35. Donor Darah

12.8K 555 121
                                    

Happy Reading...

Pagi tiba sinar matahari menampakkan cahaya mentarinya
ke bumi. Dara dan Alvaro pun sudah bangun dari tidurnya. Sekarang mereka berada di ruang makan apartemen memakan bubur ayam yang Alvaro belikan pagi tadi. Dara terpaksa memakan makanan lembek yang tak ia suka ini karena mubadzir itu tidak baik.

"Ra," panggil Alvaro.

"Kenapa?" tanya Dara.

"Kita mulai sekarang homeschooling aja ya?"

"Enggak ah. Nanti nggak bisa ketemu sama temen-temen Al,"

"Bisa kok. Kapanpun kamu mau,"

"Tapi nggak enak Al aku masih mau ngalami masa indah SMA. Lagipun, kamu kan bentar lagi Ujian terus lulus kan,"

Alvaro menghela nafasnya pasrah, "Oke,"

Dara membalasnya dengan senyuman dan melanjutkan makannya.

"Ra, aku mau pergi bentar ya? Ada urusan," ucap Alvaro.

"Ikut,"

"Nggak sayang kamu di sini aja ya? Lagian aku mau ke rumah sakit. Kamu mau aku suruh sahabat kamu kesini?"

"Ke rumah sakit? Siapa yang sakit, Al? Kamu sakit? Nggak aku mau ikut pokoknya,"

"Bukan aku sayang, semalam Vano kecelakaan jadi karena keluarganya nggak di sini jadi aku yang urus."

"Hah, kasian banget kak Vano. Aku ikut pokoknya,"

Dara berlari ke kamar dan mengganti baju tidurnya dengan kaos putih dan celana levis dalam sekejap tanpa mandi. Dia tadi pagi hanya gosok gigi dan cuci muka.

"Ayo," ajak Dara menarik tangan Alvaro.

Alvaro hanya menurut dan mengambil kunci mobil lalu mengikuti kemana Dara membawanya.

"Cepet Al," Dara masuk ke dalam mobil diikuti Alvaro yang menyetir lalu mobil itu meninggalkan basement apartemen dan kawasan apartemen.

"Al, kenapa kak Vano bisa kecelakaan?" tanya Dara.

"Nggak tau aku kalo kejadiannya kata polisi sih mobilnya ngehindarin truk jadi mobilnya nabrak pohon dan rusak parah,"

"Ooh semoga dia nggak kenapa-napa ya Al,"

"Iya pasti,"

Sesampainya di rumah sakit 'Marthellio Hospital' karena Alvaro yang menyuruh memindahkannya karena fasilitasnya lebih memadai dan lengkap. Mereka berdua masuk dan langsung ke ruangan Vano.

Terlihat dokter yang baru keluar dari ruangan Vano membuat mereka mempercepat langkah.

"Hans kenapa?" tanya Alvaro pada dokter Hans.

"Dia kritis karena kekurangan darah Al, sedangkan darah yang sama kaya dia stoknya habis. Darahnya AB- dan kita lagi berusaha nyari," ucap dokter Hans menjelaskan.

"Argh!! Cari darah itu segera!"

"Kami pasti berusaha nyari Al. Kita nggak punya waktu lama," peringat dokter Hans.

"Dok, ambil darah Dara aja. Darah Dara sama kok kaya kak Vano,"

Alvaro menatap Dara terkejut, "Kamu yakin?" Dibalas anggukan mantap dari Dara.

"Aku khawatir sama kamu tapi mungkin ini yang terbaik," batin Alvaro.

"Oke silahkan ikut saya,"

"Hans!"

"Ada apa Al?"

"Carrota aja atau suster yang ngambil darah Dara,"

Possesive Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang