Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi, tapi belum ada manusia yang terbangun di ruangan itu. Keempatnya masih sibuk menyelami dunia mimpi dan menghiraukan matahari yang sedang berusaha membuat mereka terganggu.
Yoongi dan Jungkook masih dalam posisi yang sama seperti semalam. Sementara Jin berbaring di sofa dan Namjoon dalam posisi duduk tak jauh darinya. Keempatnya masih diam bahkan ketika pintu ruangan itu terbuka.
Hoseok, Jimin, dan Taehyung yang barusan membuka pintu langsung masuk begitu saja tanpa disuruh. Jimin meletakkan kantong berisi makanan di meja lalu beralih memperhatikan kumpulan manusia yang masih betah dalam dunia mimpi itu.
"Sepertinya hyungdeul kelelahan. Lebih baik bangunkan atau biarkan mereka tidur lebih lama?" tanya Jimin kepada dua orang yang datang bersamanya.
"Biarkan saja." kata Taehyung. Tapi kemudian dia berpikir ulang dan berkata, "Tapi Yoongi hyung harus melanjutkan pembuatan MV. Lebih baik bangunkan saja?"
"Tapi Yoongi hyung yang menjaga Jungkook bahkan setelah bekerja seharian penuh. Kau kan tahu jika dia langsung kemari dan menyuruh kita pulang. Bahkan katanya ada masalah dengan lagunya." kata Jimin.
"Kalian tahu jika Yoongi hyung akan mengalami masalah jika tidak pergi." Hoseok memotong konversasi antara Jimin dan Taehyung dengan membeberkan risiko jika mereka tidak membangunkan Yoongi.
"Ah, benar juga."
"Jadi bangunkan saja?" tanya Taehyung yang langsung diangguki oleh Hoseok. "Kalau begitu kau saja yang membangunkannya, hyung." katanya lagi setelah mengingat bahwa Yoongi hampir membunuhnya karena membangunkan Yoongi. Baik, itu berlebihan.
"Kenapa aku?" tanya Hoseok hyung.
"Karena aku masih ingin hidup." jawab Taehyung dengan enteng.
"Aku juga belum bosan hidup, Taehyung-ah."
Taehyung memandang Hoseok dengan tatapan kesal. Tapi kemudian dia menoleh ke arah Jimin sembari berkata, "Kalau begitu kau saja, Jimin-ssi."
"Ya! Kau ingin menjadikanku tumbal?" tanya Jimin heboh.
"Bukan be..."
"Berisik, bodoh! Kalian akan membangunkan semuanya."
Serentak ketiganya menoleh ke arah Yoongi yang tiba-tiba sudah bangun. Kemudian mereka saling pandang seolah sedang menerka apa yang akan dilakukan Yoongi selanjutnya. Maksudku setelah dia mengatakan 'Berisik, bodoh!' yang dapat diartikan bahwa dia sedang kesal.
"Oh, astaga. Jam berapa ini?" Yoongi bergumam pelan sembari meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja. Setelah melihat angka-angka yang terpampang di sana, Yoongi mengernyit. Dia menoleh ke arah tiga orang yang berdiri dengan canggung lalu bertanya, "Sejak kapan kalian di sana?"
"Hmm... mungkin lima belas atau sepuluh menit yang lalu." jawab Hoseok.
"Kenapa tidak membangunkanku?" Yoongi memandang mereka dengan kesal. Dia segera berdiri dan berniat pergi. Tapi gerakannya terhenti ketika menyadari jika tangannya masih digenggam oleh Jungkook.
"Astaga."
Yoongi melepaskan tangannya dengan hati-hati, berharap Jungkook tidak akan terganggu. Kemudian dia langsung mengambil jaketnya dan berkata kepada siapapun yang mendengar, "Aku pergi." lalu melewati tiga orang itu dengan cepat dan menghilang dari pandangan.
"Wah, dia tidak marah."
"Yoongi hyung ingin dibangunkan."
"Apa Yoongi hyung baik-baik saja? Setidaknya dia bisa makan sesuatu terlebih dahulu."
Hoseok dan Taehyung menoleh ke arah Jimin yang memberi respon berbeda. Sementara Jimin yang merasa ditatap langsung mengernyit heran. "Apa?" tanyanya.
Tapi kedua orang itu berhenti memandangnya dan malah menoleh ke arah satu sama lain. "Sepertinya aku lupa jika sifatnya memang begitu." komentar Taehyung.
"Rasanya aku ingin mengambil label peri darinya." kata Hoseok.
"Kalian membicarakan apa sih?" Jimin bertanya dengan nada kesal. Sungguh dia tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh dua orang itu.
"Sedang membicarakanmu." kata Hoseok dan Taehyung berbarengan.
"A... apa?!"
"Lupakan saja, Jimin-ssi." Taehyung berjalan melewati Jimin lalu duduk di tempat Yoongi tadi. Dia benar-benar mengacuhkan Jimin yang sekarang sedang bertanya kepada Hoseok.
"Perbannya sudah dilepas, ya." gumam Taehyung sembari menyibak rambut Jungkook yang menutupi dahinya. Niatnya hanya untuk memeriksa lukanya yang sekarang ditutup prester. Tapi pada akhirnya dia tertarik untuk mengusap rambut Jungkook yang terasa lembut di kulitnya.
"Nghh..."
Taehyung terkesiap ketika menyadari jika yang dilakukannya itu mengganggu tidur Jungkook. Dia segera menjauhkan tangannya berharap Jungkook akan tetap menutup matanya. Tapi ternyata itu tidak terjadi karena Jungkook langsung bangun setelahnya.
Jungkook tampak mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum kemudian memandang langit-langit ruangan dengan tatapan kosong. Setelah itu dia menoleh dan menemukan Taehyung sedang menatapnya. "Tae hyung?"
"Ne?"
"Kenapa kau di sini?" tanya Jungkook sembari mencoba untuk duduk.
Taehyung segera membantu Jungkook lalu menjawab, "Aku baru datang dengan Jimin dan Hoseok hyung."
Jungkook langsung mengedarkan pandangannya. Yang pertama dilihatnya adalah Jimin yang menginterogasi Hoseok. Lalu saat pandangannya beralih, dia melihat Jin dan Namjoon yang masih tertidur.
"Jin hyung dan Namjoon hyung juga ada di sini." kata Jungkook mengisyaratkan pertanyaan 'kenapa mereka juga ada di sini?'
"Mereka ke sini tadi malam." jawab Taehyung.
"Aku tidak melihat mereka datang semalam."
"Mungkin kau sudah tidur."
Jungkook terdiam, seolah sedang memikirkan jawaban Taehyung. "Lalu Yoongi hyung?" tanyanya setelah mengingat jika semalam ada Yoongi di sana.
"Dia baru saja pergi."
"Ah..." Jungkook kembali terdiam setelahnya. Dia menoleh dan memandang Jin dan Namjoon. Semalam Jungkook tidur hampir jam dua belas. Jika mereka datang saat Jungkook sudah tidur, berarti setelah tengah malam. Jungkook tidak habis pikir mengapa mereka rela datang di jam seperti itu.
"Yoongi hyung yang membawa ini?"
Jungkook spontan menoleh ketika mendengar ucapan Taehyung. Kemudian pandangannya tertuju pada kotak berisi chocolate cake yang baru berkurang dua buah setelah dimakan Jungkook semalam. "Iya, hyung." katanya menjawab pertanyaan Taehyung.
"Kau boleh memakan ini?" tanya Taehyung lagi.
"Noona perawat yang datang semalam mengatakan boleh."
"Benarkah?" Taehyung memandang Jungkook dengan curiga. "Aku pikir kau tidak boleh makan sembarangan." lanjutnya.
"Itu bukan makanan sembarangan. Yoongi hyung yang membawanya." kata Jungkook dengan wajah kesal. Dia mengatakan itu seolah tidak terima jika seseorang meragukan orang yang dipercaya olehnya.
"Baiklah, iya." Taehyung tidak bisa menahan senyumnya saat mendapat respon dari Jungkook yang terlihat menggemaskan baginya.
"Jungkook-ah."
Bukan hanya Jungkook, Taehyung juga ikut menoleh ketika mendengar panggilan dari Jimin. "Namamu bukan Jungkook." kata Jimin kepada Taehyung yang langsung mendengus kesal.
Akhirnya Taehyung memilih untuk membangunkan Jin dan Namjoon—agar sarapan—dari pada meladeni Jimin.
![](https://img.wattpad.com/cover/214835967-288-k442488.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly [END]
Fanfiction[방탄소년던 x 전정국] "Jika aku melepaskanmu, kau akan terbang jauh dan hancur." Tidak. Bahkan jika pun kau tak melepaskannya, dia bisa saja benar-benar hancur di depan matamu.