Dunia Orange #part10

34 14 3
                                    


Huffttt, terlalu lama bersemedi dalam ruang gelap tak bertepi.
Hingga hati beranikan diri untuk menyambung kisah yang habis bila ku mati.

Kali ini dihantar melalui dua kata
dua kata yang mewakili segala isi hati.
"Dunia Orange"
Bagiku bukan sesimple bagaimanaku menyebutkannya.
tak sesederhana bagaimanaku menulisnya.
tak sekedar dua kata yang terdiri dari enam huruf konsonan dan lima huruf vokal saja.
melainkan sesuatu yang amat besar , yang membuatku rela berkorban  demi pencaharian makna sebuah raga.

•••

Seperti biasa, belaian lembut sinar mentari pagi menyentuh wajah Ayu dari sela-sela jendelanya.
Ayu berjalan kesudut ruang demi mencari pelepas dahaganya. Maklum saja, setelah berpuasa selama tidurnya.

Sambil membenarkan tata rambutnya, dia buka lemari pendingin mencari sesuatu yang dapat mengganjal perutnya dipagi itu. Namun Ayu tak mendapati apa-apa selain selai coklat sisa-sisa kemaren, diambilnya lalu beranjak ke kursi kayunya yang berada diteras kostan.

Memandangi keseharian para lakon-lakon duniawi melangkah tegap sambil memangku tas kulitnya.

"Pagi Yuu !" sapa Dhea (teman dari kost sebelah).

"Pagi Dee !" jawab Ayu santai.

"Ehh, gw nitip kunci ke elu ya. lu nggak kemana-mana kan? Nanti ada cowo, tinggi rambutnya rada-rada ikal, kulitnya sawo matang, nah lo kasih ke dia ya" ujar Dhea.

"Uuumm, ehh eh lama nggak?? gw mau...." baru sepotong tanya dari Ayu lalu disanggah oleh Dhea.

"nggak kok!! " Dhea langsung berlari sambil teriak ,"kelas gw udah telat nih! byee!" seperti memang terburu-buru.

Ayu berhenti dengan selai coklatnya.
Sekarang beralih ke rokok putih yang sekarang terasa murah baginya.

Eeiittsss, kok ada yang kurang. Ternyata musik kehidupan belum di stel.

Kini Cahaya orange sunrise telah berganti dengan Biru langit yang tak kalah indahnya. itu hanya menurutku, tapi tidak dengan Ayu. Mungkin dinginnya embun sudah dikalahkan oleh surya.

Ayu bermaksud beranjak dari nyamannya dipagi itu.

Saat baru saja berdiri dari kursi kayunya...

"Eehh.. Ayu!! Disini lu rupanya. Anak-anak udah pada ngopi noh." ucap laki-laki itu seperti memang telah akrab dengan Ayu.

"Ooo.. jadi elu pacarnya Dhea, wkwkwk." jawab Ayu bercanda.

"Jeeee.. Dhea itu Adek gw kali, dia nitip kuncinya ke elu?" tanya laki-laki tersebut.

Ayu & FolkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang