"Apa yang terjadi hah?!" teriak Yoongi yang langsung mendobrak pintu UKS itu. Dia tidak mempedulikan Yeonha dan Chanyeol yang terkejut.
Namjoon masih setia memeluk Seokjin yang sudah kembali duduk di kasur itu. Anak malang itu masih terisak-isak meski dia sudah berhenti menangis.
"Hari ini." Kata Namjoon, teman-temannya itu tentu saja sudah paham. Sejak serangan tadi, Seokjin tidak berbicara apapun. Dia tetap menutup erat mulutnya.
Kepalanya masih dalam pelukan hangat Namjoon. "Dimana Nayeon?" tanya Taehyung, jujur saja dia agak jengkel karena Nayeon tidak menemani hyungnya saat hal tersebut terjadi.
Tentunya dia juga menyalahkan dirinya, mereka semua juga. Namun apa lagi yang dapat mereka perbuat? Semua sudah berlalu, yang mereka bisa lakukan sekarang adalah menjaga dan memberikan banyak perhatian kepada Seokjin.
"Turns out dia lagi penilaian PJOK." jawab Chanyeol. Chanyeol cukup dekat dengan Mrs.Cha, guru olahraga perempuan itu. "Tapi dia akan kesini kan?"
"Mungkin." Chanyeol jawab balik, mengingat kalau setelah ini Nayeon ada pelajaran si guru sangar disekolah itu. "Hyung, kita makan sebentar ya?"
Seokjin menggeleng pelan, tangan masih setia memeluk Namjoon. "Kalau begitu ikut saja ya?" bujuknya lagi, setidaknya dia tidak ditinggal disini.
Seokjin mengangguk dan menggunakan hoodie nya, menariknya keatas kepala. Masker yang tadi Yeonha berikan sudah Seokjin kenakan.
Dia turun dari kasur dan mengikuti jalan teman-temannya setelah membungkuk sedikit kepada kedua gurunya itu. Namjoon masih merangkul Seokjin dari belakang.
Beberapa murid yang ada di daerah lantai satu sekolah itu melihati mereka. Mereka tidak mempedulikannya dan hanya membalas dengan tatapan sangar.
Langkah kaki anak yang baru menangis itu sangat lemas. Kepalanya setia tertunduk melihat ke bawah. Jungkook terus mendekatkan jaraknya dengan Taehyung, berusaha membuat Taehyung lebih tenang.
Jimin sedari tadi sudah menenangkan Yoongi yang mau pergi ke rumah Seokjin hanya untuk menghajar pria tua bangka itu. Hoseok sudah mengkontak para anak ayam untuk datang ke tempat biasa.
"Lho Seokjin? Kamu kenapa?" tanya Ahjumma tersebut. Seokjin hanya menggelengkan kepala dan duduk di paling pojok.
Yoongi menjelaskan kejadian yang terjadi, yah.. meski ada beberapa kata yang kurang sopan, setidaknya Ahjumma itu sudah paham dengan kondisinya.
"Kalau begitu kalian recharge energi kalian dulu ya?" Bi Jisung pun memberikan setiap anak kesayangannya makanan langganan mereka.
"Seokjin mau atau nanti saja?" tanyanya.
"Nanti saja Ahjumma." Namjoon mewakilkan Seokjin dengan senyumannya.
Seokjin masih setia menopang kepalanya dengan lengannya, meski arah wajahnya masih melihat kebawah. Siswa-siswi disana yang melihat langsung bergossip ga jelas dengan temannya.
Yah mereka tidak bisa menyembunyikan masalah Seokjin begitu saja. Seokjin termasuk anak yang sering digossipkan bahkan dengan detail sekecil apapun.
Apalagi sekarang?
'Seokjin si ketua geng terlihat sedang sedih dan depresi'
Kan lucu
Seokjin sebetulnya juga tidak peduli dengan hal tersebut, namun keadannya sekarang ini tidak membantu. Membuat dia semakin tenggelam dalam ejekan orang lain adalah ketakutannya, dan dia sedang ketakutan sekarang.
Belum selesai makan setengah porsi dari piringnya, geng ini sudah didatangi oleh Nayeon. "Hyung, kau tidak melakukan hal bodoh kan? Maaf aku tidak bisa menemanimu tadi, aku ada pelajaran Mr.Park dan Mrs.Cha."
"Kamu tidak mau makan? Mau aku suapi?" Nayeon membombardir Seokjin dengan segala macam pertanyaan yang muncul dalam benaknya itu.
Semua pertanyaan itu hanya dibalas dengan gelengan kecil. Nayeon mengerti keadaan hyungnya saat ini, setiap tahun dia selalu seperti itu. Tapi tidak separah hari ini.
Biasanya dia hanya menangis biasa dan tetap dapat tersenyum. Kenapa hari ini dia terjatuh lagi? Kenapa sepertinya dia kembali tidak dapat menerima hal tersebut terjadi?
Nayeon mengulurkan lengan kirinya untuk memeluk kakak nya itu. tangan kanan dia lingkarkan dari depan, memeluknya dari samping.
"Ibu sudah tenang disana, jika kau menangis terus Ibu juga sedih. Kau tidak mau kan kaau dia tidak tenang nanti?" Nayeon berkata dengan halus dan lembut.
'Heum' akhirnya Seokjin mengeluarkan suara, meski hanya suara berhumming."Kalau begitu jangan sedih, Ibu sudah bahagia disana, kenapa kamu tidak?"
Tidak ada jawaban, Seokjin terdiam dengan pertanyaan tersebut. Teman-teman mereka sedari tadi hanya mendengarkan percakapan Nayeon dan Seokjin.
"Sudah ya? Jangan nangis lagi nanti ketampanan mu hilang." Nayeon berusaha mengangkat atmosfir disitu. Seokjin tersenyum kecil, meski tertutup dengan maskernya, mata nya membentuk bulan sabit sebagai bukti kalau dia sedang tersenyum.
Yang lain pun ikut tersenyum dengan hyung kesayangan mereka itu. "Habis ini mau ngapain?" akhirnya Soobin si tiang mengeluarkan suara.
"Bukannya kita ada pertandingan basket kecil-kecilan?" balas Hyouka, si tiang kedua. Jimin dan Taehyung mengangguk meng-iyakan, mereka selalu mengikuti info tentang basket sekolah.
Ketiga anak tersebut menoleh ke arah Seokjin, menunggu balasan darinya meski mereka belum bertanya apapun. "Aku ikut." mereka pun langsung tersenyum sambil menunjukkan giginya yang rapi itu.
Yang lain juga ikut senang karena Seokjin sudah mau beraktivitas dan berbicara. "Kalau begitu makan dulu ya? Biar nanti kau tidak kekurangan energi."
Jujur saja Seokjin masih tidak nafsu untuk makan, namun percuma juga kalau membantah kepada Nayeon. Kuingatkan sekali lagi, semua orang yang dekat dengan Seokjin itu keras kepala.
"Susu." dia menawar pada Nayeon. "Ya sudah, tapi dihabiskan ya." Nayeon menunjukkan senyumannya dan membelikan Seokjin susu coklat kesukaannya itu.
Perempuan satu-satunya yang ada di geng itu membuka segel sedotannya dan memberikannya ke pemilik sebenarnya. Dia pun terpaksa menurunkan maskernya dibawah dagu agar dia bisa minum.
"Boleh kulepas hoodie mu?"
"Bagian kepala."
Nayeon menarik hood yang Seokjin kenakan itu, menunjukkan rambut hitamnya yang agak berantakan. Adiknya merapikan surai-surai halus itu sampai tertata dengan cantik.
Mereka akhirnya dapat melihat mata sembab Seokjin, bekas kejadian tadi. Teman-temannya terlahir dengan keluarga yang sempurna, meski ada yang tinggal dengan neneknya yaitu Taehyung.
"Setelah ini kita pemanasan dulu ya?" Ajak Tae kepada Seokjin. Dibalas dengan anggukan, Taehyung pun tersenyum. "Aish enak ya jadi Jin-hyung."
Namja bergigi kelinci itu akhirnya mengangkat suara. "Lah kenapa?" tanya Hoseok. "Ya enak saja, dia hanya mengeluarkan beberapa kata kepada seseorang dan orang tersebut langsung tersenyum."
Hoseok memberikan senyumannya kepada Jungkook. "Nih! Aku tersenyum lho!" dia memamerkan senyuman lucunya kepada yang lain. Jungkook hanya menatapnya datar.
"Yah Seok." Seokjin memanggil Hoseok yang tentunya membuat anak matahari itu terkejut. "A-apa?" tanyanya dengan gugup, takut jika dia kena marah.
"Jangan memasang muka seperti itu, kau terlihat seperti kuda."
"Kim Seokjinn!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Mask | JIN X BTS [HIATUS]
FanfictionSeokjin, seorang anak berandalan di SMA Bangtan dan merupakan ketua grup basket. Teman-temannya juga sama aja berandalan. Kehidupan dia biasa saja, sampai ada satu kejadian yang mengubah kehidupannya. Apakah itu? Langsung baca saja jika kalian penas...