Part 52-Menyakitkan 3

397 100 5
                                    

"Non Riella!"

Bi Siti terkejut saat melihat ada darah di lantai yang keluar dari pusat sensitif milik Riella.

Bi Siti langsung memapah jalan Riella "Non, Bibi bawa ke rumah sakit ya" Riella mengangguk sambil menahan sakitnya.

Riano dan Sienna mendengar suara teriakkan Riella, Kemudian ia meninggalkan ruang keluarga dan beralih ke kamar.

Riano melihat Bi Siti sedang memapah Riella, Kenapa?

Riano panik saat ia melihat ada bercak dari di kaki Riella, "Riell kamu kenapa?!" pekiknya, Sontak ia langsung mengendong Riella namun dengan cepatnya Riella menepis tangan Riano kasar.

"Gausah megang aku!" cicitnya dengan mata yang merah beserta air mata yang masih membanjiri pelupuk matanya.

"Tapi Riell, Come on lah aku minta maaf Riell" lirih Riano tulus karna Riella melihat dari bola mata milik Riano, Namun Riella masih belum bisa memaafkan Riano.

"Aw.. S.. Sakitt, Bibii ayuk ke rumah sakitt hikss.." rintih Riella yang tak kuasa menahan sakit di bagian perutnya.

Mau tak mau bibi langsung memapah Riella dan mengabaikan Riano bersama Sienna.

Riano pasrah walaupun kini hati ia sedang tidak baik, Ia dan Sienna melihat Riella yang terus berjalan "Mamah.." lirih Sienna sedih.

Riella mendengar suara lirihan dari Sienna, Namun hatinya masih sakit karna Riano lebih memilih anak kecil itu dari pada dirinya.

***

Di dalam mobil Riella terus menjerit kesakitan dan terus menangis, Bi Siti dan Pak Doni merasa kasihan kepadanya, Kini mata Riella mulai membengkak karna efek ia menangis terlalu lama.

"Pak Doni.. Hikss.." cicit Riella.

"Kenapa Nonn??" gumam Pak Doni dengan raut wajah yang haru.

"Riella gak mau di rumah sakit tempat Rian bekerja, Cari rumah sakit yang lain pak.. Hikss" pintanya.

"Baiklah, Pak Doni akan mencari rumah sakit yang lain. Non Riella sabar ya" lirih Pak Doni.

***

Sampainya di Rumah Sakit Anggrek, Pak Doni langsung membopong tubuh mungil Riella dan langsung menerobos pintu masuk rumah sakit tersebut.

"Sus!! Dok!!" pekik Pak Doni berlari kesana kesini mencari Dokter maupun Suster.

Dari arah kejauhan terdapat satu Dokter yang sedang berjalan, Lalu Pak Doni langsung mengejarnya.

"Dok!! Dokter!!! Tolongg saya!!!" panggilnya panik, Dokter itu menoleh lalu ia langsung menghampiri Pak Doni.

"Ya ampun, Ada apa pak bu?!" tanya Dokter itu.

"Ini dok! Majikan saya sakitt, Tolongin dok!!" sarkas Bi Siti.

Dokter itu melirik ke arah Riella tanpa disengaja.

"Riella? Kenapa dia?" batin Dokter tersebut yang sepertinya mengenal Riella.

"Susterr!!" panggil Dokter itu, Lalu beberapa suster menghampirinya.

"Ada apa dok?!"

"Tolong bawa perempuan ini ke ruang gawat darurat! Cepat!" suruhnya.

***

"Papahhh," panggil Sienna.

"Apa sayang?" jawab Riano dengan raut wajah yang terlihat kacau.

"Ayuk ke rumah sakit, Lihat mamah Riella. Kasihan dia" Sienna menunduk sedih.

"Sienna masih memikirkan keadaan Riella, Sementara Riella? Menganggapnya ada sepertinya mustahil baginya" batin Riano.

"Eits, Jangan nunduk." umpat Riano dingin. Sienna langsung mengangkat kepalanya.

"Yaudah ayuk kita pergi ke rumah sakit," Riano mengendong Sienna dan langsung mengeluarkan mobilnya.

***

Dokter itu memasangkan infus dan sebagainya ke tubuh Riella. Ia sangat terpuruk melihat keadaan Riella yang menyedihkan seperti ini.

Karna Dokter itu sudah selesai mengobati Riella maka dari itu ia beranjak pergi keluar dari ruangan Riella.

Namun langkah Dokter itu terhenti karna tangan Riella memegang tangannya.

"Rendy.." lirih Riella yang masih memejamkan matanya.

"Riell?? Lo udah sadar??" cicit Dokter itu yang ternyata ia Rendy. Hah? Rendy?! Bukannya ia Dokter yang satu rumah sakit dengan Riano?? Tapi kok--

Riella membuka matanya lebar lebar, "Aku gapapa kan Ren? Hiks.. Hikss" tangis Riella pecah lagi saat ini.

"Sejak kapan tata bahasa Riella jadi AKU?" batin Rendy mengeyitkan dahinya.

"Lo gapapa Riell, Lo jangan nangis ya, Karna gw gak bisa kalau liat perempuan nangis" lirih Rendy lembut.

Entah apa yang merasuki Riella dengan cepatnya ia langsung memeluk tubuh Rendy dengan erat.

Rendy sempat terkejut, Namun ia menstabilkan dirinya dan langsung membalas pelukan dari Riella.

"Tumpahin segala kesedihan lo dan fikiran lo kedalam dekapan gw Riell, Cerita sama gw jangan nangis kayak gini. Mana Riella yang bawel? Mana Riella yang gak bisa diem? Mana Riella yang cerewet? Mana? Kenapa sekarang lo jadi cenggeng gini?" cicitnya.

"Hikss.. Aku lagi nangis, Jangan di ledek dong hikss.." lirih Riella.

Rendy tertawa seperti tak punya dosa, "HAHA!! Nangis kok bilang bilang" ledek Rendy agar ia bisa mencetak seyuman manis yang ada di bibir Riella.

Riella melepas pelukan Rendy, Lalu ia memukul dada bidang milik Rendy.

"Haha!! Kamu mah songgong" umpat Riella sambil menghapus air matanya.

"Nah gitu senyum, Kan cantiknya gak luntur"

•••

DETIK DETIK EPISODE RIANO
AKAN SEGERA
BERAKHIR UWAA!!

AKU SEDIHH:'(

VOTENYA!
COMENTNYA!
MAU COMENT KASAR
MAU COMENT LEMBUT
MAU COMENT SINGKAT
TERSERAH DEH!
YANG PENTING DUKUNG
CERITA INI! BUKAN HANYA
SEKEDAR MEMBACA DAN DI SIMPEN KE PERPUSTAKAAN PRIBADI!

GILA GAK NGARGAIN
BANGET!:")

DUKUNG NYA GAMPANG!
COMENT APA KEK!
DAN TEKAN BINTANG YANG ADA DI BAWAH INI, FREE gais.
Ayo buruann!!')

Ok see u nxt part!😜

RIANO[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang