32. Tak terduga

11.7K 519 102
                                    

Happy Reading!

Setelah menempuh perjalanan yang tak terlalu lama mereka berdua sampai di kediaman Dara. Dara yang sudah bersemangat mengambil kue yang ia beli dan berlari ke arah pintu rumahnya.

Ceklek

"Eh non Dara, udah pulang. Selamat ulang tahun ya non," ujar Bi Narti.

"Makasih bi,"

"Maaf ya non bibi nggak bisa ngasih apa-apa,"

"Nggak papa bi. Semua yang bibi kasih buat Dara selama ini lebih dari cukup kok,"

Bi Narti tersenyum menanggapi ucapan Dara.

"Mama sama Ayah kemana Bi?"

"Di dalem non. Lagi santai di taman belakang,"

Dara mengangguk mengerti lalu berlari dengan memegang kue
ke arah taman belakang rumahnya.

"Dara mana Bi?" tanya Alvaro.

"Di belakang den,"

Alvaro menyusul gadis itu ke taman belakang rumah.

"Mama! Ayah!"

"Eh udah pulang sayang?"

"Iya ma,"

"Sini,"

Dara duduk di gazebo, ia duduk
di sebelah mamanya. Sementara ayahnya seperti tak menyadari kehadirannya. Alvaro hanya memperhatikan itu semua dari ambang pintu kaca belakang gazebo.

"Selamat ulang tahun ya sayang,"

"Iya ma. Makasih Dara bawa redvelvet cheese cake lho,"

"Ooh ya mana? Seharusnya mama yang nyiapin ini semua. Maafin mama ya sayang,"

Detha menatap putrinya dengan tatapan menyesal dan matanya sedikit berkaca melihat putrinya.

"Nggak papa ma kan mama baru keluar dari rumahsakit masa' nanti mama yang nyiapin,"

Detha tersenyum menatap Dara, "Yaudah sekarang kamu tiup lilinnya,"

"Bi Narti ambilin lilin yang udah dihidupin ya Bi!" suruh Detha.

Bi Narti mengambil dan memantik lilin lalu menaruhnya di atas kue yang Dara beli.

Dara menatap Justin yang sedari tadi diam dengan penuh harap, "Ayah ikut Dara niup lilin sama mama kan?"

Justin menatap putrinya sekilas lalu mengambil ancang-ancang berdiri dan berlalu meninggalkan Dara dan Detha. Detha mengusap punggung anaknya memberi ketenangan.

"Nggak papa. Mungkin ayah lagi ada kerjaan kan ma?"

"Iya udah tiup yuk kue nya make a wish dulu,"

"Dara cuma ingin ayah sayang sama Dara tuhan," batinnya.

Dars mengangguk lalu kedua anak dan ibu itu meniup lilin dan memeluk satu sama lain. Alvaro tersenyum melihat kejadian itu lalu pandangannya beralih pada Justin yang sedang duduk di ruang tengah rumahnya dengan santai tanpa memikirkan perilakunya pada putrinya.

"Den kasian ya non Dara," ujar
Bi Narti yang berdiri di samping Alvaro.

Alvaro mengangguk menanggapinya dengan senyuman.

"Ma ke dalem yuk!" ajak Dara pada Detha.

Detha mengangguk dan mereka masuk ke dalam rumah diikuti Alvaro di belakangnya.

Dara sedikit miris menatap ayahnya yang bersantai di ruang tengah tanpa ikut merayakan ulang tahunnya yang hanya setahun sekali.

"Ayah," panggil Dara membuat Justin menatapnya datar.

Possesive Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang