan. Bahkan kegiatan mereka masing masing terhenti hanya untuk melihat Agam dan Elvan. memang,Elvan Keano Alatas adalah siswa laki laki yang bereputasi sebagai The Most Wanted Boy,dia berhasil menarik perhatian semua murid khususnya perempuan saat MOS. Meskipun kini Elvan masih duduk dibangku kelas X tapi banyak yang sengaja Dirrect Message dan Spam like akun instagramnya.

Begitu pun dengan Agam Syahreza,cowok dengan pakaian tertata rapih dan berdisiplin sangat tinggi yang juga mampu menarik perhatian semua murid khususnya perempuan. Agam dan Elvan keduanya bersekolah dengan beasiswa karena prestasinya yang luar biasa.

"HEY JANGAN!! JANGAN!! KALIAN NGAPAIN?!!"

Seisi kantin kaget atas datangnya seorang perempuan yang mencairkan suasana dengan tingkahnya yang heboh, karena melihat Agam dan Elvan. Tatapan Agam dan Elvan menuju pada perempuan itu.

"mana kembalian gue?" tanya Elvan santai dengan tatapan masih menuju pada perempuan itu.

"hah?" tanya Agam bingung "maksud lo apa?" lanjutnya.

Elvan melepaskan cengkeraman tangannya dari kerah Agam, dan duduk kembali. Agam pun memberikan uang kembalian Elvan dan ikut duduk.

Airis yang berada di anatara Agam dan Elvan hanya bengong, lalu memukul Elvan cukup kencang.

"Woyy! Maksud lo apaan sih?" Hardik Elvan sambil mengusap lengannya.
"Abisnya, malah bikin panik sih!" Jawab Airis santai.

Elvan memutar bola matanya malas.

"Ris, lo sendirian?" Tanya Agam sambil memasukkan makanan ke mulutnya.
"Iyalah, emang sama siapa lagi? Temen aku kan cuma kamu!" Jawab Airis.

"Halah! Jan boong lu!" Ucap Agam sambil tersenyum kecil.

"Oh, El! Kenalin, ini sahabat gue!" kata Agam semangat. Dan hanya mendapatkan respond datar dari Elvan.

"cuek amat bapaknya" sindir Airis.
Elvan hanya melirik sekilas Airis di samping nya. Airis terlihat nyaman berbicara dengan Agam. Sesekali tertawa, cemberut, tertawa lagi. Tanpa disadari, Elvan tak bisa mengalihkan tatapannya dari perempuan di sampingnya.

"Eh bentar!" Sahut Airis, bulak balik menatap Elvan lalu Agam, Elvan lagi, Agam lagi.

Tiba-tiba Airis mendekatkan wajahnya ke wajah Elvan. Sontak, Elvan mencondongkan tubuhnya ke belakang, berniat memberi jarak antara wajahnya dan wajah Airis. Tetapi, Airis terus mendekatkan wajahnya. Hingga akhirnya berhenti setelah kepala Elvan terhantuk ke dinding.

"Kalian mirip!" sahut Airis girang.
"Dih, dih, dih! Buset! Mata lo itu rabun apa gimana sih? hah? Lo ngedekatin muka gue cuma buat buktiin kita mirip gitu?" Cerocos Elvan. Agam hanya menahan tawanya.

"Eh denger ya! Lo gak usah modus ama gue! Hihh, ya ampun. Gam? Lo dapet darimana sih nih cewek? Kok lo bisa betah gitu temenan ama dia! Kalo gua sih kagak!" Sambung Elvan. Airis hanya menatap Elvan sinis, lalu berdecak.

"Awas lho, entar malah sayang!" Ceplos Agam sambil tersenyum jahil.

"Amit-Amit!! Hih amit-amit! Gue? Ama ni cewek? Cih, gak bakal tentram idup gue! Ih!" Elvan membuang mukanya dari Airis yang sedari tadi menatapnya jengkel.

Agam tertawa.
Airis tiba-tiba meminum minuman yang ada di hadapannya dengan cepat, ia haus diterpa oleh celotehan unfaedah dari Elvan.

"Woyy! Ngapain lo minum minuman gueee?!" Protes Elvan, lalu menarik paksa minumannya yang ada di tangan Airis.

Airis memicingkan matanya.
"Pantesan gak enak, iek!" lanjut Airis.
Elvan melotot. Ia naik darah kali ini.

"Terusss, ngapain lo minum bambankkk? Ih, kalo bukan cewek, udah gue pitesin lo!" Kata Elvan menahan marah. Airis sih enjoy-enjoy saja. Malah ia merasa senang melihat wajah lucu Elvan ketika marah.

Ting!
Satu pesan masuk di hp Airis, segera Airis membukanya lalu cemberut.

"Aku gak dijemput, gimana dong?"
Kata Airis langsung menatap Agam.

"Yahh, gue gak bisa Ris. Gue harus ngurusin banyak hal. Gue juga gak bakal pulang ke rumah beberapa hari ini. Sorry ya?" Sesal Agam, karena tak bisa mengantar Airis pulang. Airis makin cemberut.

"Nah! Gimana kalo lo aja El yang anter Airis? Sekalian kenalan kan?" Sahut Agam, yang tetiba mendapat ide jahil di kepalanya.

Elvan menatap Agam tak percaya.
"Gak! Gue gak mau! Titik. Dia kan bisa pake transportasi umum, ngapain harus gue?" Komen Elvan tak terima.
Agam tak kehabisan energi untuk membujuk Elvan.

"Ayolah El, kasian dia. Lagipula dia gak bisa naik transportasi umum. Dia trauma. Waktu itu dia pernah naik taxi online, terus ternyata supir taxi nya bandar narkoba. Untung dia selamet." Jelas Agam.

"Weh serius? Terus lo ditawarin narkoba?" Tanya Elvan yang tiba-tiba tertarik dengan pengalaman Airis. Airia mengangguk tanda jawaban untuk pertanyaan Elvan.

"Tapi aku gak mau, aku langsung keluar dari mobilnya, terus lari." Terang Airis. Elvan bengong.

"Tuh kan, makanya,anterin ya?" Minta Agam lagi.

Elvan melirik Airis, lalu mengangguk.
"I.. iya deh! Tapi lo sambil ganti minuman gue yang udah lo minum ampe abis ya? Kalo enggak, awas aja lo!" Ancam Elvan. Airis mengangguk.

***

Bel pulang sudah berdenging di seantero sekolah. Airis menggendong tasnya keluar, dengan perasaan campur aduk. Terima atau enggak tebengan dari Elvan.

"Woy!"
Airis membalikkan tubuhnya. Tampak Elvan sedikit berlari menghampiri Airis.

"Yuk! Cepet!" Ajak Elvan sambil menarik tangan Airis. Kebetulan, cuaca mulai mendung, dan rintik hujan turun.

Sampai di parkiran, Elvan segera menyerahkan helm pada Airis. Airis langsung memakainya.

Dilihatnya lagi, Airis memakai rok seragam pendek, sedangkan motor Elvam cukup tinggi. Dan kemungkinan ia akan mengebut karena hujan. Tidak! Ia tidak mungkin harus melihat bagian privasi wanita.

Akhirnya, ia memutuskan melingkarkan jaketnya pada pinggang Airis. Sontak, Airis kaget.

"Kamu ngapain?" Tanya Airis melihat tubuh Elvan sangat dekat dengan Airis.

"Gue gak mau daerah privasi lo keliatan, makanya gue pinjemin jaket, lumayan buat nutupin. Udah, Yuk cepet!" Jelas Elvan lalu naik ke atas motornya disusul Airis dengan sedikit senyum di bibirnya.

-TBC-

Irreplaceabble will be back!
See you at next chapter^_^
Hope you enjoy this chapter, don't forget to VoMent!

luv u xoxo. 🖤

LMTTE ;  Love Me Till The End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang