37. A Story

14.2K 525 74
                                    

Happy Reading...

Suara bariton seseorang membuat semua orang yang berada di ruang keluarga menatapnya. Semua menatapnya dengan tatapan dengan artian yang berbeda.

"Buat apa kamu kembali?" sinis Justin menatap Dara sekilas.

Dara menunduk mengeratkan genggamannya pada tali tasnya.

"Ayah!" tegur Detha.

Justin tak mengindahkan teguran sang istri lalu terkekeh sinis dan berlalu pergi ke kamarnya.

"Nggak usah masukin hati omongan ayah ya sayang," ujar Detha mengusap halus rambut Dara.

"Iya ma,"

"Ra, janji jangan ninggalin mama lagi. Kamu akan tinggal di sini kan malam ini dan seterusnya," ucap Detha.

Dara menatap lekat Detha, "Tapi..." Ia menarik nafasnya karena pandangan Detha sangat memohon, "Iya Dara nggak akan ninggalin mama lagi,"

Detha tersenyum dan mendekap Dara menciumi pucuk kepala, "Makasih mama sangat banget sama Dara,"

"Dara juga sayang sama mama...dan ayah,"

Di sisi lain Justin menutup pintu kamarnya dan menyandarkan tubuhnya di pintu melepaskan jas, serta dasi yang ia pakai dengan kasar hanya menyisakkan kemejanya yang berantakan, pria parubaya itu mengacak rambutnya frustasi.

"Argh apa yang terjadi?? Kenapa setiap melihat wajah anak itu aku selalu tenang. Anak itu...apa dia putriku??" Gumamnya.

"Nggak mungkin! Putriku sudah mati!" sambungnya frustasi.

Ia berjalan ke arah lemari kamarnya dan membuka laci di dalam lemari itu mengambil sebuah album tebal dan membukanya perlahan.

"Kalian...ayah rindu kalian anak-anak ayah. Dev? Apa kemarin itu kamu sayang? Apa kamu masih hidup?"

Flashback on.

Suara tangisan bayi menyambut kegembiraan bagi orang-orang yang menanti kedatangannya. Di sini sebuah keluarga sedang bahagia karena kelahiran sang gadis kecil nan lucu di dalam keluarga mereka.

"Makasih sayang karena udah kasih aku segalanya," ucap seorang pria tampan nan gagah mencium pucuk kepala sang istri yang tengah menggendong anaknya.

"Yeay Dev seneng punya adek. Jadi Dev sekarang jadi kakak!" seru anak kecil yang berdiri di sebelah ayahnya itu.

"Mama juga seneng. Kita kasih nama dia siapa ya?" tanya sang istri.

"Peacha Adara Lovranta," balas pria itu mengusap lembut rambut putrinya.

"Nama yang bagus," timpal sang kakek.

"Iya bagus. Detha mama mau gending cucu mama sini," ujar sang nenek merentangkan tangannya.

Detha menyerahkan bayi mungil itu dengan hati-hati pada sang ibu mertua, "Hati-hati ma,"

Pasangan parubaya itu memperhatikan wajah cucunya dengan senyuman yang tak memudar dari wajahnya.

"Justin, jaga cucu-cucuku lindungi mereka dari musuh-musuh perusahaan," pesan sang kakek yang bernotabe sebagai ayah pria itu.

"Pasti yah," jawab Justin dengan lantang.

1 tahun kemudian...

Kini mereka mengadakan acara keluarga di rumah sang kakek. Mereka mengadakan acara berkumpul keluarga dan merayakan tepat hari ulang tahun putri kecil mereka.

Possesive Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang