012 - Yoonjin

576 43 2
                                    

(Bajunya lhoo!! Ya ampun bang, salahku apaa!!)
Soobin dan Hyuka terduduk bosan di daerah ruang tamu itu. Taehyung dan Jungkook tidak memberikan mereka waktu untuk bermain. Jimin yang biasanya mau main hanya duduk diam di sebelah Seokjin.

Lengan kanan Seokjin berada dalam pelukan Jimin, kepalanya Ia sandarkan di bahu lebarnya. "Sebegitu kangennya kah kamu?" Tanya Yoongi. Jimin mengangguk.

Nayeon masih duduk bersebelahan dengan Namjoon. Namjoon sedang mengerjakan tugas sekolahnya itu. Sementara Nayeon ikut mengajari Namjoon.

Hoseok hanya duduk di sebelah Taehyung yang bermain dengan penuh antusias. Taehyung terlihat begitu senang bermain dengan Jungkook.

"Hyungie, saat kau masuk sekolah nanti jangan bikin ulah dulu." "Setidaknya tidak usah ikut jika Taehyun dkk datang menghajar." Ikut Yoongi.

"Terserah kalian." Balas Jin, dia masih memainkan handphonenya saat dia mendapat sebuah pesan. Pesan itu langsung dia buka, tanpa mempedulikan adanya Jimin di sebelahnya.

Ayah Seokmin
Nayeon bilang kau pingsan dan dia membawamu ke dokter. Apa karena kejadian semalam? Jawab.

Jin
Iya

Ayah Seokmin
Yaampun, baru saja didorong sedikit kau sudah pingsan. Bagaimana kalau aku sampai menerkammu Seokjin-ah? Jangan kuatir Jin, setidaknya kau bisa berguna sedikit.

Jin
Aku tidak mau

Ayah Seokmin
Mau kau bilang apapun itu, aku tetap akan melakukan apapun yang aku mau. Dasar tak berguna.

Handphone Seokjin langsung Ia matikan, matanya berkaca-kaca. Dia sangat benci ini, sangat benci saat dia selalu menjadi begitu emosional tanpa alasan.

"Permisi." Seokjin bangkit dari berdirinya, membuat Jimin yang tadi ikut membaca pesan tersebut khawatir. Seokjin berjalan mengarah ke kamar mandi.

Jimin ingin sekali mengikuti Seokjin namun Yoongi menahannya. 'Biar aku saja.' Kata Yoongi sembari menepuk pundaknya. Setelah itu ia langsung berlari mengikuti Jin.

Yoongi menyusuri lorong panjang rumah Namjoon yang mengarah ke halaman belakang. Mengekori Seokjin kadang membuatnya nervous, dia tidak tahu apa yang akan terjadi.

Seokjin duduk di salah satu bangku itu dan menghela nafas. Yoongi menampakkan dirinya didepan Seokjin dan duduk di sebelahnya. "Kau kenapa?"

Seokjin menggelengkan kepalanya, matanya sayu, terlihat sekali lelahnya. Yoongi langsung mengambil lengannya dan membuka lengan panjangnya itu.

Luka itu bertambah, tidak mengurang. Bahkan Yoongi bisa bilang kalau luka lamanya dia lukai. Yoongi mendengar isakan. Seokjin menangis lagi.

"Maaf..maafkan aku.." Seokjin berkata sembari menundukkan badannya. Menutupi mukanya, merasa malu. Yoongi hanya bisa mengusap-usap pundaknya itu. Ia merasa kasian namun Ia tidak dapat melakukan apapun.

Jujur saja melihat Seokjin menangis itu sangat menyakitkan dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jujur saja melihat Seokjin menangis itu sangat menyakitkan dia. Kenapa? Seokjin tidak pernah menunjukkan perasaannya didepan siapapun. Dan jika dia sampai menunjukkannya didepan orang itu, artinya dia percaya kepada orang itu.

Yoongi berlutut didepan Seokjin, memeluknya dan mencium pucuk kepalanya. Dia membisikkan kata-kata seperti 'aku disini' dan 'menangislah'.

"Aku lelah Yoon, s-sangat." Seokjin berkata pelan, Seokjin mengeraskan rahangnya. Dia tidak terima dengan apa yang terjadi padanya. Dia hanya butuh perhatian, itu saja yang dia perlukan.

Dia hanya ingin Ayahnya memberikan perhatiannya sedikit saja. Hanya itu saja yang diperlukan untuk membuatnya senang. "Jangan terlalu dipikirkan, masih ada kita disini Seokjin hyung."

Yoongi bebisik pelan, takut yang lain akan tahu. Seokjin mengusap air matanya dan menstabilkan nafasnya. "Duduklah disini sebentar, aku akan mengambilkan segelas air untukmu."

Beberapa saat kemudian Yoongi datang dengan segelas air, dia memberikannya kepada Seokjin dan menyuruhnya untuk minum.

"Mau balik ke dalam?" "Disini saja sebentar." Seokjin menahan lengan Yoongi yang ingin keluar. Dia merasa nyaman saat ada Yoongi disisinya.

- - -
"Hyung!! Aku ngga mau kerjain PRnya!!" Teriak Kai, sementara Hoseok, Jimin, dan Jungkook hanya melihat Kai dengan tatapan sinis. Bilangnya ngga mau dimarahin sama gurunya, lah ini malah males.

"Suka-suka kamu Kai, kita hanya membantu." Balas Jimin, rasa khawatirnya sekarang udah tergantikan dengan rasa kesal terhadap dongsaengnya yang satu itu.

Mereka pun akhirnya menghabiskan waktu itu di rumah Namjoon sampai sore. Saat malam mereka semua langsung pulang kecuali Seokjin dan Nayeon.

"Besok saat di sekolah, teruslah berada di sisiku."

Behind The Mask | JIN X BTS  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang