Sekarang sore pukul 19.12, untung-untungan tadi enggak ada hujan jadi Hyunjin bisa pulang dengan nyaman dan tentram.
Ketika ia memasuki garasi rumahnya manik matanya melirik ke mobil berwarna hitam pekat yang enggak jauh dari jarak motornya.
Enggak. Biasanya enggak ada mobil itu terparkir sempurna di rumahnya.
Hyunjin masuk rumah dengan mood yang udah males. Pasalnya, ia ingin langsung merebahkan diri.
Belum juga Hyunjin memasuki kamarnya yang notabenya dilantai 2, seseorang berhasil menghenti
-kan langkah Hyunjin."Hyunjin, kamu minggu depan pindah ke apartemennya tante Wendy." pintah sang ayah. Entah, tidak mau basa basi terlebih dahulu atau memang itu tidak perlu.
Hyunjin menoleh sebentar, "kalo gak mau gimana?"
"harus mau! Papa sudah ngomong sama tante kemarin." sarkas beliau.
"yang pindahkan gue, kalo guenya gak mau yaudah gak jadi." ucap Hyunjin lalu menyelonong pergi. Sungguh ia muak bercekcok dengan satu orang itu.
"Hyunjin papa sudah bilang ke tante!" bentak beliau.
Di sana, kamar Hyunjin, ia tersenyum kecut.
Karna tidak ada respon dari Hyunjin, beliau naik hendak ke kamar Hyunjin.
Dor dor dorr!
"gak usah gedor pintu juga, bangsat." umpat Hyunjin namun pelan seakan hanya terdengar di dalam kamar saja.
"HYUNJIN KELUAR!"
"lo nya aja yang keluar. Rumah lo bukan di sini kan?"
"HYUNJIN PAPA BILANG KELUAR!"
Tak ada gubrisan. Hyunjin merebahkan dirinya diranjang. Menutup matanya menggunakan telapak tangannya.
"HYUNJIN??" beliau menggedor-gedor kembali sambil manggil nama Hyunjin.
"ck berisik." decak Hyunjin.
"Hyunjin pokoknya minggu depan, kamu harus di apartemennya Wendy!"
"ah, pindah pokoknya. Kamu perlu di didik lebih keras. Bisa-bisanya enak-enak di sini!"
Kalau boleh dikatakan, sang beliau seenak jidat banget.
"guna nya apaan?" tanya Hyunjin dengan tampang datar. Walau sang lawan bicara tak bia amelihat tampangnya sekarang.
"biar kamu jadi anak yang baik, enggak berandal kayak gini!"
Anjing apaansih.
"kamu, sudah dilahirin mama kamu dengan susah payah mengorbankan adek kembar kamu dan kamu besarnya jadi berandal gini?"
"PUNYA OTAK GAK KAMU?!" bentak sang beliau.
Hyunjin diam. Bukan kicep dengan kata-kata sang lawan bicara namun sudah malas tuk membalas.
Tetapi tiba-tiba mulut Hyunjin berbicara.
"emang lo pernah liat gue berandalnya gimana? Emang lo tau gue jadi gini karna siapa? EMANGNYA LO TAU?!" pekik Hyunjin memberi penekanan diakhir kalimat.
"gak usah sok tau kalo pulang kerumah aja baru sekali dua kali." lanjutnya.
Kini, sang lawan bicara terdiam.
Hyunjin mengambil jaketnya, dan kalau boleh tau Hyunjin sudah menggantikan seragamnya dengan baju yang lebih nyaman.
Ia juga mengambil kunci motornya dan membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
voices; hyunjin
Fanfiction❝I don't wanna hear no more!❞ ❝I don't wanna hear his voices❞ Semua orang pasti memiliki kisah, sama seperti mereka, memiliki kisah sendiri-sendiri. Entah itu kisah yang ingin ia ceritakan atau sebaliknya ingin ia pendam dan lupakan. Lalu bagaimana...