Bagian 34 : My Love Is That Forever

1.5K 144 9
                                    

Selesai dengan pemotretan di Downtown Helsinki semuanya menikmati makan siang dan beristirahat sejenak. Masing-masing memilih untuk sibuk dengan kegiatannya tanpa ingin diganggu. Beberapa jam yang tersedia digunakan Jungkook untuk tidur dan mengistirahatkan tubuhnya yang memang lelah. Kemudian setelah hampir setengah jam bergelut dengan dunia mimpinya, si maknae terbangun karena merasa tubuhnya pegal dan tidak nyaman. Begitulah hingga dirinya berakhir bermain game dengan Jimin dan Taehyung sementara hyung line berkumpul dan menonton televisi.

Baru dua puluh menit yang lalu mereka kembali dikerubungi stylist dan bersiap untuk pemotretan di ski resort. Dan sekarang ketujuhnya sudah siap dengan penampilan masing-masing dan bergegas berangkat ke spot kedua.

"Jungkook-ah, tinggalkan kameramu!"

Si maknae mendelik tidak terima. Masih banyak hal yang harus direkamnya untuk bahan membuat teaser. Mana mungkin Jungkook meninggalkan kameranya begitu saja? Tapi sebelum maknae itu mengungkapkan keberatan Yoongi terlebih dahulu berkata, "Berhenti membantah dan lakukan saja atau aku sendiri yang akan menahan kameramu hingga kembali ke Korea."

Merasa semakin tidak diuntungkan, Jungkook akhirnya hanya bisa menghela nafas dan menurut. Kamera yang sudah ada di tangannya kembali diletakkan pada tempatnya. Dalam hati dia kesal karena Yoongi tiba-tiba ikut bersikap menyebalkan dengan melarangnya melakukan berbagai hal.

"Katakan kepada kami jika kau merasa lelah atau sakit. Awas saja jika nanti kau tiba-tiba pingsan." ucapan Yoongi membuat Jungkook mengernyit. Maknae itu sungguh sedang berpikir jika ada sesosok arwah yang merasuki hyungnya itu. Sejujurnya wajah datar Yoongi ketika mengatakan itu membuat Jungkook kesal.

"Wah, kau merebut sesi ceramah singkatku, Yoongi-ya."

Mendengar ucapan Jin―yang menurutnya sangat tidak bermutu―membuat Yoongi mengerling malas lalu berjalan mendahului yang lain. Tidak biasanya, tapi Jin tidak mempermasalahkan itu dan segera berjalan ke arah Yoongi pergi dengan diikuti oleh member yang lain.

Jungkook menyembunyikan kedua telapak tangannya di dalam saku, berusaha menghalau hawa dingin yang terbawa angin malam. Jujur saja tadi siang maknae itu sudah kedinginan. Sekarang dengan suhu udara yang menurun drastis membuat Jungkook berpikir jika dirinya akan segera membeku.

Dirinya hanya berjalan perlahan mengikuti enam hyungnya masuk ke dalam mobil untuk berangkat ke ski resort. Jujur saja Jungkook berharap jika ini tidak akan memerlukan waktu yang lama. Bertahan di udara dingin dalam kondisinya saat ini sama saja mencari masalah. Jungkook bisa saja langsung drop dan tidak bisa melakukan apapun setelahnya. Padahal masih ada aktivitas lain yang harus dilakukan setelah ini.

"Jungkook-ah, kau kedinginan?" tanya Jimin yang duduk di sebelah kanan Jungkook.

Maknae itu menoleh, mengulas senyum tipis lalu kembali mengalihkan pandangannya. "Ani." jawabnya. Tentu saja berbohong. Coba pikirkan bagaimana reaksi mereka jika mendengar pernyataan Jungkook yang sebenarnya.

"Kau mengigil." kali ini Taehyung yang ada di sebelah kiri Jungkook yang berucap.

"Benarkah?"

Satu-satunya hal yang dilakukan Jungkook adalah berpura-pura bodoh. Maknae itu tidak akan mau mengakui bahwa dia kedinginan. Keenam hyungnya itu bisa menjadi protektif jika si maknae sakit. Itu sebabnya Jungkook tidak pernah ingin mengatakan apapun. Akan menyusahkan jika sifat mereka kambuh di saat seperti ini.

"Kau tidak perlu berbohong." Jimin merapatkan tubuhnya dengan Jungkook lalu memeluknya. "Aku bisa memelukmu jika kau kedinginan. Lagi pula di sini tidak ada kamera." ujarnya.

"Aku tidak apa-apa, hyung. Sungguh."

"Cih. Masih saja berpura-pura."

Taehyung ikut menggeser tubuhnya dan melakukan hal yang sama seperti Jimin. Sementara Jungkook yang sengaja diapit oleh kedua hyungnya hanya bisa tersenyum tipis tanpa menolak perlakuan keduanya.

"Aigo, anak-anak ini benar-benar tidak bisa berjauhan sebentar saja." Jin yang duduk di kursi paling belakang dengan Yoongi dan Hoseok langsung memberi komentar.

"Dasar dengki kau, hyung." balas Taehyung sinis.

"Katakan saja kau juga ingin memeluk Jungkookie." Jimin ikut menambahkan.

"Sebenarnya apa salahku di kehidupan sebelumnya." gumam Jin dramatis, seolah kesal karena dua dongsaengnya itu selalu mengatakan hal-hal yang jahat—menurutnya—kepada dirinya.

"Jungkook-ah, aku tahu rasanya berat menjadi maknae. Katakan saja padaku jika kedua orang itu menyakitimu." Yoongi ikut berbicara.

"Kapan kami menyakiti Kookie?"

"Apa maksudmu, hyung?"

Jimin dan Taehyung langsung meledak kepada laki-laki yang kelewat putih itu. Sementara yang disembur hanya mengangkat bahu acuh tanpa ada maksud untuk membalas.

"Sesak, hyung." ucapan Jungkook membuat Jimin dan Taehyung spontan melepaskannya lalu menjauh. Tapi kemudian langsung panik dalam sekejap.

"Tetap di sana, oke? Kalian memelukku terlalu erat." kata Jungkook lagi. Menghalau kekhawatiran kedua hyungnya yang terbiasa berlebihan.

"Kau..."

"Tidak apa-apa." potong Jungkook sembari mengulas senyum. Tapi dilihatnya pun sekali lagi kedua hyungnya itu masih menampakkan wajah cemas. "Sudah, hyung. Wajah kalian jelek jika seperti itu."

Meskipun tak langsung bereaksi dengan kalimat itu, tapi akhirnya keduanya mulai mengalihkan pandangannya dari si maknae. Jungkook tahu jika itu adalah salah satu upaya untuk mengurangi kekhawatiran yang dirasakan keduanya. Kenapa Jungkook tahu? Menebak saja. Memangnya tidak boleh?

"Baik, boys. Kita sampai." Namjoon sedikit berteriak, menyadarkan enam member yang ada di belakang jika mobil mereka sudah berhenti di area ski resort. Dan tatapan yang diberikannya kepada mereka berarti 'kalian tidak ingin keluar?' yang sangat kentara.

Akhirnya satu persatu member keluar dari mobil dan langsung disambut udara dingin yang membekukan. Bahkan Yoongi dan Jimin terang-terangan mengeluh. Meskipun sebenarnya keluhan mereka karena mencemaskan si maknae yang sok kuat itu.

"Ayo selesaikan dengan cepat dan kita kembali." ujar Namjoon sembari berjalan ke arah beberapa staff yang sudah bersiap-siap lebih awal. Tentu saja agar sesi pemotretan kali ini tidak memakan banyak waktu mengingat member termuda grup sedang dalam keadaan tidak baik.

Ayo, Jungkook-ssi. Ini tidak dingin sama sekali. Kau hanya perlu bersenang-senang di sini. Hanya sebentar.

Berkali-kali Jungkook menyemangati dirinya sendiri. Meski tubuhnya memang tidak mendukung keinginanya, tapi dirinya berusaha untuk tidak mengecewakan orang lain. Dengan segera memasang wajah cerianya dan masuk dalam frame kamera.

Setelah pemotretan individu dan sembari menunggu pemotretan grup, Jungkook mencoba meluncur. Dia masih saja bisa tertawa-tawa di saat tubuhnya menolak untuk melakukannya. Sesungguhnya member lain mencemaskannya. Tapi pernyataan Jungkook bahwa Army akan curiga jika dia hanya muncul beberapa kali juga tidak bisa dibantah. Dia benar-benar mencintai penggemarnya hingga mendorong dirinya hingga batas kemampuannya. Tapi memaksakan diri seperti itu benar-benar mengkhawatirkan.

Beberapa kali maknae itu mengeluh sakit. Member lain dan staff yang mendengarnya langsung memintanya untuk beristirahat. Tapi tentu saja dia menolak. Dan entah bagaimana caranya Jungkook berhasil bertahan hingga pemotretan grup. Dia bahkan tersenyum lebar saat meluncur seolah dirinya memang baik-baik saja.

Tapi tetap saja semuanya harus ditelan kepanikan saat tiba-tiba tubuh si maknae limbung dan terjatuh kemudian benar-benar tak sadarkan diri.

Butterfly [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang