Happy reading🍑
Alvaro membaringkan Dara di brankar UKS dan menelfon seseorang
"Panggil dokter Carotta sama dokter Hans! eh jangan dokter Carotta sama dokter Cece!"
"...."
"Hm, cepetan 5 menit."
"...."
"Ok."
Dara menatap Alvaro dengan tatapan bersalahnya, Dara menangis itu semua terjadi karenanya, bukan salah Alvaro "Ra, kamu kenapa? Masih sakit ya? Yang mana hm?" Terlihat begitu banyak kecemasan di wajah Alvaro.
Dara diam, tak bisa menjawabKrek
Pintu UKS terbuka di sana berdiri dua dokter perempuan
Alvaro memerintah dokter tersebut "Periksa semua lukanya dan obati hingga dia tak merasakan sakit, jika perlu saya bawa ke rumah sakit katakan!" Kedua dokter itu hanya mengangguk memang mereka mengenal bagaimana seorang Alvaro "Sayang, aku keluar dulu ya, atau mau aku temenin." Dara menggeleng
🍑
Setelah Dara diperiksa, Alvaro terus menunggunya, sedangkan sahabat Dara telah masuk kelas karena jam pelajaran tengah berlangsung
Dara sedari tadi hanya membuang muka tak berani menatap Alvaro, karena salahnya "Al," ucapnya pelan tapi pasti Alvaro mendengarnya "Kenapa hm? Ada yang sakit?" Dara menggeleng, Alvaro menaikan satu alisnya
"Sorry," Alvaro mengernyit "For?"
Dara menatap Alvaro dengan tatapan sendunya "for everything, my attitude is like a child because of trivial things that made me sulk with you, and it turned out like."
"it's okay it's not your fault."
"why Al? why you care and are so kind to me."
"because you are mine and I love you very much Dar," Alvaro mengusap pipi Dara yang ada goresan luka dengan pelan "Udah ya, ga usah pikirin itu lagi. Istirahat ya." Alvaro menidurkan tubuh Dara dan menarik selimutnya sebatas bahu
Your apology is my fault Dar. Biarlah orang yang membuatmu sakit akan merasakan akibatnya.pikir Alvaro
Alvaro tersenyum devil setelah mengetikan sesuatu di ponselnya, ia melihat wajah damai menggantikan senyumnya menjadi senyum manis yang tak pernah ia tunjukkan ke siapapun, termasuk orang tuanya. Alvaro terlahir dari keluarga orang kaya yang memiliki kekuasaan dan kecerdasan, memiliki khas dingin dan tak tersentuh menuruni sikap Derrano-Papanya, beliau bisa berubah karena Zelia-Mamanya. Apa Dara yang akan merubah Alvaro? Maybe.
🍑
Saat istirahat Alvaro mengantarkan Dara pulang, bukan hal yang sulit bagi Alvaro mengajak Dara pulang tanpa memberitahu guru
"Al, mau es krim." pinta Dara
"Nggak."
"Kenapa?"
"Aku cuma ga mau kamu sakit, kamu baru sembuh Ra,"
Dara menhembuskan nafasnya "Iya gapapa kok."
Hening,
Alvaro fokus menyetir, Dara menduduk dan mengetuk - ngetukan jari - jarinya
"Satu."
Dara menoleh "Apanya?"
"Mau es krim kan?," Dara mengangguk antusias "Satu ga boleh lebih dari itu." lanjutnya Dara hanya mengangguk pasrah biasanya dia membeli cup besar dan menghabiskannya
Alvaro mengitari mobil membukakan pintu Dara, dan masuk ke kedai es krim yang hanya di foodtruck, banyak pasang mata perempuan yang memandangi wajah Alvaro, tapi Alvaro tetap menadang wajah dinginnya
"Mau pesen apa?"
"Chocolate mix Vanila oreo."
"Oke aku pesenin."
"Kamu gak?" Alvaro menggeleng
Alvaro pergi mengantri panjang memesankan es krim untuk Dara, sedangkan Dara menunggu di kursi depan "Hei." sapa seseorang membuat Dara menoleh "Grey? Aaa Dara kangen." refleks Dara memeluk pria di depannya 'Grey Kerrano' sahabat Dara yang sudah dianggap kakak bagi Dara, ia membalas pelukan Dara gadis yang sangat ia rindukan, ia cintai dan ia tinggalkan karena cintanya ditolak Dara, pengecut memang kedengarannya, tapi ia tak sanggup
Bruk
Tubuh Grey didorong oleh seseorang
Bugh
Alvaro menonjok rahang Grey
Bugh
Grey ditarik Alvaro hingga tersungkur dan ditonjok bertubi - tubi "Lo ngapain peluk cewek gue bangsat!" Alvaro mencengkram kerah Grey dan memukul rahangnya, Grey yang mendapat serangan tiba - tiba tak bisa melawan
"Al..varo!"
Dara menangis melihat Alvaro menakutkan memukul Grey-Sahabatnya, Alvaro menatap Dara dengan tatapan tajamnya "Mau bela dia? Dia selingkuhan kamu?" Seolah bertanya hal biasa dengan nada santainya dan tersenyum miring
Dara menggeleng "Dia sahabatku! Jangan sakiti dia Al!" Alvaro menyeringai menarik tangan Dara masuk ke mobilnya tapi langkah mereka terhenti saat tangan Alvaro ditarik Grey hingga Alvaro terjatuh ke tanah "Dia pacar kamu Ra? Kamu pacaran sama cowok tempramental kaya gitu?" Grey terkekeh garing
"Maksud lo apa brengsek!" Alvaro menarik kerah baju Grey, Dara sangat takut melihat kekerasan, saat Alvaro hampir melayangkan pukulannya ke Grey, Dara memeluk tubuh Alvaro dari belakang "Please don't hit him, I'm so scared."
Walaupun Alvaro marah ia tak ingin melihat gadisnya takut dengannya "He is my best friend and I think of him as a big brother, not more than that."
Grey tersenyum miring, memang itu yang selalu ia dapatkan just brotherAlvaro menatap Grey penuh kemenangan "Pulang?" Diangguki Dara, dan memeluk pinggang Dara possesive masuk ke mobilnya
Dara menatap Alvaro takut - takut "Al marah?" Terdengar seperti gumaman
"Sorry," Dara mengernyit "has scared you." lanjutnya
Dara mengangguk "Maafin Dara juga ya Al, Dara cuma takut ngeliat Alvaro berantem sama Grey," Dara menarik nafasnya "Dara jujur, Grey pernah nembak Dara tapi Dara tolak karena Dara sayang sama dia sebagai kakak, jangan...."
Alvaro meletakkan telunjuknya di bibir Dara "Sst, Udah ya, Al ga marah sama Dara, Al sayang sama Dara, jangan tinggalin Al." Dara mengangguk patuh "Aye aye Captain."
.To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Boy ✔
Teen Fiction-Possesive Boy- kíѕαh ѕєσrαng gαdíѕ fαngírl, hípєrαktíf, cєrσвσh, nαmun pσlσѕ вєrtєmu dєngαn ѕєσrαng príα tαmpαn dєngαn tαtαpαn díngín чαng tαk díkєnαlnчα dαn tíвα - tíвα mєngklαím gαdíѕ ítu mєnjαdí mílíknчα αkαnkαh gαdíѕ ítu mєnєrímαnчα? dєngαn...