[09]

11.3K 1.7K 460
                                    

Bokuto dan [Name] kini tengah dalam perjalanan pulang. Mood Bokuto sedang kacau sekali.

Semua gara-gara Atsumu.

Pemuda berambut kuning itu tak berhenti menggoda [Name] selama latihan. Membuat Bokuto kesal dan memerintahkan [Name] berhenti menjadi manajer.

Padahal baru dua hari.

"Kou-kun.. masih marah?" [Name] memberanikan diri bertanya. Kini mereka berada di perempatan gang.

Bokuto diam. Tak menjawab. Ia tetap menunduk dengan ekspresi lesu.

"Maafkan aku, Kou-kun. Aku benar-benar tersudut tadi.." Sekali lagi [Name] berusaha membujuk suaminya.

Tapi hasilnya nihil.

Bayangkan saja [Name] dengan kedua tangan memegang botol dan handuk bersamaan, tiba-tiba di tahan oleh Atsumu dengan mencengkram bahu wanita itu.

[Name] mana tahu kalau Atsumu akan menahan tubuhnya.

"Kou-kun.."

Diam.

"Kou-kun, ayolah..."

Tidak ada sahutan.

"Kou-kun! Rumah kita belok sini!" Pekik [Name]. Sedaritadi Bokuto berjalan lurus membuat jarak ke rumah semakin jauh.

"Oh, maaf.." gumam Bokuto lalu belok ke arah rumah mereka.

[Name] semakin khawatir. Sudah semua ia lakukan untuk membujuk Bokuto. Tapi pemuda itu diam saja.

Sampai atensi keduanya teralih pada seorang wanita yang berdiri didepan rumah dengan bayi kecil ditangannya.

"Itu Kana-san kan?" [Name] menyipitkan mata, memastikan ia tak salah lihat. 

Itu Kana-san, tetangga mereka yang 2 bulan lalu melahirkan bayi menggemaskan. [Name] ingin sekali mampir untuk melihatnya , tapi karena undangan manajer dadakan rencananya jadi batal.

"Kana-san!" [Name] berlari kecil menghampiri wanita muda itu dengan Bokuto.

"Lho, Nona Bokuto. Pulang kerja?" sapa wanita itu sambil tersenyum.

"Ehe, begitulah. Aku ingin mampir untuk melihat bayimu. Dan- Wah! Imutnya!" Pekik [Name] girang sambil menatap bayi di pelukan Kana.

 Bokuto menatap dari belakang. Bayi kecil menggemakan , seorang anak yang mewarnai satu keluarga kecil . Sepertinya [Name] menginginkannya.

"Namanya siapa?" tanya [Name].

"Haru. Soalnya, kan dia lahir di musim semi." Wanita itu berteori. [Name] terkekeh sambil memegangi tangan bayi itu.

"Haru-kun! Semoga kau tumbuh menjadi anak yang tampan dan baik ya!"

"Hmh! Kalau kamu bagaimana?"

"Eh?"

Kana terkekeh lalu membisikkan sesuatu. "Kapan kalian berencana punya anak?"

[Name] merona. Sejujurnya ia ingin cepat kedatangan Bokuto kecil. Tapi karena Bokuto sibuk bekerja karena turnamen, waktunya jadi tertunda.

"S-secepatnya, kok!" jawab [Name]. "Kalau sudah punya anak nanti, Haru dan anakku harus berteman baik!"

Kana tersenyum lalu mengangguk. "Ah, sudah hampir jam 6. Maaf tapi aku harus segera memasak. Suamiku akan pulang sebentar lagi!"

"Ah, baiklah. Sampai ketemu besok , Haru-kun!"

[Name] menghentikan lambaiannya ketika ibu dan anak itu memasuki rumah. Barulah [Name] menoleh ke belakang dimana Bokuto berdiri.

"Kou-kun, ayo kita pu-"

"Apa [Name] ingin seorang bayi?"

"Eh?"

Bokuto mendekat lalu menatap iris [e/c] itu intens. Mendadak jarak wajah keduanya semakin menipis.

"A-aku .. ingin.."

"Kalau begitu, berjanjilah kau tidak akan meladeni Atsumu lagi." bisik Bokuto tepat ditelinga [Name]. Membuat si empu merinding.

"Aku takkan mungkin tergoda, Kou-kun." [Name] tersenyum. "Aku hanya akan tergoda olehmu."

Dan reflek saja Bokuto menyeringai lebar.

===

"Bagaimana kalau kita langsung membuat Bokuto kecil?"

"K-kita masih diluar , Kou-kun!"

"Tadi ada gang kecil yang cukup gelap. Kita kesana."

"Eh, tapi- Kou-kun! Turunkan aku!"

Wife! - Bokuto KoutarouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang