Bagian-6

76 44 6
                                    

"Kita ibarat tali sepatu, banyak lika-liku di setiap simpulnya, namun akan tetap terikat___"  Arya Vexelano Pradipta

***

"Bill? Lo baik-baik aja kan?" Sedari tadi Billa hanya bungkam. Tentu saja fani di buat bingung akan sikap Billa yg tak seperti biasanya

"Bill, serius lo kemaren gak di apa-apain kan sama Arya?" Billa menatap fani dengan tatapan yg sulit untuk di artikan

"Bill? Are you okay?" Billa hanya mengangguk dan memalingkan wajahnya ke arah lain

"Terus kenapa lo ngungsi ke meja gue sama saka? Kenapa lo gak duduk di tempat lo"

"Kali ini aja, fan. Gue lagi gak mood sama si cowo mesum, gak punya moral, tapi kalo di depan orang sok dingin"

"Maksud lo Arya?"

"Siapa lagi!" Billa ketus, lalu ia beralih untuk membaca buku novel

Tak lama, seperti biasa Saka dan Arya selalu datang di saat waktu yg bersamaan. Saka menghampiri mejanya. Dan Arya seperti biasa,  sudah pasti ia akan memanfaatkan waktunya untuk tertidur dan kembali ke alam mimpi untuk sejenak.

"Bill, lo kenapa duduk di kursi gue?"

"Buat berapa hari kedepan. Gue boleh kan duduk dulu di kursi lo, Sak?"

"Ada masalah apa emang?"

"Udah sana lo, duduk sama Arya! Gitu aja repot" semprot fani pada Saka

"Yeuu!! Nenek lampir maen nyambung aja. Sana lo aja yg duduk sama Arya" suruh Saka

"Gak mau! Udah sana- sana! Hush hush" tolak Fani, sambil mengibaskan tangannya.

"Gak! Lo aja sana pindah!" Akhirnya Saka menarik tangan Fani agar pindah ke meja Arya

"Apaan sih lo! Yaudah kalo maksa" Fani dengan senang hati pindah ke meja Arya. Toh, ia bisa puas memandangi wajah Arya.

Fani memandangi setiap lekukan wajah Arya dan menelusurinya dengan teliti, ya tuhan nikmat mana yg kau dustakan!, Batinnya

"Lo ngapain?" Ah, ternyata Arya tersadar. Buru-buru fani memalingkan wajahnya

"Ah enggak! Itu gua lagi ahh lagii--" Fani melihat ada buku yg tergeletak diatas meja dan langsung mengambilnya

"Ah iya! Gua mau baca buku" sahut Fani yg sibuk menutupi wajahnya yg tertahan malu

"Fan, buku lo terbalik" sambung Saka. 'Apaan sih ni curut, seneng banget kayaknya liat gue menderita', batinnya

Arya hanya menaikkan sebelah alisnya, lalu menggelengkan kepala.

***

Bel istirahat berbunyi, waktu yg tepat untuk memberi makan cacing-cacing di perut.

"Lo gak ikut ngantin, Bill?"

"Gak deh, duluan aja" sahut Billa, sambil menenggelamkan wajahnya di meja

"Owh yaudah" jawab Fani, dan sudah berniat melangkah kan kakinya. Namun--

"Eh Fan, tunggu!"

Gabriella - [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang