"Cepatlah, Jimin-ssi!" Taehyung berteriak kesal karena Jimin masih sibuk mengeluarkan barang bawaannya. Sementara Jimin langsung berdecak kesal mendengarnya.
"Kalau begitu bantu aku membawa ini."
Jimin memberikan kantong kertas kecil kepada Taehyung lalu menenteng dua sisanya. Setelah itu barulah dia berjalan mendahului Taehyung yang malah mematung di tempat.
"Wah..."
Taehyung segera mengikuti Jimin yang berjalan di depannya. Sebenarnya Jimin kesusahan membawa kantong besar di kedua tangannya. Tapi dia tidak ingin membuat Taehyung mengoceh lebih banyak lagi karena Jimin membuatnya membawa kantong besar itu.
"Jimin-ssi, berikan itu!" kata Taehyung setelah berhasil menyusul Jimin. Si pemilik nama menoleh dan mengerti jika yang dimaksud Taehyung adalah salah satu kantong kertas yang dibawanya.
"Ini berat..."
"Karena itu aku mau membantu."
Jimin sempat terdiam karena terkejut saat Taehyung memotong ucapannya. Tapi kemudian dia memberikan satu kantong yang dibawanya kepada Taehyung tanpa mengatakan apapun lagi. Terkadang Taehyung memang menakutkan seperti itu dan Jimin tidak ingin membuat masalah dengannya.
"Apa kau pikir kita boleh melakukan ini?" tanya Taehyung sembari mengambil satu kantong yang disodorkan Jimin.
"Melakukan apa?" tanya Jimin berpura-pura bodoh.
"Kau tahu jelas apa yang aku maksud."
Jimin mengendikkan bahunya sembari tersenyum puas. "Aku pikir mereka tidak akan melarang kita. Lagi pula ini hanya makanan biasa yang tidak akan membuat Jungkook keracunan atau apa. Dan juga orang yang menungguinya memerlukan makanan yang layak." ujarnya.
"Kau tahu peraturan di sini lebih ketat." kata Taehyung tak setuju.
"Ayolah, tenang saja. Hyungdeul juga akan berkumpul dan kita memerlukan sedikit lebih banyak makanan."
"Tetap saja aku pikir ini berlebihan." Taehyung mengikuti Jimin masuk ke dalam lift yang membawa mereka naik ke lantai dua.
"Yah terserah pada pikiranmu saja. Tapi ini tidak akan berubah."
Taehyung menghela nafas, pada akhirnya tetap tidak bisa mengubah rencana hyungdeul yang menurutnya terlalu berlebihan ini. "Terserah saja lah."
Lift terbuka dan keduanya langsung keluar dari sana. Taehyung masih sempat melayangkan protes meskipun dia tahu jika Jimin tidak akan terlalu memperhatikan itu.
"Kau yakin pihak rumah sakit tidak akan mempermasalahkan ini?" tanya Taehyung entah untuk yang ke berapa kalinya.
"Tolong, Taehyung-ah. Aku bosan mendengar pertanyaanmu yang selalu sama." balas Jimin dengan nada kesal. "Ah, seharusnya hyungdeul akan segera sampai. Mereka tidak pergi terlalu lama setelah kita, kan?" akhirnya Jimin mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Entahlah. Lagi pula kita sudah berbelanja terlebih dahulu sebelum ke sini. Jika tidak ada yang menahan mereka, maka seharusnya sebentar lagi sampai." jawab Taehyung.
"Haruskah kita mengajak Jung hyung juga?"
"Aku rasa..." ucapan Taehyung terhenti begitu saja. Dia langsung menoleh ke arah seorang perempuan yang mendorong kursi roda dengan laki-laki yang duduk di sana.
Apa mataku bermasalah?
"Ada ap..."
"Ya! Tunggu sebentar!" Taehyung sedikit berteriak. Taehyung sempat merasa senang karena perempuan itu berhenti. Tapi kemudian tanpa menoleh sedikitpun perempuan itu malah mempercepat langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly [END]
Fanfiction[방탄소년던 x 전정국] "Jika aku melepaskanmu, kau akan terbang jauh dan hancur." Tidak. Bahkan jika pun kau tak melepaskannya, dia bisa saja benar-benar hancur di depan matamu.