"Jeong, lo suka air ya?""Hah?" Jeongin yang lagi asik makan cilok tiba-tiba berhenti gara-gara Felix tiba-tiba nanya secara random.
Sedangkan yang lain cuma jadi penonton.
"Kan zodiak lo aquarium."
Seketika yang lain mau bubar aja lah, punya temen kayak Felix menguras kesabaran banget.
"Orang-orang kok pengen nikah ya? Gue sih pengen hatinya Minjoo." celetuk Hyunjin. Sang pemilik nama buang muka, antara malu karna dia disebutin sama malu karna Hyunjin gombal mulu kerjaannya.
"Fokus mulung sana, kerja aja males mana bisa dapetin hatinya Minjoo." sahut Seungmin.
"Ada pepatah mengatakan, nggak mungkin orang ganteng gak bisa dapetin yang dia inginkan."
"Lagu lu pede, cakep kali lu? Muka lu tuh anjrit tau ga?" sewot Han.
"Be quite, don't cry." Felix nyoba nenangin.
"Guys gue mau cerita--"
"Minjoo!" panggil seseorang diambang pintu kelas. Membuat serentak orang yang berada di meja ini menoleh termasuk sang punya nama.
"Sebentar ya." kata Minjoo lalu berjalan pergi.
Jeongin yang tadinya mau cerita pun cuma ngangguk-ngangguk barengan sama Felix, Han, Seungmin.
Ketika Minjoo pergi dari hadapan mereka, Felix, Seungmin, sama Han nengok alias ngintip siapa yang manggil Minjoo. Jiwa kepo ya begini. Sedangkan Hyunjin natap kearah jendela, memutar bola mata malas.
"Kenapa?"
"Sudah makan?" tanya Jaemin dengan senyuman merekah.
"Sudah tadi bareng anak skz."
"Kapan? Tadi gue gak liat lo di kantin."
"Tadi Hyunjin delivery makanan."
"Oh gitu..."
"Kenapa, Jaem?"
"Nggak papa, yaudah gue balik ke kelas ya. Jangan belajar terlalu keras, you need take a rest." ucap Jaemin sambil mengacak pelan surai Minjoo.
"Iya." jawab Minjoo, setelahnya Jaemin pergi dari hadapan Minjoo melainkan ke kelasnya.
"Jaemin ya, Ju?" tanya Seungmin disaat Minjoo sudah kembali dan mendudukan dipangkuan bangku.
"Iya."
"Ngapain tuh anak?"
"Cuma nanyain sudah makan atau belum."
"Jeong, lo katanya mau cerita? Buruan." tuntut Hyunjin dengan nada datar.
Melihat sikap Hyunjin yang berubah, netra Seungmin melirik Hyunjin dan Minjoo secara bergilir.
"Nih, makan aja." Jaemin ngasih sebungkus kresek hitam yang isinya ada roti beserta minuman.
Haechan yang dikasih pun mengernyit heran. "Wih, tumbenan lo mau kasih gue sedekah?"
"Kalo nggak karna ditolak ya berarti udah keduluan sama orang lain." kata Renjun.
Jaemin memutar bola mata, mendudukan dirinya dipangkuan bangku. Menatap asal jendela.
"Udah kek sadboi aja lo, Jaem." celetuk Jeno.
"Bacot ah." kata Jaemin.
"Selain banyak bacot ga jelas dan ngegombal, ternyata Jaemin juga bisa marah." ucap Haechan.
"Lagi pundung dia." sahut Renjun.
"Cinta ku bukan di atas kertas~" nyanyi Haechan yang buat Jaemin serasa tutup telinga.
"Saran gue ya Jaem, lo terang-terangan aja. Childish amat lo kalo kek gini." kata Renjun.
"Lo mah enak Jaem, nggak bisa bareng Minjoo tapi masih ada yang demen." tambah Haechan.
"Lo blesteran rumput laut sih Chan, makanya cewek-cewek pada gak demen." bukan salah lagi, kalimat ini keluar dari sang Renjun.
"Julid amat lo, kek udah ngerasa ganteng aja."
"Ya emang ganteng sih. Lo coba tanya ke cewek-cewek lain, yang paling ganteng siapa."
"Menurut gue sih Jeno." jawab Haechan, membuat Renjun bermuka masam dan kesal.
Jeno cuma nyengir menyimak dua teman nya yang mungkin habis gini bakal ada sesi baku hantam, sedangkan yang satunya pundung serasa cinta ditolak.
Iya alay emang mereka, 11/12 kayak jamet deket warung tapi beda nya ini lebih cakep.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
voices; hyunjin
Fanfiction❝I don't wanna hear no more!❞ ❝I don't wanna hear his voices❞ Semua orang pasti memiliki kisah, sama seperti mereka, memiliki kisah sendiri-sendiri. Entah itu kisah yang ingin ia ceritakan atau sebaliknya ingin ia pendam dan lupakan. Lalu bagaimana...