010 - Depresi

574 39 3
                                    

"Mana anak itu?! Ini sudah lewat sepuluh menit lebih dari janjinya!" Lagi-lagi si pria tertua di rumah itu berteriak. Nayeon hanya bisa menutup telinganya, takut.

"Yak! Panggil anak tidak tau diri itu kesini!" Lagi-lagi orang itu teriak, Nayeon yang sudah tau kalau Ayahnya akan meledak sebentar lagi langsung meraih hpnya dan menelepon kakaknya itu.

'Nomor yang anda tuju, tidak dapat dihub-'

Dia mencoba sekali lagi, menunggu dengan sabar kakak lelakinya.

'Nomor yang and-'

"Kubilang juga apa?! Kita sudah tidak bisa mempercayainya!" Orang itu melempar vas bunga ke lantai. Nayeon sedikit terhentak, kakinya terkena pecahan keramik itu.

Meski hanya tergores, luka itu menimbulkan darah. Otomatis saja Nayeon panik, dia trauma, trauma dengan apapun yang berhubungan dengan darah.

~Flashback On~
"Ayah! Berhenti menyakitinya!!" Anak kecil malang itu berteriak. Ayahnya menghiraukan teriakan mereka, tetap fokus mencoba membuka pintu terkunci itu. "Ayah!!" Nayeon berteriak ke arah Ayahnya.

Akhirnya Ayah mereka berhasil membuka pintu itu dan langsung mengejar Ibunya yang ada di dalam dengan pisau ditangannya. Perempuan itu berlari berusaha menghindar namun tetap saja dia tertangkap.

"Ayah kumohon jangan!! Biar aku saja yang menggantikan Ibu!! Jangan dia!!!" Seokjin berteriak ke Ayahnya, berusaha membangunkan Ayahnya yang mabuk berat itu. Ibu Seokjin sudah terisak-isak.

Seokjin mencegah Nayeon untuk berjalan lebih dekat ke Ayahnya, takut dia akan kehilangan keduanya. Ayah mereka tidak mengatakan apa-apa dan langsung menusuk perut Ibunya dengan pisau.

"Eomma!!" Nayeon berteriak ingin mendekat namun ditahan oleh Seokjin. Tidak hanya ditusuk sekali, Ayah mereka menusuk perempuan itu berkali-kali hingga sudut kamar itu penuh dengan bercak darah.

Seokjin dan Nayeon menangis terisak-isak, mereka masih anak sekolah dasar, tidak bisa melakukan apapun. Setelah aksinya itu, si Ayah melempar pisaunya ke sembarang arah dan berteriak sambil keluar.

Seokjin dan Nayeon tidak peduli, mereka langsung mendatangi Ibu mereka yang bisa dibilang sekarat itu. "E-eomma.." Seokjin berkata pelan, memeluk Ibunya selembut mungkin agar tidak sakit.

"M-maaf ya..? Ka-lian j-jadi tidak b-bisa meli-hat J-jiyeon.." Ibu tersebut berkata, memang benar dia lagi mengandung anak ketiga mereka yang bernama Jiyeon. Diambil dari nama Seokjin dan Nayeon.

"Eomma.. bisa menyanyi untuk kita? Sebentar saja.." Nayeon berkata, berusaha terlihat kuat didepan Ibunya. Ibunya mengangguk pelan dan mulai menyanyi.

Neoneun naui jigu
Nege nan just a moon
Ne mameul balkyeojuneun neoui jageun byeol

Seokjin dan Nayeon mendengarkan lagu itu dengan pelan, lagu favorit mereka bertiga. Lagu yang Ibunya nyanyikan sejak mereka masih kecil.

Neoneun naui jigu
And all I see is you
Ireoke geujeo neol barabol ppunin geol

Lagu yang selalu membuat mereka tenang, melupakan segala masalah, membuat mereka ingat kalau mereka itu aman dan dicintai.

Behind The Mask | JIN X BTS  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang