Bagian 26 : You, Who's Like a Dream Is a Butterfly High To Me

1.5K 131 5
                                    

"Ah, akhirnya aku pulang."

Para hyung hanya tersenyum kecil mendengar seruan kelewat senang Jungkook ketika masuk ke dalam dorm. Rasanya seminggu diam di rumah sakit memang hal yang patut dikeluhkan. Lagi pula Jungkook memang selalu mengeluh bahkan kadang merengek agar segera keluar dari bangunan itu. Pun mereka semua tahu jika rumah sakit adalah hal yang paling dibenci Jungkook setelah tubuh lemah dan obat-obatan yang harus selalu dikonsumsinya.

"Wah, kalian tidak membersihkan dorm, hyung?" tanya Jungkook sembari sedikit menolehkan kepalanya kepada Jin yang sedang mendorong kursi rodanya.

"Tidak sempat sama sekali, Jungkookie. Lagi pula selama seminggu ini habitat kami pindah ke rumah sakit." jawab Jin tanpa perlu berpikir.

"Habitat? Rasanya kata itu memang cocok untuk kalian, hyung."

"Ya! Kau ini..."

Jin menggantung ucapannya sementara Jungkook langsung tertawa. Entah apa yang dilakukan lima member lainnya yang berjalan di belakang mereka. Lagi pula tidak ada yang memperhatikan.

Jin menghentikan langkahnya di ruang tengah lalu membantu Jungkook duduk di sofa setelah maknae itu merengek agar dia membuang kursi rodanya itu. Tidak benar-benar membuang. Jungkook memang tidak suka gerakannya dibatasi oleh benda itu. Setidaknya Jin bisa menyingkirkannya agar Jungkook tidak terus berteriak.

"Kau jangan berulah terus, Jungkook-ah. Bahkan seharusnya kau masih berada di rumah sakit hingga beberapa hari ke depan." kata Namjoon seraya mendudukkan diri di sebelah maknae itu.

"Ayolah, hyung. Berhenti mengatakan itu. Aku baik-baik saja sekarang."

"Benar, sekarang. Bagaimana dengan nanti?"

Mendadak Jungkook bungkam. Maknae itu menghela nafasnya sebelum kemudian kembali berkata, "Maksudmu kau ingin nanti aku sakit lagi?"

"Bukan seperti itu maksudku. Ah, dasar maknae ini..."

Jungkook hanya mengendikkan bahunya acuh lalu meraih remote televisi dan menyalakan benda persegi panjang pipih itu. Atensinya mulai teralihkan dari para hyung-yang tiba-tiba berdebat-ke gambar bergerak yang ada di hadapannya.

Jemarinya terus menekan tombol di permukaan remote hingga televisi yang ada di depannya itu terus berganti-ganti channel. Jungkook baru akan mematikan benda itu-karena kesal tidak ada yang bisa ditontonnya-tapi tiba-tiba berhenti ketika menemukan acara berita yang menampilkan fotonya.

Jungkook BTS pulang dari rumah sakit hari ini, pelaku penabrakan masih ditangani Polisi.

Tunggu... Apa?!

Jungkook langsung menoleh ke arah member lain yang entah sibuk membicarakan apa. "Hyung!" panggilan Jungkook nyatanya sukses membuat semuanya langsung diam dan menoleh ke arah si maknae.

"Apa yang terjadi pada orang yang menabrakku?" tanya Jungkook dengan wajah serius.

"Apa maksudmu? Tentu saja sedang ditangani polisi." jawab Hoseok.

"Kenapa?"

"Kenapa?" ulang Jimin tak mengerti. "Apanya yang kenapa? Dia menabrakmu dan sekarang sedang berada di kantor polisi. Menurutmu bagian mana yang patut mendapat pertanyaan kenapa?" ucapnya lagi.

"Sudah kubilang, itu salahku juga. Kenapa harus melibatkan polisi?"

"Astaga, anak ini..." Jin menghela nafas. "Dunia sudah tahu dan ini akan menjadi lebih rumit jika kita tidak melakukannya. Bagaimanapun dia telah melakukan pelanggaran lalu lintas. Selain mengemudi dengan kecepatan di atas ketentuan, dia juga dalam keadaan mengantuk. Kau ingin kita melepaskan orang yang melakukan pelanggaran begitu saja?" jelasnya berharap Jungkook akan mengerti.

"Benarkah seperti itu?"

"Tentu saja seperti itu. Untuk apa aku berbohong? Kau pikir aku akan mendapat bayaran dari seseorang karena menjebloskan orang yang menabrakmu ke penjara? Aku sudah memiliki cukup banyak uang. Jadi meskipun ada yang melakukannya aku pasti menolaknya. Tidak, terima kasih. Aku ini orang baik yang tidak akan meletakkan uang di atas kejujuran. Lagi pula..."

"Baik, hyung. Aku mengerti. Jadi tolong berhenti, oke?"

Jin mendengus kesal kemudian akhirnya diam. Jungkook kembali memandang layar televisi yang sudah menampilkan berita yang berbeda. Ah, tapi meskipun dia bersalah tapi aku tetap merasa tidak seharusnya membuat dia berada dalam situasi ini.

"Ya! Kita harus ke agensi sekarang." kata Namjoon memecahkan keheningan di antara mereka. Jungkook sempat menoleh dan memandang para hyungnya-yang seolah ingin protes karena selalu ada jadwal dadakan seperti ini-dan tersenyum kecut. Meskipun para hyungnya malas pergi, tapi Jungkook justru ingin ke sana. Sudah lama, Jungkook ingin masuk ke bangunan agensi lagi.

"Yoongi hyung, katanya kau tidak perlu pergi karena sudah lembur menyelesaikan pekerjaanmu kemarin." tidak menanggapi tatapan kesal dari member lain, Namjoon berkata kepada Yoongi yang sedang sibuk dengan ponselnya. Sementara Yoongi sendiri hanya menggumam singkat tanpa mengalihkan atensinya.

"Jadi ayo cepat berdiri. Jika kita terlambat, maka pekerjaan kita akan ditambah." kata Namjoon sembari berdiri dan memakai jaketnya.

"Apa-apaan itu. Siapa yang mengancam dengan cara seperti itu?" tanya Jin setengah berteriak.

"Tentu saja Bang PD-nim."

Jangan bertanya, Jin sedang mengumpat dalam hati. Ketiga member lainnya tak kalah kesal. Tapi akhirnya mereka tetap bersiap dan segera pergi.

"Kami pergi ya. Jungkook-ah, jangan lupakan obatmu. Dan Yoongi hyung, bisa kau awasi anak itu?" Namjoon masih sempat mengatakan itu sebelum benar-benar pergi.

"Hmm."

"Baiklah, sampai nanti."

Dan setelah itu dorm menjadi sangat sepi. Jangan bertanya kenapa Jungkook hanya diam padahal dia ingin ikut. Tanpa memintanya pun Jungkook sudah tahu jika mereka tidak akan mengizinkannya. Jadi untuk apa Jungkook membuang-buang tenaganya untuk merengek.

Jungkook menoleh memandang Yoongi yang tetap sibuk dengan ponselnya. Belakangan ini hyungnya itu terlihat selalu sibuk. Jungkook sedikit mencondongkan tubuhnya untuk melihat apa yang dilakukan Yoongi. Tapi setelah dia melihat larik-larik partitur lagu di sana Jungkook langsung menghela nafas dan kembali ke posisinya.

"Hyung, kau tidak mengantuk?" pertanyaan Jungkook berhasil membuat Yoongi mengalihkan pandangan kepadanya. Laki-laki yang lebih tua empat tahun darinya itu masih terdiam hingga beberapa saat, seolah sedang memikirkan atau mencoba mengingat sesuatu.

"Oh, benar juga. Aku lupa jika aku mengantuk."

Oh, ternyata Yoongi hyung sudah gila.

"Kau ingin ke kamarmu atau tidak? Aku ingin tidur."

Bisakah kau tidak mengatakan sesuatu yang terdengar ambigu seperti itu?

"Aku bisa berjalan sendiri, hyung. Jadi jangan khawatir. Tinggalkan saja aku di sini dan tidurlah. Aku masih ingin menonton televisi." jawab Jungkook.

"Kau yakin tidak akan menggelinding dari tangga?"

Apa-apaan itu?

"Tentu saja tidak, hyung. Cepat pergi saja sana!" Jungkook menahan amarahnya.

"Cih, kau hanya ingin mengusirku, kan?"

Oh, ternyata kau tahu.

Tapi meskipun mengatakan itu, Yoongi langsung berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Jungkook hanya memandangnya sebentar sebelum kemudian kembali menonton televisi. Tapi setelah dia yakin mendengar suara pintu tertutup, Jungkook langsung berdiri.

Sungguh, dorm ini perlu dibersihkan.

Butterfly [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang