Bagian 12 : If I Let Go of Your Hand

1.9K 186 0
                                    

"Jangan pulang terlalu malam."

Jungkook hanya tersenyum tipis sementara Jimin dan Taehyung tidak berhenti menggerutu setelah mendapat ceramah panjang dari Jin. Ayolah, hanya keluar sebentar. Hyung line tidak perlu menceramahi mereka hingga berjam-jam.

Dengan cepat ketiganya keluar dari dorm dan bergegas memasuki mobil. "Jadi kita akan kemana?" tanya Taehyung yang berinisiatif mengemudi. Dia masih tidak percaya jika kaki Jimin sudah normal kembali dan tidak mau ambil risiko jika Jungkook yang mengemudi. Maksudnya akan bahaya jika tiba-tiba Jungkook merasa sakit atau apa.

"Aku benar-benar ingin menemui Jung hyung. Kau tidak berpikir jika tadi aku berbohong, kan? Kau jahat sekali, hyung." Jungkook menjawab dengan wajah kesal. Tapi tunggu dulu! Aku tidak melakukan kesalahan, batin Taehyung.

"Kalau begitu barang apa yang ingin kau ambil?" Taehyung memilih untuk mengganti topik pembicaraan setelah menjalankan mobil menuju rumah sakit tempat Jung Hyun-kakak Jungkook-bekerja.

"Ah, aku melupakan beberapa obat. Ternyata Jung hyung mengetahuinya dan memarahiku. Padahal kan aku lupa. Lagi pula..."

"Tunggu! Kau melupakan obatmu?" tanya Taehyung heboh. Ayolah, itu masalah besar jika yang melakukannya adalah Jungkook.

"Ya! Jangan berteriak, hyung!" Jungkook menyahut kesal. "Catatannya tertinggal di meja Jung hyung. Aku pikir sudah semuanya, tapi ternyata malah tertinggal." kata maknae itu menjelaskan mengapa dia bisa sampai melupakan obatnya.

"Kenapa kau ceroboh sekali? Apa tidak ada yang menemanimu saat itu?" tanya Taehyung lagi.

"Jung hyung yang menjemputku dari dorm saat itu. Tapi dia hanya sempat memeriksaku sebentar saat tiba-tiba ada pasien darurat. Jadi dia terpaksa meninggalkanku sebelum menebus obat dan mengantarku kembali ke dorm."

"Jangan bilang kau pulang sendiri setelah itu."

"Tidak. Namjoon hyung menjemputku." Jungkook menyahut enteng. "Tapi aku lupa jika Jung hyung menulis resep obat di dua kertas berbeda dan hanya membawa yang satunya. Akhirnya seperti ini." lanjutnya.

"Wah, kau bahkan tidak mengatakannya kepadaku tadi." tiba-tiba Jimin yang sedari tadi diam ikut menyahut. Tatapannya tampak mengintimidasi si maknae yang hanya bisa tersenyum menyesal di kursi belakang.

"Hyungdeul tidak tahu?" tanya Taehyung lagi. Jungkook menggeleng, mengisyaratkan jika para hyung memang tidak mengetahui apapun. "Dasar Jeon Jungkook keras kepala! Sudah kubilang setidaknya katakan sesuatu jika hal seperti ini terjadi." Taehyung berkata dengan nada kesal.

Jungkook terdiam sebentar sebelum bergumam lirih, "Maafkan aku."

"Jungkook-ah, kau terlalu sering meminta maaf." kata Jimin.

"Karena aku terlalu sering melakukan kesalahan, jadi aku sering mengatakannya. Maafkan aku." sahut Jungkook.

Jimin dan Taehyung kompak menghela nafas saat mendengar ucapan Jungkook. Pemikiran maknae ini sulit sekali ditebak. Setiap kali menyatakan apa yang ada dipikirannya, maka pasti akan membuat hyungnya terheran-heran. Jungkook terlalu sering meminta maaf bukan karena dia sering melakukan kesalahan, tapi karena selalu merasa bersalah. Terkadang maknae ini harus diberitahu dengan sedikit lebih jelas.

"Lupakan saja yang barusan itu. Jadi setelah mengambil obat kita akan kemana lagi? Langsung pulang? Kau tadi mengatakan kepadaku jika ingin membeli sesuatu." kata Taehyung.

"Ah, maksudku membeli obat. Itu saja." sahut Jungkook enteng. Sedangkan Taehyung langsung menatapnya kesal lewat kaca mobil. "Tidak, hyung. Aku bercanda. Aku ingin membeli hadiah untuk eomma." kata Jungkook dengan wajah serius.

Butterfly [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang