Seorang perempuan berusia 25 tahun berjalan dengan anggun memasuki pelataran lobby sebuah rumah sakit terbesar yang ada di ibukota. Dengan wajah cantik dan senyum yang terus ia perlihatkan kepada mereka yang menatapnya, dan dengan rambut panjang bergelombang yang tergerai, ia terus berjalan ke tempat yang menjadi tujuannya.
Sesampainya ia disana, segera perempuan itu meletakkan tas dan semua keperluan yang dirasa tidak penting, lalu bergegas mengganti baju menjadi baju hijau khas operasi. Hari ini ia memiliki jadwal operasi yang cukup besar, dan akan membutuhkan waktu sedikit lama baginya untuk kembali kerumah. Sembari ia bersiap-siap, ia memerhatikan sebuah pigura yang sengaja ia letakkan dimeja kerjanya. Masabodoh dengan pasien yang akan melihat, pikirnya. Toh sejak dulu ia sudah cuek dan tidak memerhatikan sekitar tentang apa kata orang.
Diambilnya pigura itu dan diperhatikannya subjek yang ada didalamnya. Disana terdapat 2 manusia yang saling melempar senyum bahagia dengan latar belakang air terjun yang indah saat mengikuti camping terakhir saat masa SMA. Tangan keduanya saling menggenggam erat seakan salah satunya takut kehilangan bilamana tangan tersebut tak ada dalam genggaman satu sama lain. Bibir manisnya mulai terangkat keatas sehingga matanya sedikit tertutup oleh pipi. Bersamaan dengan senyuman itu, matanya mengeluarkan tetesan demi tetesan air. Yang pada awalnya hanya berupa tetesan air mata, kini terdengar isakan kecil dari mulut mungilnya. Foto itu terus di usap dengan lembut, matanya menyorotkan kerinduan yang begitu dalam serta rasa kehilangan yang entah kapan bisa dihilangkan. Lalu dipeluknya pigura itu bersamaan dengan ingatan yang kembali muncul saat terakhir kali mereka bertemu. Saat sebelum keduanya saling menjauh tanpa ada penjelasan untuk dikatakan. Saat dimana ia bisa melihat tubuh kokoh itu. Ia tak munafik untuk mengatakan bahwa ia merindukan sosok itu.
Tangisannya terhenti saat ketukan pintu terdengar dari luar. Ternyata seorang perawat yang mengingatkannya untuk segera bergegas keruang operasi. Setelah berbincang sedikit mengenai kesehatan sang pasien, akhirnya ia bergegas menyusul semua staf medis yang akan dioperasi. Menurut penuturan salah satu perawat, pasien ini merupakan seorang pengusaha muda yang mengalami kecelakaan. Saat sampai didepan ruang operasi, betapa terkejutnya ia saat mendapati seseorang yang ia kenal menunggu didepan ruang operasi. Mata keduanya bertemu dan saling menunjukkan keterkejutan. Namun sepersekian detik kemudian mereka saling melepas pandangan satu sama lain.
Saat berada didalam ruang operasi, jantungnya masih berdetak sama persis getarannya seperti dulu. Seperti pertama kali ia mengenal siapa yang ada dibalik ruang tunggu operasi itu. Ia juga berfikir, apakah kebetulan saat ia sedang mengingat seseorang itu, seseorang itu muncul dihadapannya. Apakah ini hanya mimpi, ataukah ini jawaban atas doanya kepada Tuhan setiap malam ? Dengan tangan bergetar ia masuk kedalam ruang operasi. Terlebih dahulu ia mengatur nafasnya untuk menenangkan diri. Ia harus tetap profesional dengan pekerjaannya. Meski banyak pertanyaan yang ingin keluar untuk seseorang tersebut, rasanya lidah itu kelu hanya untuk sekedar menyapa. Apakah karena sekian lamanya ? Lamunannya buyar setelah disadarkan oleh seorang staf. Karena ia ingin bersikap profesional, akhirnya ia mencoba melupakan wajah itu. Meskipun hatinya berkata lain dan ingin sekali menggapai tubuh itu kembali padanya.
Lampu diatas pintu operasi sudah mati, pertanda operasi sudah selesai. Dokter itu keluar bersamaan dengan beberapa staff, sedangkan staff lainnya masih tinggal didalam untuk mengurus hal lain.
"Siapa keluarga pasien ?" Tanyanya kepada beberapa orang yang ada disana. Pada awalnya ia sedikit melupakan kejadian sesaat sebelum operasi dimulai. Namun ia datang kembali, membuat ingatannya kembali muncul dan terjadi ketegangan disana
"Tamara"
Seseorang itu akhirnya bersuara. Memanggil namanya dengan sorot yang tidak beda jauh dengannya. Dapat dilihat ada sorot kerinduan yang begitu mendalam saat keduanya bertatapan.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE FEELING
Genç KurguAku bukanlah seorang gadis rupawan yang disukai oleh banyak pria tampan. Aku juga jauh dari keluarga mapan, aku berasal dari keluarga pas-pasan dan pikirku saat itu hanyalah menyelesaikan pendidikan. Aku tidak percaya dengan cinta, karena itu hanya...