Part 23-Isi hati✅

525 177 0
                                    

Riano dan Riella mencari cari kedai yang tepat untuk mereka menyantap makanan.

Dan Riano pun memilih kedai yang sedikit kuno namun sangat aesthetic.

Kedai itu tak jauh dari area parkir mobil maupun tempat sirkus yang tadi.

"Mas" panggil Riano.

"Iya kak, mau pesan apa?" tanya pelayan.

"Beefgetthi 2, cappucino latte 1, strawberry float 1"

"Oke, silahkan di tunggu!"

Beberapa menit setelah mereka menunggu pesanan yang di pesan akhirnya pesanan itu menghampiri meja Riano dan Riella.

"Makasih" lirih Riano.

"Selamat menikmati kak"

"Riano diem aja ih. Kalau dingin ya dingin, jangan udah dingin terus diem aja. Huh" batin Riella geram.

"Kenapa?" tanya Riano yang seakan akan mendengar batinan Riella.

"Lah kok dia tau? Masa iya Riano dengerin apa yang gue omong dalam hati?" batin Riella binggung.

"Malah diem" tutur Riano sinis.

"Eeh? Gapapa, gapapa kok"

"Ohh" gumam Riano.

"Oh doang? Dasar kutub, cuek, datar!" batin Riella kesal.

Mereka pun menyantap makanannya tanpa ada obrolan sedikit pun.

Selesai makan Riella memecahkan keheningan di antara mereka berdua, karna momen ini sangat sangat menyebalkan baginya.

"Ekhem" dehem Riella.

"Hm" gumam Riano.

"Et dah gue kira dia bakal peka, huh!!" batin Riella.

"Ekhemmmm.. Khemm.. Khem.." dehem Riella lagi sambil mengelus lehernya, seakan akan ia kekurangan air.

"Kenapa?" tanya Riano masih stay dengan mimik wajah yang datar itu.

"Lo kenapa sih selalu bersifat dingin? Entah itu sama Bunda lo, keluarga lo yang lain, sobat sobat lo, orang yang ada di sekitar lo, dan termaksud gue yang sekarang ada di depan muka lo tapi lo diemin, lo acuhin" ucap Riella sambil menunjukkan jarinya ke arah dirinya sendiri, lalu ia melanjutkan perkataannya "Kenapa?" Riella geram lalu ia nyeplosin kata kata yang sedari dulu muncul di dalam benaknya itu.

"Kenapa si lo dingin? Sedingin lautan pasific tau gak? Sebeku kutub selatan tau gak?" ucap Riella yang sangat sangat cerewet itu.

Riella binggung, karna Riano tak mengubris kata katanya yang panjang itu, melainkan Riano hanya mendekati Riella dengan cara duduk di samping Riella.

Mata Riella terbelalak lebar.
Karna..

"Shhh" desis Riano sambil menaruh jari telunjuknya tepat di depan bibir Riella. Lalu ia berkata "Karna gue yakin, suatu saat nanti ada orang yang bisa mecahin kutub yang ada di diri gue serta hati gue ini Riell"

Riano menarik nafasnya, lalu ia melanjutkan perkataanya lagi "Orang tua gue udah memaklumi sifat gue yang dingin ini, begitu juga sahabat gue.

Tapi untuk saat ini gue salut banget sama satu perempuan yang udah berani ngetuk pintu hati gue, yang udah bisa buat diri gue sedikit banyak bicara, yang udah bisa menghangatkan diri gue dari beku sampe ke cair"

"Siapa?" tanya Riella to the point.

"Dia yang selalu buat gue bahagia, senyum, ketawa, ceria.. Dan dia juga yang udah ngelengkapi hidup gue ini menjadi lebih indah dari pada sebelumnya, karna cuma perempuan itu yang bisa mengubah dunia gelap gue menjadi berwarna.

Sekarang, perempuan ada di samping gue, tepat di samping gue. Dan ya, perempuan yang gue omongin itu.. Lo Riell, lo yang udah bisa buat gue kayak gini" jelas Riano dengan tatapan yang sangat serius serta meyakinkan.

Riella termenung atas kata kata Riano yang baru saja di utarakan dengan cepat. Hati Riella terenyuh, ia bahagia.

"Gue? Ah masa iya, gue kan bawel, berisik, gak jelas tapi kenapa cuma gue yang bisa mecahin sifat dingin lo? Kenapa coba?" ucap Riella yang tak percaya.

"Karna lo beda dari perempuan lain, lo unik. Lo berani ngedeketin gue duluan, perempuan lain mana berani? Ada sih, termaksud Natasyah tapi dia itu kan? Ah bikin gue jijik sama perilakunya.

Dan cuma lo yang berhasil ngetuk pintu hati gue dari sekian perempuan yang lainnya Riell, cuma lo yang gue persilahkan masuk, lo juga berani nyatain perasaan lo ke gue secara langsung.

Kalau sekarang? Bukan hanya lo aja yang berjuang untuk dapetin cinta gue, melainkan gue juga ikut berjuang demi lo. Kita berjuang bersama sama. Hati gue udah luluh sama sifat unik lo Riell. Lo udah bisa nyembuhin luka lama gue karna Falencia. Tuhan adil, Ia memberikan Angel yang cantik parasnya serta hatinya untuk di berikan ke gue" ucap Riano serius hingga tersenyum manis dan kata kata itu sangat menyentuh hati Riella sampai air mata bahagianya itu mengalir.

Riella tak percaya, apa ini hanya mimpi? Tapi kenapa begitu jelas? Batin Riella berkata seperti itu.

"Ini bukan mimpi ini realita Riell" ucap Riano.

"Lho kok dia denger lagi?" batin Riella heran.

"Ini nyata, jangan nangis Riell.. Nanti make up lo luntur" ucap Riano terkikik geli.

•••

Follow akun ini;)
Follow akun Instagram author
@cin.tahh

(Part 23 sudah di revisi)
<11 agustus 2020, 21:55-22:29>

RIANO[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang