Suatu senja, dimana cahaya kemerahan mampu menembus jendelanya.
Saat itu khayal dan sentimen beradu dengan logika yang nyata. Perlahan rasa ingin kembali menghampiri. Merasa tidak puas dengan yang ada, Ia kembali menatap keluar jendela.
diambilnya sebatang rokok berjenis rokok putih dari bungkusnya serta pemantik yang tepat disebelah bungkusnya. Dinyalakan dihisap dan ditiupnya perlahan.
dihisapnya lagi lebih dalam, dan mengembuskannya seperti seorang yang habis menghela nafas yang panjang.
Asap rokok hampir memenuhi wajahnya , Tetapi tak ada satupun wahyu turun padanya.
Ayu terduduk kesebuah lemari kecil yang tepat berada disebelah kiri dari jendelanya.
"Apalagi yang akan ku buat?",ujarnya dalam sebuah bisik kepada angin senja yang lewat dari jendela.
" Aku ingin berdamai dengan lara..",berbisik lagi sambil menundukkan kepalanya.
Terjebak dalam sebuah delusi, terikat, dan terbelenggu pada keinginan yang semu.Ia telah terjatuh dari tangga yang ia bangun sendiri, penyesalan adalah sesuatu yang ia miliki saat ini. Hilang akal, hilang arah tujuan.
Apa yang bisa dibuat oleh manusia tanpa gelar sepertinya? sementara pada matanya terlihat kenyataan yang sukar untuk dipercaya.
Ya..! matanya merekam segala aspek yang ada diluar jendelanya.
Ia lihat diseberang jendelanya seorang wanita berbaju merah tanpa celana, sipincang dan sisumbing saling bantu membawa sebuah ember merah kecil berisikan receh, si tua dengan mesin bajak berkaki empat dan wanita bungkuk dengan sendalnya sebelah putus.
Ayu kembali larut dalam diam yang seolah tak ada habisnya, Sembari mengulang tanya pada sesuatu yang ada didirinya.
Tiba-tiba ponselnya berdering,( ini lagunya TigaPagi, jelas tau dari petikan gitar akustik berpadu dengan alunan musik-musik tradisional khas daerah Sundanya), suara itu berasal dari atas tempat tidurnya.
"hallo, yu? apa kabar? ngopi kuy!!", (suara dari ponselnya dengan nada mengajak yang asyik) ,ternyata temannya, Ressa. (seperti yg tertulis dilayar hp ).
" iya ress.. iya baik, ngopi dimana??" ,jawab Ayu terbawa suasana.
"Di Adind Yuu,!!" ,( nama sebuah coffeeshop didaerah jogja).
"Iya, iyaa.. nanti aku kesana!", jawab Ayu..
" Sekarang yayuukkk!!.", (nama panggilan dari Ressa untuk Ayu).
" Ho ooh, OTW..", jawab Ayu sambil menghela nafas lalu memutuskan telponnya.
Dengan Black Hoddie polos, dan celana jeans aqua stelan robek di bagian lutut ,serta sebo abu-abu untuk menutupi rambut yang tak terlalu diatur, dan Ayu pun berangkat.
Ya, begitulah cara Ayu berdandan.tidak lupa singgah kesebuah warung yang tak jauh dari kostannya, demi sebungkus rokok segar.
Setelah ia dapatkan, iapun bergegas bermaksud pergi menjumpai Ressa."Everything just shade apart
But it's just the same for me
When everyone closes their eyes
But there is nothing changed in meEverything just shade apart
And now it changes in meI swallow seeds of arrogance
I feel like a diamond with no shine
My boat is sinking in the dark
But my soul was sailing to the sunEverything just shade apart
Yet there is nothing changed in meWhy I sing this song for you
Because death will do us apart
You shouldn't say good riddance to me
Cause you will fly tooAre you listening to the sound, it's like a hole in the sun?
Are you digging in the ground, just to break the bound?
Are you listening to the sound, it's like a hole in the sun?
Are you digging in the ground, just to break the bound?".._Tigapagi-Sorrow Haunt
Suara musik itu terdengar dari depan pintu Adind Coffeeshop.
Ayu sangat hafal lagu ini. karna ini lagu yang sama seperti nada dering ponselnya.Rasa penasarannya membawanya mencari sumber suara, dan alunan musik bergenre indie folk ini menuntunnya ke sebuah panggung kecil berisikan alat musik akustik dan tradisional yang beraneka.
lagu telah usai, tetapi masih terngiang ditelinganya petikan-petikan akustik yang baru saja ia dengar.
Tiba-tiba ada satu tangan yang menepuk pundaknya..
"Hay..!! mau ngobrol?? mungkin demi secangkir kopi..??". (vokalis band yang sok akrab).
" Eehhm,.".
Ayu tertunduk malu, lalu turun mencari Ressa.Ayu temui dirinya diatas panggung , tak sadar banyak yang memperhatikannya. Alunan musik indie folk telah menyesatkannya hingga ke atas panggung cafe.
dari kerumunan ,tiba-tiba ada satu tangan yang menariknya,..
"Oiii...!! loe ngapain ke atas panggung yayuuukkk..??", ujar Ressa dengan nada yang berbisik sambil terbahak.
Ayu tidak menjawab pertanyaan Ressa.
" Mana kopi gue?", Ayu salah tingkah sambil mengalihkan pembicaraan.
"Hahaha.. Pesen dulu lah yayuuukk!", Bantah Ressa ngeledek Ayu.
(Ayu duduk dan menulis pesanannya dikertas yang tersedia dimeja dan memberikannya ke pelayan agar disiapkan oleh baristanya), Setelah itu Ayu kembali duduk.Sembari menunggu kopi pesanan datang, mereka saling mengobrol-ngobrol ringan. ya, seperti percakapan dua orang yang saling kenal tetapi baru bertemu kembali.
Hingga tak lama kopi pesanan Ayu pun datang, obrolan semakin asyik dan suasana sekitarpun semakin ramai.
wajarlah, sudah pukul delapan malam waktu itu. dan itu adalah waktu yang paling sedap untuk menikmati secangkir kopi bersama teman ngobrol.★Bersambung★
°Butuh cover untuk coretan-coretan kamu? japri aja!°
cp/wa : 083841524542
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayu & Folk
Historical Fiction[Sedang revisi] / penyelesaian. Menurutmu, apa sih emansipasi itu? mengaku kuat demi suatu kesamaan hak dalam diri? merasa sanggup saat kau dipecundangi? atau mengaku lemah saat tersandung kerikil yang tak punya mata sama sekali? kenapa tidak sama-s...