Part 58-Menyakitkan 5

375 88 4
                                    

Jangan lupa untuk COMENT di setiap paragraf!

Keesokkan harinya Riella menyuruh Riano untuk pergi bekerja, Karna sudah hampir 2 minggu ia bolos kerja di karnakan ia selalu ingin bermanja manja bersama istrinya, Riella.

"Aaa Riella aku gak mau kerjaaaa!!" rengek Riano.

"Sttt, Kamu ini udah tua bangka masih aja ngerengek gak jelas" cicit Riella sambil memasangkan dasinya di kemeja Riano.

"Tapi aku masih kangennn sama kamuuu," rengeknya lagi.

"Kok kamu jadi kayak anak kecil gini sih? Sifat dingin kamu kemana? Sifat wibawa kamu kemana?" tanya Riella berdecak sebal.

"Sifat dingin aku udah pudar, Karna adanya matahari yang cantik kayak kamu"

"Kalau sifat wibawa aku hanya ada ketika bersama orang lain, Kecuali sama kamu"

"Heleh sok dramatis!" ketus Riella.

"Ah kamu mah gak asik,"

"Pala lo!"

"Songgong banget ya anaknya bapak jaelani," Riano menjewer telinga Riella.

"Dih enak aja! Aku anaknya bapak Ansyah Devantihull! Kamu kali anaknya bapak suroso!"

"Apaan sih apaan," Riano mengacak ngacak rambut Riella gemash.

"Yaudah sana berangkat, Hati hati ya" ucap Riella sambil mencium punggung tangan Riano.

"Iya, Aku hari ini lembur tugas udah numpuk di RS jadi pulang malem, Aku pasti kangen sama kamu" gumam Riano sambil mengelus ngelus pipi Riella lembut.

"Bagaimana kalau aku udah gak ada lagi di dunia ini Ri? Pasti kamu akan sangat sangat merindukan keberadaan diriku hehe, Semoga saja umurku di beri panjang oleh sang pencipta" batin Riella meringis.

"Aku berangkat. Jaga dedenya ya, Terus inget kata Ayah Bunda tadi malam 'jangan kelelahan' oke? Aku khawatir nih" pesan Riano sebelum pergi.

"Alay lo!"

"Songgong bat ya, Yaudah bye sayang sampai ketemu nanti malam.." Riano melangkahkan kakinya dan meninggalkan Riella di kamar.

"Aku sayang kamu Ri, Hiks.."

***

"Wah Dokter Rian baru masuk!!" teriak sang Suster, Ganjen batin Riano.

"Gw masuk karna di suruh istri," dinginnya lalu beranjak pergi meninggalkan suster ganjen itu.

Sampai di ruangnya, Riano langsung menaruh koper kerjanya asal ia malas sekali untuk bekerja.

Uang di rekeningnya masih cukup sekali untuk membiayai kebutuhan sehari hari keluarganya, Namun karna perkataan Riella tadi malam ia langsung menirutinya walau terpaksa.

Emang benar benar hanya Riella seorang yang bisa mengetuk pintu hati Riano, Yang lain mana bisa.

Tok tok tok..

"Nganggu aja," cicit Riano.

"Masuk"

Di depan sana sudah terpapar wajah laki laki yang Riano sudah pasti mengenalinya.

RIANO[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang