21. Tak mengerti.

12.4K 569 27
                                    

Happy Reading🦋

Mobil milik  seorang Black Alvaro Marthellio, kini terparkir sempurna di sebuah basement apartemen mewah.

"Ngapain kita kesini? Ada urusan?"

"Aku mau nunjukin sesuatu."

Alvaro turun dan membukakan pintu mobil untuk Dara, lalu mereka berjalan beriringan menuju dalam gedung mewah itu.

Sesampainya di lobby apartemen, Alvaro mengambil sesuatu lalu kembali menariknya ke salah satu ruangan di dalam apart, terlihat besar.

"Ini apart siapa Al?"

"Aku."

Dara mengangguk-nganggukan kepalanya,  "Ini yang mau kamu tunjukkin ke aku?"

Alvaro mengangguk, "Tapi, ada lagi."

"Apa?"

Alvaro mengambil sebuah kotak yang terdapat foto keluarga Dara dalam bentuk pasir.

"Itu buat apa Al?"

"Aku mau nanya dan kamu jawab, oke."

Dara mengangguk polos, "Oke."

Alvaro menghapus wajah Justin-ayahnya membuat Dara mengernyit heran.

"Kok dihapus wajah ayah?"

"Ra, kalau salah satu wajah di foto ini aku hapus, apa kamu bisa tanpa salah satu wajah di foto ini?"

"Maksudnya gimana sih? Dara nggak ngerti,"

Alvaro hanya diam membiarkan Dara berpikir, "Aku tau jawabannya,"

"Apa?"

"Aku nggak bisa. Karena mereka itu satu buat aku, kalo salah satu dari mereka pergi,"

"Mungkin aku nggak akan bisa ngejalanin hidup."

Jawaban Dara begitu berbalik pada kenyataan nantinya yang membuat Alvaro tak menyangka Dara akan menjawab itu.

"Tapi hanya satu wajah yang akan hilang, dan masih ada wajah lain yang akan terus sama kamu."

"Dan aku butuh semua wajah untuk melengkapi kehidupan aku."

"Walau salah satu wajah itu menyakitkan?"

Dara mengangguk.

"Kenapa? Kalo seseorang itu nyakitin kamu?"

"Emang kalo seseorang nyakitin aku. Aku juga harus nyakitin dia gitu? Enggak kan."

Alvaro membawa Dara ke dekapannya dan mengelus rambut indahnya.

"Jalan-jalan yuk bosen di sini." Ajak Alvaro

"Nggak jadi nunjukkin sesuatu di dalam itu ke aku?"

"Nanti aja saat waktunya tepat."

"Oke."

Alvaro bersyukur memiliki Dara, gadis yang cantik parasnya bahkan hatinya jauh lebih cantik, bukan pemaksa, dan pemaaf.

Mereka pun keluar dari apart dan berjalan menuju ke basement tempat mobil Alvaro.

Lalu tanpa banyak basa-basi ia melajukan mobilnya keluar dari gedung apart.

"Al, beli es krim sama donat yuk!"

"Oke babies."

Kini mobil itu melaju menuju ke sebuah cafe 'Pastel Cafe'.  Di dalam mobil hanya ada sedikit pembicaraan mungkin Alvaro yang penasaran dengan keluarga dan sekolah kekasihnya.

Possesive Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang