008 - Breakdown

517 44 1
                                    

"Namjoon-ah, ireona." Namja berbahu lebar itu menepuk pipi tembem Namjoon. "Bentar~" Seokjin berkacak pinggang, teknik apalagi yang perlu dia lakukan agar Namjoon bisa bangun.

"Nanti kita telat lagi Joon!"

"Hari ini kan liburr! Guru-guru lagi seminar di luar kota hyung!"

"Tetep aja! Ayo bangun! Kau lupa ada lima kurcaci lain di ruangan ini?!"

Namjoon mengingat kejadian tadi malam. Mereka makan bersama, terus main game.. habis itu mereka nonton bareng di mini theatre.. terus mereka ketiduran??

"Hobi mana?" Seokjin celingak-celinguk sebentar, lalu mengangkat bahunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hobi mana?" Seokjin celingak-celinguk sebentar, lalu mengangkat bahunya. Namjoon mengintip ke depan, bisa dilihat Yoongi masih tertidur, dan tiga maknae line itu malah main handphone.

"Bangunkan mereka, aku akan masak bersama Hoseok diluar." Kata Seokjin sembari meninggalkan ruangan. "Eh hyung!" Namjoon baru ingat kalau tadi malam dia mau tanya sesuatu ke Jin hyung, tapi malah tertidur. Saat menoleh kebelakang, Jin sudah tidak lagi disitu.

"Aishh.. kenapa jadi aku yang membangunkan si mayat hidup ini.." "Kau akan kulaporkan ke Yoongi hyung nanti." Jungkook menunjukkan cengirannya, gawat. Yoongi akan menerkamnya.

~Sementara itu~
"Dan kau pikir aku percaya dengan kakak berandalanmu itu?!" Ayah Nayeon lagi-lagi membentak. Nayeon tetap menundukkan kepalanya, "I-Itu tugas yang diberikan oleh gurunya Ayah."

"Anak itu sudah bisa membuat alasan, lihat saja nanti saat dia pulang." Ayahnya memperingati Seokjin meski dia tahu Seokjin tidak dapat mendengarnya.

"Dia akan pulang malam ini kan?"

"A-aku kurang tau.."

"Suruh dia pulang malam ini juga."

"B-baik."

Nayeon mengambil handphone di sakunya dan berjalan ke arah halaman belakang, namun dia dihentikan oleh ayahnya. "Disini, aku mau lihat buktinya."

"B-baik.."

- - -
Handphone Seokjin berdering saat dia sedang makan bersama yang lain. "Yeoboseyo?" Dia berdiri dan menjauh sedikit dari meja makan, mengetahui kalau yang menelefonnya adalah adiknya, Nayeon.

"Hyung, kode merah."

Seokjin paham apa yang dimaksud oleh adiknya. Wah, mereka sudah sering melewati hal seperti ini. Seokjin langsung mengambil kertas dan bolpen.

" Aku lagi di rumah sama Ayah.
  Yukki tadi sempat vidcall denganku.
Aku sudah makan hari ini.
Habis aku kangen dengan hyung.
Maukah kau pulang hyung?
Apa kamu masih ada perlu disitu?
Rumah temanmu kan hyung?
Ahh.. baiklah..
Hati-hati disana ya!"

Seokjin mencatat apa yang dibilang oleh Nayeon. "Makasih Nayeon, aku bisa pulang kok. Nanti malam ya." Seokjin khawatir, Ayahnya bisa saja melukai Nayeon jika dia tidak ada disana.

"L-lho hyu-"

"Nanti malam sekitar jam tujuh, kau tunggu saja." Seokjin langsung menutup telefonnya, dia mengehela nafas panjang. Kenapa sih hidupnya itu tidak pernah tenang? Sekali saja.

"Hyung? Kau tidak lanjut makan?" Tanya Yoongi entah dari mana. Seokjin menoleh ke arah lain. Namjoon dan Hoseok masuk ke ruangan musik sementara maknae line lagi-lagi bermain video game.

"Sudah kenyang, nanti siang lagi saja." Seokjin berjalan ke arah meja makan dan mengambil piring-piring kotor yang ada di meja makan, membawanya ke dapur.

"Di rumah ini tidak ada pelayan?" "Ada, cuman mereka diliburkan karena orangtua Namjoon ke luar kota." Seokjin hanya mengangguk, ternyata Namjoon mandiri juga orangnya, benar-benar di luar dugaan.

"Biar kubantu." Yoongi mengambil salah satu piring dan mulai mencucinya. "Kau bagian ngelap saja." Yoongi memberikan lapnya kepada Seokjin seakan-akan dia tahu mengenali letak segala barang disana.

"Emang kenapa? Aku bisa kok." Balas Seokjin. "Nanti perih, kelihatan." Dia membungkam. Yoongi melihatnya, goresan yang ada di tangannya itu.

Anak yang lebih pendek sedikit darinya itu menoleh ke arahnya, "Boleh kuobati?" Yoongi bertanya. Seokjin tadinya mau menolak, tapi percuma juga. Semua teman dia itu keras kepala, ngga mau kalah.

Dia menhela nafas pasrah lalu menunduk. Yoongi menyuruhnya untuk duduk dan tunggu disitu sebentar. Si es kumamon itu mencuci piring dengan kecepatan kilat.

Setelah itu dia membawa kotak P3K ke dalam dan mengambil tangan Seokjin. "K-kau sadar?" "Kau tidak pintar menyembunyikannya, hanya aku yang tau soal ini, tidak perlu khawatir." Yoongi berkata sembari melihati pergelangan tangan Seokjin.

Seokjin meringis kesakitan menahan sakitnya saat kapas penuh alkohol itu ditekan ke pergelangannnya yang penuh dengan luka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokjin meringis kesakitan menahan sakitnya saat kapas penuh alkohol itu ditekan ke pergelangannnya yang penuh dengan luka. "Tahan." Suaranya begitu lembut sekarang, tak seperti suara tegas yang biasanya dia gunakan saat memarahi para maknae.

Yoongi menekan kapas tersebut pelan-pelan, beberapa menit lewat dan akhirnya pergelangan Seokjin sudah diberi hansaplast (Gtu gak sih spellingnya? 😅) tiga baris.

"Makasih." Kepalanya masih tertunduk. "Hyung." Yoongi memanggilnya, dia mengangkat kepalanya perlahan. Es kumamon itu memberikan senyumannya.

"Semua orang pernah merasakan kesedihan hyung, mereka hanya melewatinya dengan cara yang berbeda. Aku bukan seorang psikologi, tapi ingat ini, aku akan mendengarkanmu, dan aku akan terus menjagamu. Aku akan membantumu."

Kata-kata Yoongi membuat Seokjin tak dapat menahan perasaannya. Air kristal itu terus berjatuhan di pipinya. Yoongi yang melihat hal tersebut tak tega dan langsung berdiri dari tempatnya, dia langsung memeluknya.

"Kau tidak apa-apa, aku ada disini." Yoongi berusaha menenangkan hyung satu-satunya yang dia miliki. Mereka memutuskan untuk tidak merubah posisi mereka, meski Yoongi lelah berdiri terus, dia tidak peduli, ini demi Seokjin hyung.

"Makasih yoon." Seokjin masih sempat saja mengatakan terima kasih. Dia mengusap air matanya, "Aku akan pulang nanti malam." Yoongi membulatkan matanya.

"Aku akan baik-baik saja." Seokjin tau apa yang dipikirkan Yoongi sekarang, dia bisa membaca raut wajahnya. "Kalau ada apa-apa telefon aku." Balas Yoongi, setidaknya dia bisa membantu. Seokjin mengangguk.

"Namjoon-ah! Aku pulang!"

Behind The Mask | JIN X BTS  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang