Se-aneh Apapun Elo, Hari tetap Berlanjut- Lusyana bagian 01

24 7 6
                                    

Bbrraaakkkkkk!! Suara gebrakan meja yang maha dahsyat baru saja berbunyi laksana tabuhan genderang perang yang siap memakan korban jiwa.

"Siapaa yang berani mindahin bangku gue?!." Teriak seorang siswi, tanpa ada yang berniat menjawabnya.

Bukan, mereka tidak menjawab bukan karena takut kepada Siswi tersebut, melainkan malas mencari gara-gara, karena salah menjawab satu huruf saja sudah pasti akan berakhir di ruang BK oleh guru BK yang paling terkenal seantero SMA Mandiri Internasional.

Bagaimana tidak? Jika sang biangnya masalah memiliki suara yang sedikit cempreng yang bisa terdengar hingga seantero kampung, yang akan membuat toa masjid iri akan kekuatan suara menggelegar miliknya itu jika sudah bersuara, maka guru BK akan datang layaknya jelangkung yang tak diundang, dan menyeret siapa saja yang bermasalah keruangannya untuk diberi tutorial siksa kubur.

Sekali lagi bukan, bukan karena sang siswi atau salah satu dari mereka mengadu ke guru BK, tetapi karena ruang kelas mereka hanya berjarak 2 kelas dari ruang BK.

"Gue nanyaa ini woyyy! Lu semua pada budek atau gimana sihhhh!!? Siapaa?! Siapa pelakunya!?" Dengan indahnya, Mata panda itu memelototi satu persatu siswa yang ada dikelas tersebut.

"Maa- maaf lusy.. ". Jawab seorang siswi yang baru saja datang dari kantin setelah menikmati jam istirahatnya.

"Hmm tii-tidakkah kamu lelah jii-jika harus be-ber bertengkar setiap hari? ". Sambungnya dengan rasa gugup sekaligus berdebar, pasalnya dia telah berbicara dengan sang queen problem+troublemaker seantero jagat sekolahan ini.

"Ba-bagaimana jika aa-aku saja yang memperbaiki letak baa-bang bangkumu?. Mungkin bangkumu ti-tidak se-sengaja tergeser saat anak-anak a-akan ke-kekantin".

Sontak saja, Lusy memutar tubuhnya dengan gaya hampir sempoyongan bak orang mabuk. Tidaak! Dia memang sempoyongan! Lusy memang sempoyongan!. Siapapun akan percaya jika yang dia lakukan itu adalah sebuah gaya, karena Lusy memang anak yang penuh dengan hal-hal yang diluar nalar manusia pada umumnya. Dia adalah manusia yang penuh dengan alibi untuk menutupi sesuatu, contohnya saja seperti saat ini. Dia memutar tubuh laksana orang dimabuk miras, padahal dia sempoyongan karena menginjak tali sepatunya sendiri yang mengakibatkan tubuhnya menjadi tidak seimbang.

"Heh! Elo wanita berkaca mata kuda! Mau jadi pahlawan lo? Gue tuh"

"Ada apa ini? Kenapa kalian ribut sekali? Kalian ini ya, selalu saja membuat masalah. Dari pada membuat masalah yang tidak ada gunanya, lebih baik kalian membuat hal-hal yang bermanfaat, belajar yang rajin agar nilai kalian bagus" Sela guru BK yang tiba-tiba hadir dalam pertarungan adu mulut antara guntur dan kentut yang tak imbang ini.

Sang guru BK pun memasuki ruang kelas tersebut dengan ogah-ogah tapi mau dan melihat sang biang keroknya

"Kamu! Kamu lagi Lusy!? tidak bisakah kamu bersikap layaknya remaja perempuan yang alim, lemah lembut dan sopan?. Kenapa setiap ada kamu selalu ada masalah?. Ayo ikut saya keruang BK". Lucy mengikuti Bu Tik dengan perasaan gembira, karena itu artinya dia tidak perlu ber-akting sakit perut atau lain sebagainya untuk menghindari pelajaran dari guru-guru yang haus akan tanya-jawab siswa.

"Jadi bagaimana? bisa kamu jelaskan mengenai tadi? Ibu yang sedang mendengarkan musik lewat earphone saja bisa mendengar kegaduhan yang kamu buat. Ada masalah apa sebenarnya?"

"Masalah adalah nama buntut saya buk. Lusyana Elfira Masalah. Jadi dimana ada masalah disitu ada saya buk". Jawab Lucy sekenanya.

" Saya tidak tahu apa yang ada dipikiran kamu Lusy, tapi tidak bisakah kamu lebih memikirkan tindakan-tindakanmu?". Sergah Bu Tik dengan tatapan tertuju pada ujung rambut hingga ujung kaki Lucy.

"Terutama lihat dandanan kamu sekarang. Kamu bukan seperti murid sekolahan pada umumnya, tapi lebih seperti orang yang sedang uring-uringan! Saya sudah sering menegur kamu tentang cara berpenampilan kamu. Tapi teguran saya mental, nggak ada yang kamu dengarkan. Sekarang mau kamu apa?". Tanya Bu Tik yang siap mengibarkan bendera putih tanda menyerah menghadapi sikap Lucy.

"Saya mau.. Saya mau ke toilet buk, kebelet niih" Ucap Lucy berjinjit-jinjit layaknya orang hmm kebelet.

Bu Tik sudah tidak tahu bagaimana cara untuk menyiksa Lusy hmm maksudnya menegur Lusy. Berbagai cara telah dilakukan, dari yang ringan hingga seberat dosa-dosa Lusy.

Dengan terpaksa ia membiarkan buruannya pergi, padahal Bu Tik tahu bahwa alasan Lusy hanya dibuat-buat untuk menghindari hukuman darinya.
Tak apa, jika saja nanti otaknya memikirkan suatu hukuman yang baru, maka Lusy lah orang yang patut dijadikan kelinci percobaan!.

Dengan semangat 45 Lusy ngacir dari ruang BK menggunakan kecepatan cahaya. Ditengah perjalanan menuju ke tempat istimewa dengan hati yang riang gembira dan wajah lecek ditekuk serta amburadul seperti biasanya, Lusy melihat sesuatu yang janggal akan penampilannya ketika ia menoleh pada kaca jendela ruang kelas yang ia lewati.
Ia berhenti sejenak untuk lebih meneliti penampilannya. Ternyata apa yang dikatakan oleh guru BK nya itu memang benar, penampilan Lusy lumayan kacau, ralat, sangat kacau!.

Ia teringat sesuatu. ia lupa menggunakan parfum saat berangkat sekolah, ia juga lupa mencuci mukanya. Bahkan menggosok gigi pun tidak, jika diingat kembali, apakah orang-orang yang berbicara dengannya hari ini tidak mencium aroma busuk yang menguar dari tubuhnya? Ahh masabodo. Toh penampilannya tidak jauh berbeda dari biasanya.

Maksud dari penampilan biasanya itu adalah mengenakan seragam layaknya siswa biasa, dengan dandanan dan aksesoris yang tak biasa. Seperti membentuk rambutnya menjadi cepolan asal laksana kaum hawa pergi mandi, menggunakan jepitan rambut dengan motif mata yang ukurannya sebesar cepolan rambutnya.

Selain itu, bagaimana bisa seorang murid mengenakan kalung bermotif rantai dengan ketebalan tidak lazim terutama untuk seorang remaja PUTRI! terlebih lagi hiasan dari kalung itu, ada yang berbentuk manusia disalib, manusia dipancung, dan manusia digantung. Tak lupa dengan gelang ditangannya yang memiliki motif sama seperti kalungnya.

Menggunakan sepatu converse yang entah disengaja atau perbuatan dari makhluk mungil dengan gigi kembar yang tonggos, sehingga motif dari sepatu itu laksana polkadot transparan, alias bolong-bolong!. Lalu dibagian belakang sepatu itu di lipat kedalam dan diinjak dengan kaki yang terpampang nyata tanpa menggunakan kaus kaki.

Belum lagi seragam yang ia rombak sendiri dengan menggunakan daya imajinasi dan ke kreatifannya hingga bisa membentuk seragam baru. Dimana baju yang awalnya memiliki kancing polos, ia ganti menjadi kancing berbentuk roda mobil dengan warna hitam metalik. Lalu, rok yang awalnya berbentuk seperti rok siswi SMA pada umumnya, ia buat menjadi rok gaul dengan tempelan stiker-stiker yang berbau kematian.

Ditambah lagi dengan ekspresi yang selalu ditampilkan oleh Lusy. Ekspresi yang ingin menjotos siapa saja yang berani menatapnya tanpa seijin dari-nya,
Ekspresi yang tak pernah menunjukkan lengkungan sedikitpun pada bibir keringnya, ekspresi yang keji dan bengis seperti siap menjadikan tumbal bagi sukarelawan yang berani menantangnya.

LusyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang