Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit udah gelap, Jaemin segera mempulangkan Minjoo. Lah iyalah, yakali gak dibawa pulang. Inget anak orang.
"Minjoo!" panggil Jaemin ketika Minjoo mulai membuka pagar rumahnya.
Minjoo langsung noleh kebelakang, dan sukses dibuat kaget oleh Jaemin.
"ini, tadi aku metik hehe, walau kecil.. Tapi cantik enggak sih?" ucapnya.
Minjoo cuma senyum tipis dan nerima bunga sakura yang Jaemin rangkai dengan daun-daun kecil dari bunga tersebut.
Dan benar saja, itu cantik walau berukuran kecil.
"yaudah masuk sana." ujar Jaemin.
"iya, lo juga langsung pulang. Bentar lagi ulangan, terus festival sekolah. Baru libur. " ucap Minjoo mengingatkan.
"iyaaa, Nyai." senyum pepsoden Jaemin keluar.
"gue duluan, calon pacar, bye." Jaemin yang setia nunjukin senyum pepsodennya.
Minjoo hanya mengerutkan dahinya kesal. Enggak sekali-dua kali Jaeminkayak gini. Sama aja kayak Hyunjin. Kadal.
"diem." ucapnya.
Jaemin bener-bener pergi pulang, terlihat punggungnya perlahan pergi meninggalkan komplek rumah Minjoo.
Sungguh malam yang berat tapi juga indah bagi Minjoo.
Kini dia cuma ingin istirahat lebih cukup.
"Ryujin, buruan turun gih!" teriak mamanya dari bawah sana.
"ck, bentar."
"dosa lo nge'ckck' emak." ucap kakaknya.
"ish, diem deh lo." Ryujin pun langsung turun ninggalin kakaknya yang lagi nyari jaketnya sampe kelemarinya Ryujin.
"sarapan apa, ma?" tanya Ryujin yang masih turun dari tangga.
"kesini makanya jangan ngebo aja, liat nih udah jam berapa, bukannya cepet sarapan, malah tidur melulu." biasa emak emang suka gitu. Cuma nanya satu hal padahal tapi jawabannya segede lemarinya Ryujin.
Ryujin kicep. Dia langsung duduk ke meja makan dan sudah dihadirin sama kakaknya tadi yang buru-buru turun tangga.
"Ryujin sudah mandi kan?" tanya mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
voices; hyunjin
Fiksi Penggemar❝I don't wanna hear no more!❞ ❝I don't wanna hear his voices❞ Semua orang pasti memiliki kisah, sama seperti mereka, memiliki kisah sendiri-sendiri. Entah itu kisah yang ingin ia ceritakan atau sebaliknya ingin ia pendam dan lupakan. Lalu bagaimana...
